( Davin dan Zea berada dalam posisi saling berpelukan dengan tubuh polos hanya ditutupi selimut )
Zea merasa malam ini tidurnya sangat nyaman dan hangat sehingga dia enggan untuk membuka matanya.
Zea masih belum menyadari dan semakin memeluk erat tubuh Davin , begitu juga dengan Davin yang juga semakin erat mendekapnya.
Kemudian Zea yang merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya pun berusaha membuka matanya yang sebenarnya masih mengantuk .
Matanya terbelalak begitu menyadari dirinya berada di dalam pelukan Davin.
Hahhhhhh
"hah Davin, apa yang kamu lakukan di sini , ahhhhhh dasar mesum , di mana bajumu kenapa kamu tidak memakai baju , kamu mau menyetubuhi aku lagi, dasar brengsek kamu , pergi ahhhhh ! " Zea berteriak sangat keras membuat semua yang ada di rumah itu bangun.
Anggita dan Aditya pun kaget dan berlari ke kamar Davin .
Ceklekkk
"Zea, ada apa nak, pagi pagi sudah ribut ,kenapa kamu berteriak "
Zea menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya sendiri " ma, itu ma , ach Davin memang keterlaluan ! " ( tubuh Davin terpampang jelas menodai mata Zea)
Anggita dan Aditya langsung menghampiri Davin dan membenarkan selimutnya agar tubuhnya tertutup kembali .
" sudah mama benarkan selimutnya Zea , kamu kan istrinya seharusnya kalian sudah bisa saling terbuka dong , toh kamu akan melihatnya setiap hari " ucap Anggita.
Au
Aditya menyenggol pundak Anggita agar berhenti bicara " ma , malu , sudah ayo kita keluar "
Anggita tersenyum dan mengusap kepala Zea.
Zea mengeryitkan keningnya dan menggaruk-garuk kepalanya dan baru saja Zea juga menyadari dirinya juga tidak memakai apa apa .
" hahhh, astaga ,apa yang sebenarnya terjadi , apa semalam aku dan Davin , hahhh tidak tidak aku tidak ingat sama sekali" batin Zea .
Sementara itu Davin yang masih dalam pengaruh alkohol saat ini mulai sadar dan perlahan membuka matanya.
"au , kepala ku pusing sekali, au " Davin duduk dengan memegangi kepalanya. Sementara Zea berusaha merebut selimutnya untuk menutupi tubuhnya .
Kemudian beranjak dan berjalan ke kamar mandi , sedangkan Zea yang asyik mandi lagi lagi lupa mengunci pintunya.
Davin yang masih antara sadar dan tidak langsung saja membuka kamar mandi , dan
" achhhhhhhh ! " Zea pun berteriak dan langsung menyambar handuknya.
Davin pun juga berteriak apalagi menyadari dirinya pun tidak memakai apa apa.
Dengan cepat Davin berbalik dan menggunakan kedua telapak tangannya ,,untuk menutupi asetnya.
" hehhh , Davin ! suka sekali sih lihatin aku mandi ,dasar ! " gertak Zea dengan bersungut-sungut.
Davin pun menarik nafasnya dalam dalam
" hai , nona ! kamu yang sudah merusak hidupku , dan sekarang kamu juga merusak kehormatanku !" ketus Davin membela diri.
Zea mendengus dengan kesal " apa kamu bilang , aku merusak kehormatanmu, bukannya kamu yang sudah mencuri kehormatanku tanpa aku sadari "
Davin tersenyum dan mendekati Zea kemudian meraih dagunya " jadi kamu mau memberikannya dengan sadar , ok kita akan melakukannya dengan sadar agar kamu bisa merasakan dan tidak lagi mengatakan aku pencuri kehormatanmu "
Zea melotot tajam dan mendorong tubuh Davin (agar tidak menghalangi jalannya) kemudian keluar dari kamar mandi " dasar gila ! "
Davin tersenyum miring sebelum menutup pintu kamar mandi dan memulai ritual membersihkan diri .
Ehem
Dan seketika mereka terkejut mendengar Anggita dan Aditya sudah berada di ambang pintu dan berdehem melihat tingkah konyol keduanya.
Zea langsung menunduk karena malu sambil memegangi handuknya takut jatuh " maafkan Zea ma ?"
Anggita berjalan mendekati menantunya itu dengan tersenyum " tidak apa apa sayang , tapi mama minta jangan berteriak teriak dong , malu sama tetangga , sama mbak mbaknya di luar sana "
" habisnya Davin selalu membuat masalah, selalu membuatku emosi, ma " jawab Zea dengan memanyunkan bibirnya.
Anggita mendengus dan memberikan tas berisi baju untuk Zea.
Zea menatap mama mertuanya dengan penuh tanda tanya " apa ini ma?"
Anggita tersenyum " ini seragam sekolah kamu , mama ingin kamu kembali ke sekolah menemani Davin, jaga dia dari mata gadis gadis di luaran sana , mama percaya sama kamu sayang "
Zea mendengus kesal " ma , masa Zea yang harus menjaganya, dia itu tidak bisa dibilangi, yang ada Zea yang akan jadi bahan candaannya bersama teman temannya "
Anggita mengeryitkan keningnya" o iya , sini mama kasih tahu , kalau dia tidak mau nurut sama kamu , ya kamu ancam dong , dia itu takut statusnya ketahuan ,kamu tahu kan maksud mama ?"
Zea berpikir sejenak kemudian mengangguk perlahan.
Anggita tersenyum puas kemudian meminta Zea untuk segera memakai seragam sekolahnya dan menyelesaikan sekolahnya dengan baik .
" mama tunggu di bawah ya ?" ucap Anggita kemudian pergi dari kamar putranya itu.
Beberapa saat kemudian, Zea muncul dari kamarnya dan ikut duduk di meja makan bersama mama dan papa mertuanya.
Tak lama kemudian Davin pun keluar dari kamarnya, dengan seragam putih abu-abu rapi dan mengambil duduk di samping Zea.
Davin melotot tajam begitu menyadari Zea juga memakai seragam putih abu-abu
" hehhh, kamu mau ke mana? , bukannya istri itu tugasnya di rumah ya ?"
Zea melotot tajam dan menginjak kaki Davin membuat Davin meringis kesakitan " au , sakit tau !"
" hehhh, memangnya kamu menganggapmu istri kamu , kalau kamu saja tidak menganggapku istri mengapa juga aku harus mematuhi tugasku , enak aja !!"
Anggita dan Aditya hanya menggeleng dan meraba dadanya untuk tetap bersabar menghadapi dua remaja labil ini.
" heh non, ingat ya , jaga sikapmu selama di sekolah , jangan sampai teman teman yang lain curiga dengan status kita " bisik Davin.
Zea tertawa membuat Anggita dan Aditya menatapnya tidak mengerti .
" itu tergantung tuan muda , kalau kamu tidak mencari gara gara aku juga tidak akan membuat masalah " balas Zea.
Davin melotot tajam dan mencubit pinggang Zea " au , sakit tau Vin ach !" Zea mendorong tangan dan badan Davin .
" dasar cewek aneh " gumam Davin.
Zea mendengus kesal " kamu yang aneh !''
" kamu !"
Aditya berdiri dan menghentikan pertikaian mereka" sudah sudah sudah ! Sekarang waktunya kalian berangkat !"
Anggita menggeleng sambil memegangi kepalanya.
Davin berjalan lebih dulu dan mengendarai motor gedenya.
Aditya berjalan di belakangnya, Anggita memanggil Davin " Davin! kamu bonceng Zea dong !"
Davin tersenyum menyeringai " ma, biarkan dia naik angkot , Davin malu kalau harus bonceng dia , apa kata pacar pacar Davin nanti "
Zea melotot tajam " dasar tuan muda songong"
" lebih baik songong daripada buaya betina yang licik dan tidak tahu diri " jawab Davin enteng sambil memakai helmnya.
Mata Zea langsung melotot tajam mendengar jawaban menyebalkan dari Davin " hahhhhh apa katamu , hahhhh aku benci sama kamu Davin , awas kamu !"
Zea mendengus kesal dengan wajah merah padam dengan nafas yang memburu, Anggita dan Aditya mencoba menenangkan Zea.
Anggita berteriak dan meminta Davin jangan berangkat dulu .
" Davin!!!!! "
Dengan malas Davin pun menoleh dan mengurungkan niatnya untuk menekan starternya " ada apa lagi sih ma ?"
" kamu sungguh keterlaluan, apa begini mama ajarin kamu bersikap , bagaimanapun dia itu istri kamu , sah di mata tuhan dan negara , dosa kalau kamu terus menyiksa perasaannya seperti ini, apa lagi saat ini dia sedang mengandung anak kamu darah daging keluarga Alfarest " ucap Anggita .
Davin melihat ke arah Zea yang bersungut-sungut , Davin hanya tersenyum miring " ok , maaf , dasar cewek manja "
kemudian Davin menjalankan motornya dengan melambaikan tangannya yang membuat Zea bertambah kesal karena Davin benar benar tidak mau memboncengnya ke sekolah.
Akhirnya Zea berangkat ke sekolah bareng sama Aditya ( papa mertuanya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments