Bab 9 Reno Selingkuh?

"Makasih ya May, kamu udah nemenin aku jalan-jalan dan juga udah beli'in aku macam-macam barang mewah begini," ujar Reno. Hatinya begitu senang karena mendapatkan barang mewah yang selama ini dia incar, termasuk jam tangan yang pernah ia minta belikan dari Aisyah. Matanya berbinar melihat begitu banyak kantong belanja di tangannya.

Sore itu Reno iseng pergi ke mall sendirian, ia masih kesal dengan Aisyah yang tak bisa membelikannya jam tangan keluaran terbaru. Sudah beberapa hari ini Reno sengaja mengabaikan Aisyah. Dia sengaja tak membalas pesan atau pun panggilan dari Aisyah yang masuk ke dalam ponselnya.

Reno berjalan memasuki sebuah toko jam yang pernah ia datangi bersama teman-temannya. Di sana tak sengaja Reno bertemu dengan Maya. Reno pun menghampiri gadis tersebut dan menyapa, dan jadi lah mereka bersama. Entah rayuan apa yang dilakukan Reno hingga membuat Maya membelanjakannya begitu banyak barang mahal.

"Makasih apaan sih, aku senang kok bisa belanja'in kamu kayak gini. Semoga kamu suka ya," kata Maya sembari menggandeng lengan Reno dengan mesra.

Maya sendiri sebenarnya sangat menyukai Reno sejak pertama mereka masuk kuliah. Apalagi mereka sama-sama berada di fakultas hukum dan jurusan yang sama pula. Namun, dia harus menahan perasaannya saat tahu bahwa Reno sudah memiliki kekasih. Ketika Maya tahu siapa wanita yang menjadi pacar Reno, sejak saat itulah Maya bersumpah untuk mendapatkan Reno dengan cara apapun. Dan inilah saatnya Maya untuk merebut apa yang sudah lama dia inginkan. Tak peduli meski ia harus menghancurkan hubungan Reno dan Aisyah yang sudah terjalin cukup lama.

"Kita makan yuk," ajak Reno. Dia mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan dari gadis yang sedang merangkul tangannya itu.

"Ayuk! kamu mau makan dimana? Pilih aja tempatnya, aku yang traktir," balas Maya.

"Eh. Nggak usah, aku aja yang traktir. Kamu kan sudah banyak belanja'in aku tadi." Reno berpura-pura tak enak hati. Padahal sebenarnya ia sangat senang, dengan begitu dia tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun.

"Nggak apa-apa, aku lagi senang ini. Anggap aja sebagai rasa terimakasih aku karena kamu udah mau nemenin aku seharian ini," tutur Maya dengan polosnya.

"YES!" Reno bersorak dalam hati, rencananya berhasil.

"Yaudah deh kalo kamu maksa."

Setelah itu mereka berdua pun berjalan bersama menuju restoran jepang yang ada di dalam mall tersebut.

...****************...

Di perpustakaan, Aisyah duduk sendirian. Biasanya dia selalu bersama Shella setiap kali mengerjakan tugas di perpustakaan. Namun, kali ini Shella tidak bisa menemaninya karena dia harus mengantar ibunya ke rumah salah satu kerabat mereka. Saat ini Aisyah sedang mencari buku-buku yang bisa ia jadikan referensi untuk mengerjakan tugas dari dosennya. Setelah mendapatkan beberapa buku yang di rasa nya sesuai, Aisyah pun duduk di salah satu bangku yang ada di sudut perpustakaan itu.

Saat sedang fokus membaca salah satu buku yang tadi dia ambil, seseorang datang menghampirinya dan berdiri di sampingnya. Aisyah mendongak untuk melihat siapa orang tersebut.

"Hai, Syah!" sapa Tina, salah satu teman sekelas Aisyah. Ia pun langsung mendaratkan b*kongnya di bangku tepat di hadapan Aisyah.

"Hai Tin! Tumben lo mampir ke perpus," sindir Aisyah. Bukan tanpa alasan Aisyah berkata demikian, Tina memang sangat tidak menyukai tempat yang menyimpan banyak buku itu. Menurut Tina, perpustakaan adalah tempat yang tidak bisa membuatnya bebas bersuara. Tempat yang tenang dan tidak boleh berisik, dan itu tidak di sukai oleh Tina.

"Nyindir Lo," sarkas Tina. Ia tidak suka mendengar sindiran Aisyah barusan.

"Yaelah baper amat sih neng, bercanda gue," katanya sembari menunjukkan deretan giginya yang rapi, sementara Tina hanya memanyunkan bibirnya karena merasa kesal.

Alasan Tina ke perpustakaan sebenarnya bukan untuk belajar atau mencari buku seperti yang Aisyah lakukan. Sebenarnya tadi ia tak sengaja melihat temannya itu memasuki perpustakaan. Tina teringat ada sesuatu yang harus ditanyakan pada Aisyah, untuk itulah dia mengejar dan mencari Aisyah sampai di tempat ini.

"Oia Syah, sebenarnya ada yang mau gue tanya sama lo," katanya setelah beberapa saat mereka terdiam.

"Soal apa?" tanya Asiyah tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Hmmm ... " Sesaat Tina merasa ragu, apakah dia harus mengatakannya atau berpura-pura tidak tahu saja.

Karena tak ada jawaban dari Tina, Aisyah pun mengalihkan pandangannya kepada Tina. Dia mengerutkan keningnya melihat Tina yang tampak ragu.

"Lo mau nanya apaan sih? Kok kayak ragu gitu?"

Tina mengerjapkan kedua matanya, meski ragu tapi Tina tetap harus bertanya demi menghilangkan rasa penasarannya.

"Hmm ... Lo ... , tapi maaf nih sebelumnya ya. Kalo pertanyaan gue nanti bakal menyinggung perasaan Lo."

"Apa sih, Lo mau nanya apa? Dari tadi muter-muter doang bikin gue penasaran aja," desak Aisyah yang mulai tak sabar.

"Lo ... sama Reno udah putus belum sih?" Akhirnya terucap lah pertanyaan yang selalu membuatnya penasaran. Sedangkan Aisyah semakin mengerutkan keningnya dalam mendengar pertanyaan dari Tina.

"Kenapa Lo nanya nya kayak gitu? Gue baik-baik aja kok sama dia dan kami belum putus."

Jawaban Aisyah membuat Tina terkejut. Jika mereka belum putus lalu kenapa waktu itu dia melihat Reno bermesraan dengan Maya?

...****************...

"Aku suka sama kamu, Ren. Aku mau jadi pacar kamu," ungkap Maya.

Siang ini Maya mengajak Reno ke sebuah taman yang berada di fakultas hukum di kampus mereka. Maya sudah tak peduli lagi, dia sudah tidak bisa menahan perasaannya lebih lama lagi. Dia harus segera mengungkapkannya, tak peduli jika dia harus menjadi selingkuhan Reno. Karena Maya tahu jika hubungan Reno dan Aisyah sedang renggang. Ini adalah kesempatan dirinya untuk masuk dalam celah tersebut dan menjadi duri hingga nanti dia bisa menghancurkan hubungan Reno dan Aisyah.

"Kamu mau jadi pacar aku?" ulang Reno. Dia tak menyangka akan mendapat pernyataan cinta dari seorang wanita. Jika dulu ia yang mengejar dan menyatakan cinta pada Aisyah, tapi kini malah sebaliknya.

"Sebenarnya aku udah lama suka sama kamu. Tapi ... " Maya menundukkan kepalanya, ia ragu dan takut jika pernyataan cinta nya akan ditolak oleh Reno.

Sebuah sentuhan membuat Maya mengangkat kepalanya dan melihat tangan Reno yang menggenggam tangannya sembari tersenyum.

"Aku mau jadi pacar kamu," kata Reno cepat.

Maya begitu senang mendengar jawaban dari Reno. Akhirnya dia bisa menjadi kekasih dari laki-laki yang selama ini dia cintai diam-diam. Saking senangnya, Maya langsung memeluk Reno. Dia sangat bahagia karena cintanya akhirnya terbalas.

"Makasih ya Ren, aku senang banget akhirnya bisa jadi pacar kamu," tutur Maya yang masih memeluk Reno.

"Sama-sama May, aku juga senang kok."

Maya melepaskan pelukannya pada Reno. Dia tampak tersenyum bahagia melihat lelaki di hadapannya itu.

"Mulai hari ini kita pacaran kan?"

"Iya. Kita pacaran."

Mereka kembali berpelukan. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang melihat dan mendengar apa yang mereka lakukan dan katakan dari awal hingga akhir.

"Jadi Reno selingkuh?"

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!