#14

"Yu Wati...ada kabar hot loh..!."

wanita yang di tanyai oleh Haras tadi rupanya sudah tiba di rumah tetangganya yang berada tepat di sebelah kanan rumahnya.

"Ono opo tu Yu Sari?kok kayaknya ada berita penting.."

Yu Wati penasaran.

"Yo jelas. kalo Yu Sari sudah dapat info..itu pasti bukan info palsu alias hoaks ya..ini asli no tipu-tipu!."

"Ada apa sih,kok kayaknya seru banget ,Bu lek Sari?."

Datang juga seorang gadis,Atun,anaknya Yu Wati.

"Nah!pas sekali ada kamu,Tun!."

"Informasi yang akan Bu lek bagikan ini memang lebih pas untuk perempuan seusia kamu. kalo untuk Bu lek dan Mbok mu ini Yo.. sebenarnya sudah ndak tepat lagi."

"Kalo ndak pas..kenapa harus dibagikan?."

"Eh..Yu Wati ini piye toh..namanya info penting tu ya harus dibagikan..biar kita pada gak ketinggalan zaman."

"Jangan sampe kita didahului sama ibu-ibu kampung sebelah loh..!."

"Jadi..apa infonya,Bu lek?,saya ga sabar nih. Bu lek kepanjangan intronya!."

Protes Atun.

"Bener itu,Tun!."

Yu Wati pun ikut mendukung ucapan sang anak.

"Haduh!ibu sama anak sama aja,gak sabaran!."

Seloroh Yu Sari.

Yu Wati dan Atun hanya nyengir kuda mendengar ucapan Yu Sari.

"Eh..kalian sudah dengar belum tentang cucunya Pak Turio?."

"Cucunya Pak Turio?."

Yu Wati menggeleng.

"Kamu,Tun?."

"Belum denger,Bu lek!."

"Nah ini ni!ini yang dibilang kurang update!."

Yu Wati dan Atun saling pandang,sebelum akhirnya mereka tertawa kecil melihat ekspresi Yu Sari yang seolah bak pembawa acara berita gosip artis di televisi.

"Ada cucunya Pak Turio,yang anaknya Herawan itu loh..yang di kota."

"Oh anaknya Herawan. Lah se ingat ku..kan masih kecil.."

Yu Wati mencoba mengingat lagi saat dahulu pak Herawan dan keluarganya sering pulang ke kampung,terkhusus saat hari raya.

"Itu dulu Yu. sekarang anaknya Herawan itu udah gede,bahkan udah dewasa,udah bujang!."

"Lah..terus berita hot nya apa?."

Tanya Yu Wati yang tak sabar sekaligus bingung dengan maksud dari ucapan Yu Sari.

"Iya. Kalo cuma ngomongin anaknya pak Herawan..terus dibagian mana berita yang kata Bu lek tadi penting?."

Atun juga ikut protes.

"Makanya..mbok budayakan mendengarkan sampai selesai!."

Seloroh Yu Sari.

Yu Wati dan Atun lagi-lagi tak bisa menahan tawanya mendengar ucapan Yu Sari.

"Gini loh..tadi sebelum saya kesini... cucunya Pak Turio itu tiba-tiba menghampiri saya.."

"Apa??!."

Yu Wati dan Atun kompak.

"Tuh..kaget kan? padahal saya ceritanya baru mulai.."

Yu Wati dan Atun kompak mencibirkan bibirnya.

"Terus dia ngapain nyamperin kamu?."

"Dia tanya rumahnya Ratno."

"huh..kirain mau ngasih bunga mawar..."

ledek Atun.

gelak tawa pun langsung terdengar diantara mereka.

"Eh..bukan itu intinya. Yang buat berita ini jadi heboh adalah...wajah cucunya Pak Turio itu loh.. gantengnya pol-polan!."

Yu sari membelai sendiri pipinya dengan kedua telapak tangannya.

Yu Wati dan Atun melongo melihat ekspresi Yu Sari.

"Emang se ganteng apa sih..sampe Bu lek klepek-klepek gitu?."

Atun penasaran.

"Pokok e top mar ko top!Tun!."

Dua ibu jari Yu Sari di acungkan kearah Atun.

"Kayak si Feri?atau si Dario?."

"Feri,Dario,atau siapapun pria di kampung ini ataupun kampung tetangga,semua lewat!pokok e itu ganteng banget cucunya Pak Turio!."

Yu Sari kali ini mencubit gemes pipinya sendiri.

"Ah masa sih!?aku jadi penasaran..emang ada yang lebih ganteng dari Feri dan Dario?!."

"Tun...dia itu mirip sama Oppa yang ada di Drakor loh...beneran!."

Atun semakin penasaran.

Ia ingin bisa melihat sendiri sosok dari cucunya Pak Turio yang Yu Sari ceritakan itu. karena jika itu benar adanya,pasti akan terjadi kehebohan di kampung ini. Para gadis sudah pasti akan memperebutkan hati cucunya Pak Turio itu. Dan para pemuda sudah pasti akan mendapatkan saingan berat.

*****

"Cucunya Pak Turio?."

"Yang mana sih?kok aku belum dengar?."

"Aku juga tahu dari Bu lek Sari."

Atun sedang mengobrol dengan dua orang temannya di tempat mereka latihan menari di sebuah sanggar milik seorang warga.

"Emang kenapa dengan cucunya Pak Turio itu?."

Tanya Lela, salah satu temannya Atun.

"kata Bu lek Sari dia tuh ganteng banget orangnya."

"Emm..aku juga pas beberapa hari lalu di alun-alun..ketemu sama orang yang ganteng banget kayak Oppa Korea itu tu..e.. siapa...yang main drakor The innocent Man?."

Timpal Dewi,teman Atun yang lainnya.

"Song Jong Ki,Kah?."

Jawab Atun.

"Nah itu dia!mirip banget loh..terus kalo aku ga salah lihat dia lagi jalan sama si Ratno..anaknya Pak lek Narno yang kerja di rumahnya Pak Turio.."

"Hah..berarti...itu..."

"Cucunya Pak Turio!!."

Jawab Atun dan kedua temannya itu kompak.

"Astaga!apa jangan-jangan pria yang aku lihat itu adalah cucunya Pak Turio yang kamu maksud?."

Tanya Dewi.

"Aduh! Dewi kamu beruntung sekali..!."

Atun mencubit gemes pipi Dewi.

"Aku ada ide...!.

Ucap Lela.

"Apa?!."

"Gimana kalo pulang nari kita lewat di depan rumah Pak Turio?."

Atun dan Dewi saling pandang.

"Emm...aku malu ah!."

Seloroh Atun.

"Malu?."

"Iya. Gimana kalo pas kita lewat..terus ada orangnya lagi duduk di teras?."

"Ya..itu bagus dong!kan kita lewat situ tujuannya biar bisa lihat cucunya Pak Turio itu!.

Ucap Lela,yang kemudian di setujui oleh Dewi.

"Jangan sampe berita ini diketahui orang lain lebih dulu!."

Ucap Atun setengah berbisik pada dua orang temannya itu.

"Tapi...apa Bu lek Sari bakal ga ngomong ke orang lain selain kamu dan ibu mu?."

Tanya Lela.

"Iya,bener itu. kan,secara kita tahu gimana Bu lek Sari itu..dia kan wartawannya kampung kita..."

"Iya,aku setuju sama Lela. Nanti yang ada kita malah keduluan sama orang lain..aku ga rela kalo sampe ada orang yang duluan bisa kenalan sama dia.."

Rengek Dewi.

"Yo wis,berarti kita sepakat ya..pulang nari kita lewat jalan yang mengarah ke rumah Pak Turio ya?!."

"setuju!."

Jawab mereka kompak.

******

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!