Haras memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi,membelah padatnya jalanan kota dimalam itu.
Ia sangat marah,tapi ia tak berdaya untuk bisa melampiaskan amarahnya itu. Keputusan sang papa dinilai sangat tak adil untuknya.ia bisa saja nekat ,kabur dari rumah.Tapi,itu sama sekali tak berguna.ia belum bekerja. Sekalipun ia paksakan untuk bekerja, pekerjaan serabutan mungkin yang akan dia dapatkan.
Dan dengan penghasilan yang tak seberapa, bagaimana bisa ia akan menjalani kehidupan.ia sudah terbiasa hidup mewah. Semua keinginannya selalu terpenuhi.ia tak sanggup jika harus hidup dalam kondisi yang serba kekurangan.
"Jallo!dimana lu?!."
seseorang rupanya menelpon Haras.
"ada apa?".
Kawab Haras lesu.
"Kita lagi nongkrong ni?!."
"Ikutan gak?!."
"Mongkrong dimana lu?."
Wajah Haras mulai sedikit berbinar.
"Di tempat biasa."
"Buruan..nih!ada Aydra juga."
"Aydra?serius lu?."
"Ya elah...emang kapan gua gak serius?!."
"Oke deh No,gua segera meluncur ."
Ucap Haras pada Kino,orang yang berbicara ditelpon dengannya itu.
Haras mulai kembali bersemangat.meski esok mungkin ia akan segera kehilangan semuanya yang selama ini ia miliki, setidaknya malam ini ia masih bisa menikmati kesenangan yang seperti biasa ia lakukan.
Mobilnya terus melaju dengan cepat menuju ke tempat yang di maksud oleh Kino di telpon tadi.
Tak berselang lama,ia akhirnya sampai juga di sebuah klub malam.
Suasana di klub itu begitu ramai.ini memang malam Minggu, itulah sebabnya suasana klub ramai karena banyak orang-orang yang sudah seminggu ini bekerja,dan mereka memilih mencari hiburan di akhir pekan seperti ini untuk melepas lelah dan penat.
Setelah memarkirkan mobilnya,Haras langsung masuk kedalam klub.
Suasana didalam yang hingar bingar langsung menyambut kedatangan pemuda dua puluh dua tahun itu.
Haras celingukan mencari keberadaan rekan-rekannya.
"Ras!sini!!."
Saat Haras sedang kebingungan, tiba-tiba ada yang berteriak memanggil namanya.
Haras menoleh kearah sumber suara itu,dan setelah memastikan siapa orang yang memanggilnya itu,ia pun bergegas menuju ke tempat orang tersebut.
"Hai bos!!."
Sapa seorang pria yang bertubuh kekar dengan tato bunga di lengan kirinya.
Dia adalah Kino,teman Haras yang menelponnya tadi.
"Ini..ni..yang ditunggu-tunggu."
Sahut seorang lainnya,seorang pria berambut pirang,Hendrik namanya,ia juga teman Haras.
Selain Kino dan Hendrik,masih ada dua lagi teman Haras yang sedang nongkrong di tempat itu,ada Gabin dan Roski.
Haras langsung duduk di atas sofa.
Di meja kaca dihadapan mereka ada beberapa botol minuman,dan piring berisi camilan.
Mata Haras memandang kesana-kemari, seolah sedang mencari sesuatu.
"Mana Aydra?kata lu ada dia!?."
Tanya Haras pada Kino dengan setengah berteriak,karena suara dentuman musik yang cukup keras.
"Aydra?."
"Tu dia!!."
Ucap Kino sambil menunjuk kesebuah arah.
Mata Haras mengikuti telunjuk Kino,ia melihat seorang wanita yang sedang asyik berjoget dengan menegang gelas kaca ditangannya.
"Gua kesana dulu ya?."
"Boleh..tapi..traktir kita yak?!."
Seloroh Hendrik.
"Terserah lu pada!!."
Haras tak perduli,ia langsung bergegas menuju Aydra yang masih asyik berjoget diiringi dentuman musik disko.
Ia langsung menarik lengan Aydra.
Aydra kaget.
Dibawah lampu klub yang temaram,ia berusaha melihat siapa orang yang sudah menarik lengannya .
"Si..siapa sih lu?!."
Tanya Aydra yang sepertinya sudah mulai mab*k.
Haras terus menarik tangan Aydra,ia membawa sang pacar ke sudut ruangan.
Ia langsung mendudukkan Aydra disebuah sofa.
"Si..siapa sih..?pake acara tarik-tarik tanganku..sakit nih."
Ucap Aydra dengan mulut yang beraroma minuman.
"Udah mabu*k aja sih lu!."
Haras nampak kesal.
"E.e..kayak su..suara Ha..Haras ya?."
Aydra sepertinya mengenali suara sang pacar.
"Ngapain sih pake acara minum kayak gini?."
Protes Haras.
"Emang kenapa..?ga boleh?biasanya kita juga minum kan?".
Tanya Aydra dengan mata yang sayup.
"Iya..tapi lu gak pernah sampai kayak gini..."
"Sorry..gua terpaksa Beb...."
Tiba-tiba ekspresi wajah Aydra berubah,dari yang ceria menjadi sedih.
"Terpaksa?!."
"Siapa yang maksa lu?."
"Kino?Hendrik?Gabin?...atau.Ros...."
"Bukan.bukan!!."
"Jadi siapa?!!."
Nada suara Haras meninggi.
"Lu...!!."
Tunjuk Aydra.
Haras mengerutkan keningnya,ia tak paham dengan maksud dari Aydra.
Ia lalu tersenyum kecut,merasa kekasihnya itu sudah mabu* berat sehingga ia meracau.
"Apa-apaan ini..kenapa jadi gua yang jadi sasaran?,gua kan baru datang?!."
Protes Haras.
"Kenapa lu ngelak?."
"Lu gak mau tanggung jawab gitu?."
"Hah..?!."
Aydra bangkit dengan sempoyongan.
Ia meraih jaket Haras dan dengan tenaga yang lemah,ia mencengkeram kerah jaket sang kekasihnya itu.
"Lu..jangan macam-macam ya Ras!gua bakal. bilang ke Papi..kalo lu udah menghancurkan hidup gua..!!".
"Apaan sih ini..?."
Haras kaget dengan ucapan Aydra.
Ia tahu Aydra sedang mabu*,tapi kenapa ia berbicara seperti orang yang memang sedang patah hati.Karena selama ini,ia tak pernah meracau seperti itu saat sedang tak sadar.
Haras kembali membimbing Aydra untuk duduk lagi.
Aydra sempat memberontak,tapi karena tubuhnya yang lemah, akhirnya ia pun menurut dan kembali duduk di sofa.
Haras garuk-garuk kepala,ia makin pusing.Satu masalah belum usai,kini malah timbul masalah baru.
Ia yang tadinya datang ke tempat ini untuk melepaskan rasa kesalnya dengan bersenang senang,kini justru harus menghadapi ko sisi yang rumit.
Aydra terus mengoceh tak jelas.Terkadang ia tertawa,terkadang juga marah.
"No,sini lu!."
Perintah Haras lewat telepon.
Tak berselang lama, Kino sudah sampai.
Ia kaget melihat Aydra yang duduk lunglai di sofa sambil terus mengoceh.
"Kok udah tel*r aja ni bocah?."
Tanya Kino.
Haras mengangkat bahunya.
"Serius lu?!."
"Yah gua mana tau.tadi pas gua temui..dia udah gini..mana dia meracau terus.Pas gua tanya..katanya gua yang buat dia kayak gini".
Kino manggut-manggut mendengar penjelasan Haras.
"Kayaknya dia udah tau deh..."
Ucap Kino.
"Tau apaan?."
Haras penasaran.
Kino menatap serius kearah Haras.
"Tentang elu!."
"Gua....?!."
Kino mengangguk.
"Emang gua ngapain..kok dia sampe kayak gini.?."
"Jadi lu beneran gak tau?."
Tanya Kino lagi.
Haras menggeleng.
"Dia mungkin udah tau kalo lu..lu..bakal pindah ke kampung bokap lu!."
Mata Haras melotot mendengar perkataan Kino.
Ia tak tahu bagaimana bisa Aydra tahu tentang hal itu.Padahal ia tak pernah bercerita pada siapapun.Termasuk aydra.tapi mengapa,kini bukan hanya Aydra saja yang sepertinya sudah tahu,tapi Kino dan juga mungkin teman-teman yang lain sudah mengetahui ihwal tersebut.
Tapi bagaimana mereka bisa tahu soal itu.
"Darimana mereka tahu ya?.'
Haras berpikir keras,ia sangat penasaran siapa gerangan yang sudah membocorkan rahasia tersebut.
Pikirannya kini bertambah kacau dan rumit.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Queen Sando
oke siap
2024-05-01
1
Bilqies
mampir lagi Thor
2024-05-01
0
Bánh tẻ
Makin ngerti hidup. 🤔
2024-03-13
1