#2

Bu Selvi dengan langkah yang hati-hati mendekati sang suami.

Pak Herawan tampak sedang berdiri di balkon rumahnya,entah apa ia sungguh sedang menikmati pemandangan sunset di sore itu,atau justru sedang berusaha untuk menenangkan hatinya.

"Tidak usah memohon lagi!."

Tiba-tiba pak Herawan berbicara, rupanya ia sadar akan kehadiran Bu Selvi.

Bu Selvi terkejut,namun ia berusaha untuk tenang.ia sebisa mungkin ingin berusaha untuk menghentikan keputusan suaminya itu.apapun alasannya,tetap saja,mengirim Haras ke kampung ia anggap bukanlah sebuah solusi yang tepat.

"Tapi Pah..ini terlalu mendadak bukan?aku takut Haras belum siap."

"Mah..aku melakukan ini bukan karena aku ingin menghancurkan hidup anak kita.tapi aku justru ingin membuat ia menjadi pribadi yang lebih baik!."

Pak Herawan berusaha mempertahankan keputusannya.

"Ia sudah sangat kelewatan!."

Pak Hermawan memandangi langit sore yang mulai berwarna jingga.pemandangan yang sangat indah sebenarnya.langit jingga yang membentang di atas hamparan kota yang dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi.

Tatapannya nanar,jauh mengembara seolah berusaha menembus langit dan meninggalkan semua kerumitan yang ada di bumi.

"Anak itu terlalu kita manjakan Mah.selama ini kita selalu turuti apapun yang ia inginkan. Sehingga lihatlah!lihat sekarang.. sekarang ia pun sudah tak terkendali lagi."

"Pah...kita harus maklum.. namanya juga anak muda..jiwa mereka masih labil!."

"Apa?maklum?!".

Pak Herawan yang semula sudah mulai tenang,kini kembali berapi-api.

Ia memalingkan lagi tubuhnya pada Bu Selvi,dan kini keduanya sudah saling berhadapan.

"Mah..kau ini apa tidak sadar?,karena sikapmu yang terlalu memanjakan Haras, itulah yang akhirnya membuat dia tumbuh jadi manusia yang tidak berguna seperti sekarang!."

Nada bicara pak Herawan meninggi.

"Kau turuti setiap ia inginkan sesuatu,uang jajan yang jor-joran, akhirnya membuat ia berbuat sesuka hati. Kuliah malas-malasan,suka hura-hura,pergi ke tempat yang tak jelas dan pulang sampai larut malam. Bahkan saat aku tidak merestui hubungannya dengan anak Pak Edy itu,ia tetap saja nekat!!".

"Aku sudah hilang kesabaran Mah!."

Pak Hermawan sangat menggebu-gebu,ia seolah menumpahkan segala kegundahan hatinya yang selama ini selalu ia pendam.

Bu Selvi hanya mampu diam tertunduk.

Dalam hatinya,ia sebenarnya setuju dengan apa yang suaminya katakan itu.

Haras memang selama ini hidup dengan cara yang kebablasan. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak perbuatan putera tunggalnya itu yang membuat ia dan suaminya kecewa.

Padahal ia juga tahu,jika Pak Hermawan sesungguhnya sedang mempersiapkan Haras untuk menjadi penerus bisnis yang milik mereka.

Tapi yang ada, Haras justru seperti tak tertarik sedikitpun dengan bisnis,ia lebih suka kebut-kebutan di jalan dan pesta pora di klub malam.

Wajar jika pak Hermawan merasa sangat kecewa pada putera semata wayangnya itu.padahal harapan yang sangat besar ia percayakan pada anaknya itu.

*****

"Gimana Mah?apa Papa mau mendengar ucapan Mama?."

Haras memberondong Bu Selvi dengan pertanyaan saat Bu Selvi baru saja masuk ke dalam kamar Haras.

Wajah Bu Selvi tampak lesu. Ia tak menjawab pertanyaan Haras,ia langsung duduk di pinggir tempat tidur.

"Jangan bilang kalo Mama ga bisa buat Papa berubah pikiran."

Haras mulai khawatir, manakala ia melihat gestur sang mana yang tampak lesu.

Bu Selvi lagi lagi tak menjawab,ia masih diam.

"Oh myGod..hancur sudah!hancur!!."

Pekik Haras.

Pemuda itu mondar-mandir ke segala arah di dalam kamarnya yang di penuhi ornamen bohemian itu.

"Oke Haras..hidupmu sudah tamat. Sekarang harus aku ucapkan...selamat datang di neraka!."

Haras melempar beberapa barang ke sembarang arah.

Hingga suasana gaduh terdengar.

Bu Selvi kaget melihat tingkah anaknya itu.

"Haras!!hentikan!!."

Teriak Bu Selvi sambil bergegas menahan tubuh Haras.

"Sudah cukup!!."

"Tidak Mah!!."

"Jangan hentikan aku!!."

"Aku sudah tidak tahan lagi Mah!."

Teriak Haras seperti orang yang kerasukan.

Ia berteriak,menangis dan mengumpat.

Ia sungguh putus asa.

Segala kehidupan mewah dan penuh kesenangan akan segera ia tinggalkan.

Hiruk pikuk kota dengan segala fasilitas nya yang selama ini ia nikmati,akan segera menjadi kenangan saja.

Tinggal menghitung jam,Haras akan berpisah dari orang tuanya, teman-temannya,dan juga sang kekasih.

Menyebut nama yang terakhir ini,batin Haras terasa sangat terguncang.

Bagaimana bisa ia harus berpisah dari Aydra,gadis cantik nan seksi* itu adalah satu satunya wanita yang benar benar bisa membuat Haras mabuk kepayang.

Ia sudah sering menjalin asmara dengan banyak wanita,namun saat bertemu Aydra,Haras langsung bertekuk lutut.ia benar-benar cinta mati pada gadis yang juga berkuliah di kampus yang sama dengannya itu.

"Lepaskan aku Mah!!."

Haras memberontak,ia mencoba melepaskan Bu Selvi yang terus mendekap erat puteranya yang sedang marah itu.

"Tidak! Mama tidak akan melepaskan mu sebelum kau berjanji untuk tak seperti ini lagi!".

Teriak Bu Selvi.

Tapi,Haras tak perduli.

Ia terus memberontak hingga akhirnya ia berhasil melepaskan dirinya.dan tanpa menunggu lagi,ia langsung meraih jaket yang terletak di atas tempat tidur.

Dan dengan cepat ia keluar dari kamarnya itu.

"Haras!kau mau kemana nak??!."

Bu Selvi berteriak,mencoba menahan Haras yang keluar dengan terburu-buru.

Haras acuh.pemuda itu terus berjalan tanpa memperdulikan sang ibu yang terus memanggil namanya.

"Haras!jangan pergi nak!mama mohon sayang, dengarkan Mama..!!."

"Harasss...!!!!."

Teriakan Bu Selvi kian keras seolah memenuhi seisi rumah mewah itu.

Rupanya teriakan Bu Selvi itu terdengar hingga ke lantai dua,tempat pak Hermawan tadi berada.

Pak Hermawan segera bergegas turun ke lantai dasar.ia mencari darimana sumber suara teriakan itu.

"Ada apa Mah?!."

Tanya pak Hermawan pada Bu Selvi yang sedang berdiri sambil menangis.

"Haras Pah...Haras...!!."

"Ngngngng....!!."

Bu Selvi merengek,seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan mainan oleh orang tuanya.

"Ada apa dengan anak paya* itu?apa dia berulah lagi?!."

Pak Hermawan bukannya iba mendengar keluhan istrinya,ia malah merasa kesal.

"Papa!!Papa ini keterlaluan! bagaimana kalau terjadi apa-apa pada anak kita?!."

Protes Bu Selvi,sambil menyeka air matanya.

Pak Hermawan tetap tak perduli,ia tetap merasa kesal pada Haras.

"Kenapa kau baru khawatir sekarang Mah?bukankah selama ini anak itu sering berbuat sesuatu yang tak baik?."

"Kau sadar dengan semua itu...tapi kau tenang-tenang saja."

Celetuk pak Hermawan.

"Papa sungguh tak punya perasaan...!!."

Bu Selvi kecewa pada suaminya,ia langsung berlari naik tangga menuju lantai atas. Tangisnya pecah lagi,kali ini bukan hanya karena ia cemas dengan kondisi Haras,tapi juga karena ia merasa kecewa dengan sikap suaminya yang terlalu keras kepala itu.

******

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

Hai salam kenal Thor....
aku udah mampir yaaa, jangan lupa mampir juga di karyaku...
baca dengan benar ya Thor jangan sampai lompat bab dan jangan asal scroll kasih like itu bisa mempengaruhi ritensi karya 🙏

2024-04-30

2

Ken ZO

Ken ZO

Ughh, bagus banget, aku suka banget sama tokohnya 😍.

2024-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!