#4

Dengan dibantu oleh rekan-rekannya,Haras memapah Aydra menuju mobilnya.

Hari sudah sangat larut malam.Gagal sudah niat Haras untuk bersenang-senang malam ini.Padahal ini malam terakhir baginya untuk tinggal di kota ini.

Semuanya sudah hancur.Jangankan untuk bisa membuat momen indah perpisahan antara ia dan Aydra,yang ada ia malah harus repot akibat ulah sang pacar.

Haras memang merasa bersalah karena sudah membuat gadis yang sudah ia renggut kesuciannya sejak masih di awal pacaran, menderita seperti saat ini.

"Hati-hati Ras!!."

Ucap Kino saat ia dan teman-temannya selesai membantu Haras memasukkan Aydra kedalam mobil Haras.

Aydra terus mengoceh tak karuan.meski tubuhnya sudah lunglai dan matanya juga sudah sayu.Tapi ia masih memiliki energi untuk terus berbicara kesana-kemari tanpa arah dan maksud.

"Gua cabut ya?!."

Haras pamit pada teman-temanya.

Semuanya sudah kacau.Ia bahkan belum sempat menjelaskan pada mereka jika besok ia akan pindah ke kampung.Tapi,meski belum ia jelaskan, teman-temannya itu juga sepertinya sudah tahu tentang hal tersebut.

Selesai berpamitan,Haras langsung memacu mobilnya menuju ke rumah Aydra.

Malam terus merangkak, menghadirkan suasana gelap dan dingin yang mendekap.

Butuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa sampai ke rumah Aydra.

Suasana di rumah berlantai dua itu tampak sepi.

Saat Haras membunyikan klakson mobil,ia harus menunggu beberapa saat hingga ada seorang wanita paruh baya yang dengan buru-buru membuka pintu gerbang rumah Aydra.

"Loh..tuan Haras?."

Wanita itu kaget saat tahu yang datang adalah haras.

"Papi sama maminya Aydra ada Bi?."

tanya Haras.

"Ga ada tuan.ke luar kota udah dua hari."

jawab wanita yang mengenakan daster itu.

"Oh..kapan pulangnya?."

"Mungkin dua hari lagi..maaf ada apa tuan?."

"E..enggak..i..ini..Bi..!."

Haras menunjuk pada Aydra yang sudah tertidur di dalam mobil.

"Mon Aydra!?."

"Ayo bantu aku Bi!."

"Loh ada apa toh tuan?."

"Kayaknya dia banyak minum deh!."

Ucap Haras sambil memapah Aydra dibantu oleh wanita tadi yang merupakan asisten di rumah keluarga Aydra.

Haras dan asisten Aydra langsung membawa gadis itu masuk ke dalam kamarnya.

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi?."

"tidak Bi!."

"E..saya akan tungguin Aydra...siapa tahu dia nanti tersadar.."

Ucap Haras.

Asisten Aydra itu hanya mengangguk, dan kemudian pamit untuk pergi.

Haras menatap Aydra.

Wajah Aydra yang berantakan itu tetap terlihat mempesona.

Haras sungguh masih tak percaya jika hari ini adalah hari terakhir yang akan ia lalui bersama Aydra.

Dan setelah esok tiba,semuanya pun akan segera berakhir.

Jubungan asmaranya yang selama ini sudah ia rajut dengan berbagai momen yang terjadi,semua itu hanya akan menjadi cerita dan kenangan.

Haras akan melepaskan semuanya tentang Aydra,tentang wajah cantiknya,tentang tubuh seks*nya,tentang kegila*n mereka pada dunia percintaan di atas ranj*ng,semua itu akan segera ia tinggalkan.

Haras sungguh tak kuasa membayangkan semua itu benar-benar akan terjadi pada dirinya.

"Ras..Haras...gua mohon..jangan pergi Ras!!."

Tiba-tiba Aydra mengigau.

"Ay..lu udah sadar?!."

Tanya Haras.

Ia melirik arloji di tangannya,sudah hampir satu jam rupanya ia duduk menunggui Aydra.

Aydra menatap Haras.

"Haras??."

Ia seolah tak percaya jika orang yang ada di dekatnya adalah sang kekasih.

"Dengan tubuh yang masih lemah Aydra mencoba bangun,dan dengan segera ia memeluk Haras dengan erat seolah tak ingin melepaskannya walau untuk sedetik saja.

"Kangan pergi Ras..please!!."

"Gua gak bisa hidup tanpa lu Ras!!."

Tangis Aydra pecah seketika.

Haras dilema.

Batinnya ikut teriris melihat kenyataan yang ada.

Ia tahu Aydra sangat terpukul dengan berita kepergian dirinya besok.

Tapi Haras tak bisa menolak keputusan sang papa yang seolah seperti takdir baginya.

"Gua rela melakukan apapun asal lu ga ninggalin gua Ras..!."

Ucap Aydra dengan suara parau.

Haras hanya diam sambil terus mendekap erat tubuh Aydra.

Dua insan itu larut dalam kesedihan yang luar biasa,cinta mereka yang sudah terjalin lama, nyatanya kini tak bisa lagi untuk dipertahankan.

Semuanya akan segera berakhir,jika pagi menjelang, disaat itulah gerbang kesedihan sudah terbuka dengan lebar dan siap mengantarkan keduanya pada perpisahan. Yang entah sampai kapan mereka akan bisa bertemu lagi,atau bahkan mereka tak akan pernah bertemu untuk selamanya.

*****

"Haras!!!!!."

Terdengar suara pria berteriak memanggil Haras.

Seorang wanita datang dengan terburu-buru.

"Maaf tuan..ada yang bisa saya bantu?!."

Tanya wanita itu .

"Minta Haras untuk keluar, katakan padanya waktunya sudah tiba!."

Ucap pria itu yang adalah pak Herawan.

Setelah menunggu beberapa saat, munculah Haras dari dalam rumah Aydra.

Rambutnya kusut,ia juga hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada.

Sambil mengucek matanya ia keluar.

"Siapa yang mencari gua?."

Tanya Haras.

"Aku yang mencari mu!."

Hardik Pak Herawan.

Haras kaget bukan main saat melihat di depan pintu sudah ada sang papa.

Wajah Pak Herawan memerah menahan amarah.

"Sudah cukup!cukup sampai disini semua kegila*n mu ini,waktumu sudah habis!."

Ucap Pak Herawan dengan nada tinggi.

"Tapi Pah...".

"Tidak ada tapi-tapian..ayo kita berangkat!"."

"Apa?berangkat?."

Haras kaget.

"Iya.kenapa?apa kau belum berkemas begitu?."

"I..itu.."

"Semua barangmu sudah dikemas dan sudah ada di dalam mobil."

Haras melongo mendengar ucapan papanya.

Saat mereka sedang berdebat, tiba-tiba Aydra muncul.

"Siapa sayang yang mencari mu pagi buta seperti ini?."

"E..sayang ...ini..".

"Oh Pap..eh..Om Herawan..."

Aydra merasa salah tingkah saat melihat papanya Haras sedang berdiri di depan pintu.

Ia pun buru-buru membenahi baju tidurnya yang cukup seks*.

"Masuk dulu Om?."

Ajak aydra.

"Tidak terima kasih.saya sedang buru-buru!"."

"Ayo Haras kita harus pergi sekarang!".

Ajak kak Herawan.

"Apa?se..sekarang Om?!."

Aydra kaget.

"Tapi om..kami..kami belum siap untuk berpisah!."

Kedua mata Aydra terasa berat,ada sesuatu yang tiba-tiba saja memenuhi kelopak matanya.

"Belum siap?terus saya harus menunggu kalian siap?begitu?."

"Heh!peraturan macam apa ini.."

celetuk pak Herawan.

Haras dan Aydra saling pandang.keduanya masih tak percaya jika hari ini benar-benar telah tiba.waktu yang sangat mereka benci.

"Ayo Ras!jangan uji kesabaran Papa!."

Pak Herawan langsung menarik lengan Haras.

"Pah..aku harus pamitan sama Aydra..ada yang ingin aku katakan!!".

"Tidak ada!tidak perlu!."

Pak Hermawan tak bergeming,ia terus menarik paksa Haras.

"Om..Om..saya. mohon Om.. izinkan kami untuk bicara sebentar saja Om..please Om!!."

Aydra terus memohon sambil mengikuti pak Herawan.

Pak Herawan langsung memasukkan Haras ke dalam mobil.

Sejurus kemudian ia pun langsung masuk ke dalam mobil,dan duduk di kursi kemudi.

"Om!Om!..tolong om!!."

"Saya ingin bicara pada Haras Om.. sebentar saja!!."

Aydra terus memohon.

"Haras!!buka Ras!."

Aydra kini berpindah pada Haras.

Ia mengetuk jendela mobil.

"Sayang..sorry...!!."

Itu kalimat yang Haras mampu katakan.

"Pak Bayu..bawa mobil Haras pulang!."

perintah pak Herawan pada supir pribadinya.

Dan ia sendiri langsung menjalankan mobilnya.

"Harassss...!!!!."

Teriak Aydra,saat mobil itu melaju.

Tak ada kata yang bisa ia ucapkan sebagai salam perpisahan antara ia dan Haras.

Semua terjadi begitu cepat,hingga ia masih tak menyadari jika Haras benar-benar sudah pergi dari hidupnya.

"Haras... ngngngng!."

Tangis Aydra pecah.

"Om Herawan...kau sudah melakukan kesalahan besar karena sudah memisahkan kami..aku pastikan kau akan membayar semua ini.."

*****

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

hai Thor mampir lagi niih

2024-05-07

1

Queen Sando

Queen Sando

mantap Thor..👍❤️

2024-05-07

1

Queen Sando

Queen Sando

mantap KK..👍❤️

2024-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!