Bab 6. Bimbang

Rayyan tidak memperhatikan ucapan Mira, dia kemudian berbalik dan ingin keluar, hanya mengambil dua langkah dan melihat kedua anaknya, Reva dan Davin yang berdiri di depan pintu memandang mereka dengan ngeri.

Reva melihat Ayu, matanya menjadi merah tanpa sadar, dan dia bergumam,

"Ayah, Ibu, apakah kalian bertengkar?"

Rayyan mendengar suara itu, dan melihat kedua anak itu, menangis pelan.

Rayyan dan Ayu tidak tahu harus berbuat apa. Untuk beberapa saat mereka saling memandang, dan akhirnya Rayyan berkata, " Ayah dan Ibu tidak sedang bertengkar, tapi kami sedang mendiskusikan sesuatu"

Ayu juga menjawab, " Ya, itu benar ini bukanlah pertengkaran."

Kedua anak itu berjalan selangkah demi selangkah sambil menatap mereka berdua.

"Benarkah?" tanyanya serempak.

Kedua anak itu sangat tidak begitu percaya akan hal itu. Tadi begitu mereka sampai di depan pintu, mereka mendengar dengan jelas pembicaraan dari dalam rumah dan mereka sedikit mengerti hal itu, kedua orangtuanya sedang bertengkar.

Rayyan dan Ayu mendekat meraih mereka dan membujuk,

"Memang benar, kami tidak bertengkar."

Setelah Ayu selesai berbicara, mereka saling memandang dan tersenyum.

Melihat mereka seperti ini, kedua anak itu sedikit percaya. Davin mengulurkan tangannya dan meraih tangan Rayyan dan berkata,

"Ayah jangan bertengkar dengan Ibu."

Setelah Davin selesai berbicara, Reva berkata,

"Ayah lihat dirimu, kamu tidak tahu bagaimana mengatakan hal hal yang baik, dan kamu tidak membujuk Ibu, dan sekarang kalian bertengkar"

Rayyan terkejut dan berbalik untuk melihat Ayu. Reva mengulurkan tangannya di leher Ayu dan memandang Rayyan dan berkata,

"Jika Ayah membuat Ibu marah, aku akan pergi dengan Ibu."

Rayyan tidak tahu harus berkata apa. Hatinya masam tapi dia tetap tersenyum dan berkata,

"Ayah tidak akan bertengkar dengan Ibumu lagi."

Mendengar ucapan Rayyan, Davin berkata cepat,

"Kalau begitu Ayah harus meminta maaf kepada Ibu. Ibu berkata jika kamu mengetahui kesalahan, kamu akan menjadi anak yang baik."

Rayyan segera berbalik untuk melihat kearah Ayu dan berkata,

"Maaf, ini memang salahku sebelumnya. Aku seharusnya tidak berbicara kepadamu dengan keras."

Apa yang bisa Ayu katakan, kedua anaknya itu menatapnya dan harus memberinya senyuman,

"Tidak apa-apa, sungguh."

Reva hanya melihat kedua orang tuanya itu berbicara dan meminta maaf dan masalahnya pun selesai.

Kedua anak itu saling memandang dan tersenyum bahagia dan kemudian Reva berkata,

"Baiklah kalau begitu. Ayo Dek, kita kembali ke kamar dulu untuk berganti pakaian setelah itu kita bisa kembali kemari"

"Ya, sebaiknya kalian bergegas. Kakek dan Nenek kalian juga Buk de Mira dan Pakde Yudi ada didalam, sementara Ayah akan pergi keluar sebentar" setelah mengatakannya Rayyan segera berbalik dan pergi.

"Bu, kenapa Ayah terlihat terburu buru, dia mau pergi kemana ?" Davin melihat Ayu yang terdiam.

"Sudahlah Dek, sebaiknya kita masuk. Bukankah tadi Ayah sudah bilang hanya sebentar" Reva membujuk adiknya itu untuk segera masuk ke dalam rumah.

Melihat mereka bergerombol di pintu, Mira menghampiri mereka, membujuknya dan berkata,

"Kalian masuklah, jangan khawatirkan Ayah kalian. Apa kalian tidak merindukan kami ?"

Reva menghampirinya, mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangannya kemudian memeluknya erat dan berkata,

" Tentu saja aku merindukan Buk de. Kak Rania tidak ikut Buk de ?" disampingnya Davin melakukan hal yang sama mencium punggung tangannya dan memeluknya sesaat. Mira melihat kerinduan dimata kedua keponakannya pada putri semata wayangnya itu, Rania.

"Tidak. Mungkin ketika libur sekolah, Kakakmu pasti kemari. Saat ini dia sedang banyak tugas sekolah, jadi tidak bisa ikut."

"Aku mengerti Buk de " Reva menjawab kemudian masuk ke dalam rumah. Di sofa, Bu Lastri mengingatkan pada mereka untuk segera berganti pakaian kepada Reva dan Davin.

"Cepatlah Reva ajak adikmu masuk kamar." Reva mengangguk kemudian menyeret tangan Davin ke kamar mereka.

Melihat kedua anak itu, Ayu menghela nafas berat. Memikirkan bagaimana caranya nanti membicarakan tentang perpisahannya dengan Rayyan juga rencana kepulangan dia ke rumah orangtuanya.

Melihat Ayu terdiam, Mira berkata,

"Sudahlah Yu, jangan terlalu banyak dipikirkan. Anak anak itu pasti akan mengerti keadaan kalian. " Sebelum menjawabnya, Ayu melihat kearah Bu Lastri dan Pak Wahyu, kemudian berbalik melihat Mira kemudian berkata,

"Aku bingung harus bagaimana mengatakan pada kedua anakku tentang perpisahan kami, juga tentang Intan. Aku tak yakin pada Mas Rayyan bisa membujuk mereka"

"Aku yakin Rayyan sudah memikirkannya, makanya dia memutuskan membawa Intan kemari. Jangan terlalu di buat pusing Yu, kami ada di pihakmu dan selalu mendukungmu. Sebaiknya sekarang kamu istirahat dulu saja. "

"Baiklah kalau begitu, aku ke kamar dulu Mbak."

"Ya, sebaiknya kamu istirahat dulu, Yu." Bu Lastri membenarkan ucapan Mira.

"Mbak akan siapkan makan siang untuk kita. Nanti kalau sudah selesai, Mbak akan memberi tahumu." Mira memaksa Ayu untuk masuk ke kamarnya.

"Iya, Mbak." meski tak enak hati Ayu dengan terpaksa meninggalkan ruang tamu.

* * *

Sementara itu di dalam kamar, setelah berganti pakaian seragam sekolahnya Reva merasa cemas. Dia merasa ada yang aneh dengan perilaku kedua orang tuanya kali ini, tapi dia tidak tahu apa itu. Di tengah kebingungannya, dia memutuskan untuk menemui adiknya, Davin dikamar sebelah.

Setelah tiba didepan pintu kamar Davin, sebelum membuka pintu Reva berteriak,

"Dek, kamu sudah selesai berganti pakaian belum. Kalau sudah Kakak masuk, ya ?"

Dari dalam kamar terdengar sahutan adiknya,

"Sudah, Kak"

Dengan cepat, Reva membuka pintu kamar dan masuk. Reva menghampiri adiknya yang sedang duduk di meja belajarnya membaca buku. Reva berdiri di sampingnya dan berkata,

"Dek, kita temui Ibu yuk. Tadi Kakak lihat, sepertinya Ibu sedang banyak pikiran."

Mendengar perkataan Kakaknya, Davin menoleh kearahnya dan berkata,

"Kakak yakin ?" sebagai jawaban atas pertanyaannya, Reva mengangguk kemudian berkata,

"Aku punya firasat buruk, Dek. Kita harus temui Ibu, sekarang Ibu ada di kamarnya." setelahnya Reva menundukkan kepalanya.

Sebenarnya dia tadi mendengar pembicaraan Ayu dan Mira tentang perpisahan kedua orang tuanya, hati Reva sakit membayangkan kedua orang tuanya akan berpisah, tapi selama ini Reva sedikit banyak mengerti keadaan orang tuanya yang sudah tidak bisa bersama lagi. Reva sering mendengar pertengkaran kedua orang tuanya dari dalam kamarnya dan sering melihat Ayu menangis diam diam. Tapi, dia selalu merasa malu untuk bertanya pada Ayu.

"Baiklah. Tapi, hanya sebentar ya Kak. Aku harus belajar, besok ada ulangan harian di sekolah." Reva meyakinkan Davin dan berkata,

"Iya, Dek." setelah itu Reva membawa Davin untuk menemui Ayu yang ada di dalam kamarnya.

Setelah berada di depan pintu kamar Ayu, kedua anak itu saling memandang. Reva mengetuk pintu kamar dan berkata,

"Bu, kami boleh masuk ke dalam ?" tak berapa lama, Ayu membuka pintu kamar, tersenyum dan berkata,

"Kalian ? masuklah." setelahnya Ayu menutup kembali pintu kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!