Setelah menenangkan hati dan pikiran, ku langkahkan kakiku menuju ruang tamu dimana kedua Saudara Iparku menungguku.
Terlihat Mbak Mira dan Mas Yudi duduk di sofa bersebrangan. Ku hampiri mereka, kemudian ikut duduk disamping Mbak Mira.
Diatas meja sudah tersedia minuman dan beberapa makanan ringan, mungkin Mbak Mira yang sudah mengambilkan nya dari dapur.
"Mira sudah menjelaskan semuanya. Jadi, Mas rasa percuma bertanya padamu. Kalau begitu kita tunggu saja kedatangan Rayyan. Katanya beberapa menit lagi dia sampai, tadi Mas sudah menghubunginya." ujar Mas Yudi menjelaskan.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan, Ayu?" tanya Mas Yudi kemudian.
"Menurut kalian, aku harus bagaimana?" aku menoleh kearah mereka bergantian.
"Menurut Mbak, mungkin Rayyan sedang ada masalah dengan pekerjaannya. Jadi sebaiknya kamu jangan ambil hati maafkan dia, Yu." ucap Mbak Mira menenangkanku.
"Mungkin saja Mbak, tapi kali ini aku tak yakin bisa memaafkan Mas Rayyan."
"Kenapa kamu bicara begitu, lalu bagaimana dengan anak anak, kasihan mereka ?"
"Mas tidak setuju dengan pendapatmu itu, Mira. Keputusan apapun dan bagaimanapun itu tetap ada ditangan Ayu. Tapi, Aku harap itu jalan terbaik."
"Terbaik dengan jalan mereka berpisah, Mas? keputusan macam apa itu yang mengharapkan adik sendiri berpisah ?"
"Bukan begitu, Mira. Sekarang kita belum mengetahui apa permasalahan diantara Ayu dan Rayyan, jadi Mas belum bisa membuat kesimpulan. Tapi, jika Rayyan kekeuh dengan keputusannya untuk bercerai apapun keputusan Ayu, Mas akan tetap mendukungnya. Mas punya firasat tidak baik dengan Rayyan kali ini."
"Semoga itu hanya perasaan Mas saja." ucap Mbak Mira
"Aku bingung, Mas. Sebelum mendengar penjelasan dari Mas Rayyan, aku belum bisa mengambil keputusan apapun."
"Kamu benar, kita tunggu penjelasan dari Rayyan."
Setelah Mas Yudi berucap, diantara kami tidak ada lagi yang berkata kata. Kami disibukkan dengan pemikiran masing masing. Firasat tak baik ? semoga saja bukan.
Beberapa menit kemudian terdengar suara kendaraan bermotor yang berhenti di depan rumah. Pasti Mas Rayyan, siapa lagi kalau bukan dia. Aku sudah hapal betul dengan suara kendaraannya.
Tapi, entah kenapa kali ini rasanya aku enggan menyambut kedatangannya. Tidak seperti hari hari biasanya, jika mendengar suara kendaraannya di depan rumah, aku selalu begitu antusias menyambut kedatangannya.
"Wah, ternyata kalian sudah berkumpul disini ya, baguslah. Sayang, ayo kita masuk." sontak saja seketika kami menoleh ke arah pintu, dimana Mas Rayyan berdiri di sana dengan Seorang wanita disampingnya. Siapa dia? tak mungkin kan...
"Rayyan, siapa perempuan ini?" ucap Mbak Mira menghampirinya sambil menunjuk kearah perempuan disamping Mas Rayyan.
" Kenalkan ini Intan, dia temanku."
"Teman kamu bilang ? Mbak nggak percaya dengan ucapanmu, Rayyan. Tadi Mbak dengar kamu panggil sayang sama dia kan ?"
"Mbak tenang saja, nanti aku akan menjelaskan semuanya."
"Bukannya kepulanganmu kali ini akan menyelesaikan permasalahan dengan istrimu, kenapa malah membawa orang asing kemari ?"
" Dia bukan orang asing, MBAK !" ucap Mas Rayyan dengan nada yang sedikit tinggi.
"Rayyan apa apaan kamu. Kenapa datang datang bukannya mengucap salam malah berteriak begitu ? cepat masuk tak sopan berteriak begitu di depan pintu !" ucap Mas Yudi melerai perdebatan di antara Mas Rayyan dengan Mbak Mira.
"Ini rumahku, Mas. Kamu tidak ada hak mengatur bagaimana aku harus bersikap."
"Rayyan jaga ucapan kamu !" Mbak Mira memegang tangannya menariknya untuk duduk di sofa, sedangkan perempuan itu ? dengan sendirinya mengikuti Mas Rayyan kemudian duduk disampingnya tanpa berkata apapun.
Jangan tanyakan bagaimana hatiku, tentu sakit. Tanpa mendengar penjelasan dari Mas Rayyan siapa Wanita itu, aku sudah bisa menebaknya.
"Sekarang jelaskan pada kami semua, apa permasalahan diantara kamu dan Ayu. Dan, siapa perempuan itu mengapa kamu membawanya kesini jangan membuat kami semua bingung."
"Mbak tenang saja, aku akan menjelaskan semuanya. Tapi sebelum itu, kita tunggu kedatangan Ayah dan Ibu terlebih dulu."
"Kamu memberi tahu mereka?" Mas Yudi menyela ucapannya.
"Tentu saja, semua anggota keluarga kita harus mengetahuinya bukan ? dan Ayu, kamu tenang saja kedua orang tuamu dan Mbak Mia tersayang mu itu, aku pun sudah memberi tahu mereka perihal kita akan bercerai. " ucap Mas Rayyan sambil melirik ke arahku.
"Apa Mas, aku nggak salah dengar kan ?"
"Tidak !" jawabnya enteng.
"Bagaimana aku bisa tenang Mas, yang ada aku malah khawatir dengan kondisi Ayah dan Ibu bila mengetahui tentang permasalahan kita kali ini ?" aku heran mendengar ucapannya meskipun dari awal aku sudah bisa menduganya.
" Itu bukan urusanku" jawabnya dengan mudahnya.
"Mas, kamu jangan keterlaluan !" ucapku dengan nada yang sedikit tinggi, kalau bisa ingin rasanya aku ulek ulek isi kepalanya itu dan membuangnya ke laut biar jadi santapan ikan.
"Ini jalan terbaik untuk kita, Ayu."
"Tapi kenapa, Mas ?"
" Aku sudah bosan denganmu, Ayu. Selama ini aku yang capek sendiri,lelah sendiri karena hanya aku yang bekerja keras dan berjuang disini."
"Kenapa kamu bicara begitu, Mas? "
" Karena memang itu kenyataannya kan ?" mendengar perkataannya sebisa mungkin aku menahan air mata yang seakan berlomba-lomba memaksa ingin keluar, belum lagi menahan gemuruh di dada. Astaghfirullah !
"Jadi selama ini kamu nggak ikhlas dengan semua itu ?"
" Iya, kamu yang menikmati semua hasil jerih payahku, sementara aku banting tulang sendirian, aku lelah Ayu, LELAH !"
"Apa karena wanita ini kamu ingin kita berpisah, Mas ?"
"Kalau begitu lebih baik kalian bercerai saja" ucap Mas Yudi.
"Mas, apa maksudmu? Jangan seperti itu, disini kita mendamaikan bukan malah menyiramkan bensin kedalam api" Mbak Mira terlihat geram mendengar ucapan Mas Yudi.
" Bukannya itu maunya Rayyan. Aku bisa apa lagi selain bukan mendukungnya." Mbak Mira seketika bangkit dari duduknya kemudian hendak berlalu pergi.
"Mau kemana kamu Mira, disini kita belum selesai ?"tanya Mas Yudi.
"Karena Rayyan bilang sudah memberi tahu Ayah dan Ibu, aku mau menjemput mereka saja. Percuma disini kita terus berdebat." ucapnya kemudian bergegas pergi keluar rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments