Alisha memilih untuk tidak memperdulikan pembicaraan pria yang berstatus suaminya dan tak lama lagi akan berubah jadi mantan. Ia menikmati makan siangnya tanpa bersuara. Bahkan mengucapkan terima kasih pada pelayan pun hanya dengan memberi kode saking tak inginnya ketahuan oleh kedua pria yang menggibahi dirinya.
Tak ada yang Alisha sesalkan dari sikap Arkana. Adalah hak sepenuhnya pria itu memikirkan apa saja tentang dirinya. Pada kenyataannya Jonathan Smith memang sengaja menyembunyikan identitasnya karena Alisha merupakan cucu satu-satunya yang notabene akan menjadi pewaris perusahaan beliau.
Alex dan Arkana lebih dahulu menyelesaikan santap siangnya dan melenggang begitu saja melewati meja Alisha yang berpura-pura mengambil sesuatu di bawah meja sehingga tak melihat gadis yang mereka bicarakan beberapa menit yang lalu.
Tak lama kemudian Alisha pun berhasil memindahkan isi piring ke dalam perutnya tanpa membuang-buang waktu lagi Alisha bergegas membayar makanannya dan kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah yang selama ini ia tinggali. Setiap akan kembali ke rumah Arkana, perasaan Alisha hanya setengah hati. Rumah mewah namun terasa asing dan hampa. Tak ada canda tawa layaknya sebuah rumah tangga.
Akhirnya Alisha tiba di rumah setelah hampir empat jam berkutat dengan kemacetan. Perlahan ia memarkir mobilnya digarasi. Seperti biasanya mobil Arkana belum terlihat. Alisha tak ingin buang-buang energi untuk memikirkan keberadaan Arkana. Toh setiap hari memang seperti itu adanya. Sambil bersenandung kecil Alisha menuju pintu utama.
“Assalamualaikum,” Alisha tak lupa mengucap salam entah dijawab atau tidak. Terkadang jika bertepatan dengan bi Sona berada di ruang tamu maka salam Alisha akan dijawab.
Alisha melenggang dengan santai memasuki kamar tidurnya bersama Arkana. Sulit dipercaya namun inilah kenyataannya, mereka pasangan suami istri yang sah namun tak sekalipun Arkana meminta haknya sebagai suami. Pun sama halnya dengan Alisha, mereka berdua layaknya saudara. Jangankan meminta haknya berbicara hanya yang penting-penting saja bahkan tersenyum pun mungkin bisa dihitung dengan jari.
Selesai mandi dan berganti baju, Alisha keluar kamar menemui bi Sona. Hanya wanita paruh baya itu yang bisa ia ajak bicara ketika sedang santai seperti sekarang ini.
“Sibuk banget bi,” Alisha berdiri disamping bi Sona yang sedang memasak. Ia terkadang heran dengan wanita paruh baya itu yang setiap hari sibuk di dapur dan memasak berbagai jenis lauk padahal hanya dirinya yang makan.
“Bentar lagi malam non, bibi gak mau kalau non kelaparan,” Bi Sona memamerkan senyumannya. Senyuman inilah yang membuat Alisha bertahan selama ini. Baginya bi Sona bukanlah seorang ART akan tetapi ia anggap sebagai pengganti kedua orang tuanya namun meskipun begitu tak sekalipun Alisha mengeluarkan keluhan tentang sikap Arkana.
“Gak usah masak banyak bi, kan cuman aku doang yang makan.” Alisha menarik kursi dan duduk tak jauh dari posisi bi Sona.
“Gak apa-apa non, takutnya kalau pak Arkana pulang tengah malam dan lapar sementara gak ada stok makanan kan kasihan,” Bi Sona mengatakan apa adanya. Pernah beberapa kali Arkana pulang dan meminta bi Sona menyiapkan makanan untuknya di tengah malam. Dan hal itu dijadikan sebagai suatu kewajiban bagi wanita paruh baya yang sangat amat menyayangi majikannya.
Alisha mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan bi Sona. Bukannya Alisha tak peduli hanya saja sebuah fakta baru tentang pria yang telah menikahinya namun sama sekali tak menganggapnya istri.
“Non mau makan sekarang ?!” Bi Sona menatap wanita muda yang tak pernah sekalipun membuatnya kerepotan dengan berbagai permintaan makanan. Wanita yang selalu ringan tangan membantunya di dapur jika sedang tidak sibuk seperti sekarang ini.
“Tentu dong bi, malam ini aku ingin menikmati masakan bibi sepuasnya,” Alisha tersenyum manis dengan tatapan jahil agar bi Sona tak menaruh curiga padanya.
“Non bisa aja bercandanya, kayak orang yang akan merantau aja.” Bi Sona terkekeh dengan ucapannya sendiri. Namun Alisha terhenyak mendengar ucapan bi Sona. Meskipun terdengar bercanda namun memang benar adanya. Alisha hanya perlu membereskan barang-barangnya yang sisa satu koper karena sebagiannya sudah ia bawa ke apartemen yang dibelinya tanpa sepengetahuan siapapun.
Saat masih koas, Alisha memanfaatkannya untuk membawa baju dengan alasan akan menginap di rumah sakit. Memang benar adanya namun baju yang sudah ia pakai tak pernah lagi dibawa kembali ke rumah melainkan di masukkan ke laundry dan diantar ke apartemennya. Satu keuntungan bagi Alisha karena kebiasaan di rumah Arkana adalah memakai jasa laundry untuk mencuci baju-bajunya. Dan khusus cucian Alisha tak pernah diantar ataupun dijemput ke rumah melainkan ambil sendiri ke laundry.
Alisha tak ingin memperpanjang pembicaraan yang nanti dirinya terjebak sendiri. Maka dari itu Alisha segera menyantap makanannya dengan nikmat. Setiap malam ia hanya ditemani oleh bi Sona saat makan malam dan itu tak masalah buatnya. Hal yang tak wajar dalam sebuah rumah tangga namun bagi gadis itu menganggapnya wajar-wajar saja. Ala bisa karena biasa.
Beda halnya dengan bi Sona yang menatap Alisha dengan sendu. Sebagai sesama perempuan tentu saja bi Sona merasa iba melihat kehidupan Alisha yang terbelenggu dalam sebuah pernikahan. Alisha gadis cantik dengan wajah khas perpaduan, baik dan seorang dokter. Seandainya ada makhluk ciptaan Sang Khalik yang sempurna di dunia ini mungkin Alisha adalah salah satunya. Namun bi Sona hanya bisa sebatas iba saja karena ia tak memiliki kuasa untuk berbicara pada Arkana, sang majikan yang irit bicara.
“Jangan menatapku seperti itu bi, nanti malah rindu lho,” Ucap Alisha berkelakar namun serius. Satu hal yang akan dirindukan oleh Alisha saat meninggalkan rumah ini adalah bi Sona dengan segala kebaikannya.
“Ah, non bisa aja.” Bi Sona tersenyum lebar mendengar candaan Alisha. Seiring waktu berlalu keduanya semakin akrab dan Alisha berhasil mengikis jarak antara dirinya sebagai nyonya rumah dan bi Sona sebagai ART. Sehingga diantara keduanya tak ada rasa canggung saat berbicara meskipun saat bi Sona berbicara tetap menyematkan kata NON.
Alisha hanya mengangkat kedua bahunya mendengar ucapan bi Sona. Tak mungkin ia berterus terang tentang rencananya keluar negeri apalagi rencana perceraiannya. Bagaimanapun bi Sona adalah salah satu orang kepercayaan Arkana yang pasti akan melapor pada majikannya tersebut. Bukan berarti Alisha tak mempercayai bi Sona hanya saja ada hal yang tak boleh ia bicarakan. Sedangkan pada kedua orang tuanya saja Alisha tak membicarakannya.
Alisha mengangkat piring bekas makannya ke wastafel setelah selesai menikmati masakan lezat bi Sona. Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Alisha akan melanjutkan mengemas barang-barangnya yang sisa sedikit. Ia berencana akan tinggal di apartemen beberapa hari sebelum berangkat. Alisha mengenal dengan baik sepak terbang Arkana di dunia cyber untuk itu ia tak bisa gegabah dalam bertindak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments