Pergi Ke Rumah Mertua.

Malam harinya, setelah selesai sholat isya berjamaah, kini mereka sudah berada didalam kamar mereka masing-masing.

Dengan Abi dan umi tidur menempati kamar satunya.

Saat ini didalam kamar sepasang suami-istri, kini Fatimah tengah duduk, seraya memainkan ponselnya, di atas tempat tidur dengan bersandar di kepala ranjang.

Tak lama pintu kamar mandi pun dibuka, dan muncullah Gus Hamzah yang hanya memakai kaos oblong berwarna putih dan juga celana training panjang.

"Belum tidur?" tanya Gus Hamzah pada istrinya itu, ia pun duduk disamping sang istri.

"Belum, jika Gus ingin tidur lebih dulu, tidurlah," jawab Fatimah.

"Saya juga masih belum mengantuk," ujarnya.

Keduanya pun sama-sama saling diam, dan hanya keheningan yang melanda kamar itu.

"Oh ya. Nanti besok saya harus mengantar kedua orang tua saya pulang ke Bandung, kamu tidak masalah kan tinggal sendiri disini? Atau kamu mau ikut mengantar?" tanya Gus Hamzah setelah sedari tadi mereka diam saja, dan hanya ada keheningan yang melanda.

"Mmm, boleh aku tidak ikut?" tanya Fatimah balik.

"Tentu saja boleh," jawab Gus Hamzah.

"Tapi, apa umi sama Abi tidak keberatan?"

"Tidak, saya rasa mereka tidak keberatan."

Mereka pun kembali sama-sama diam, hingga suara Fatimah membuyarkan keheningan diantara mereka.

"Astagfirullah hal adzim!" pekiknya, beruntung suaranya tidak terlalu besar sehingga tidak mengganggu kedua orang tua Gus Hamzah yang sudah tidur itu.

"Ada apa?" tanya Gus Hamzah.

"Ini." Fatimah pun memberikan ponselnya yang dimana di sana terdapat sebuah informasi dari berita online bahwa terjadi kecelakaan sore tadi, lebih tepatnya ketika ada badai.

...Breaking News....

...Telah terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan x, akibat dari kecelakaan tersebut terdapat tiga korban yang mengalami luka-luka dan satu korban dinyatakan meninggal dunia dalam keadaan hamil....

...Menurut informasi yang beredar, wanita itu adalah istri dari salah satu pengusaha terkenal Leonard Baskoro, CEO dari Wijaya company....

...Dan menurut keterangan mobil korban mengalami rem blong....

...Polisi masih menyelidiki kasus kecelakaan ini, apakah kasus kecelakaan ini murni kecelakaan lalu lintas atau ada yang sengaja menyabotase rem milik korban....

Itulah yang tertera dilayar ponsel, yang dimana di sana sudah banyak sekali artikel yang menayangkan berita tentang kecelakaan itu.

"Inalillahi wa inalillahi roji'un," ucap keduanya.

"Bukankah ini adalah istri dari pak Leo?" tanya Fatimah.

"Ya kamu benar, ini adalah Maryam, istri dari pak Leo," jawab Gus Hamzah, ketika ia melihat berita tentang kecelakaan yang menimpa Maryam.

"Apa besok kita akan pergi melayat ke sana?" tanya Fatimah lagi.

"Ya, sebelum mengantar umi dan Abi, kita melayat terlebih dahulu ke sana," jawab Gus Hamzah.

"Yasudah sebaiknya kita tidur," lanjutnya.

"Ya."

Mereka berdua pun mulai tidur.

Keesokan paginya, kini mereka tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah Leo dan Maryam.

Begitupun dengan kedua orang tua Gus Hamzah pun ikut bersama mereka ke rumah Leo dan Maryam.

Gus Hamzah pun mengajak Fatimah untuk mengantar Abi dan umi untuk pulang ke Bandung, lantaran mereka akan pergi setelah melayat.

Saat ini mereka sudah berada didalam mobil, dan berada diperjalanan menuju rumah duka.

Tapi, saat di lampu merah, ponsel milik Gus Hamzah berdering, menandakan ada seseorang yang menghubunginya.

Gus Hamzah pun mengambil ponselnya yang berada didalam saku celananya, dan melihat siapa yang menghubunginya.

Yang ternyata adalah Leo, Gus Hamzah pun mengangkat telepon itu.

"Halo, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

"Ada apa ya pak Leo, apa ada sesuatu?"

"Tidak ada, saya hanya ingin mengabari, jika Gus ingin datang kemari, sebaiknya Gus datang langsung ke TPU, yang ada di jalan xxx. Karena saat ini saya dan seluruh pelayat sudah berada di perjalanan menuju TPU."

"Begitu. Baiklah, saya dan sekeluarga langsung datang ke sana, terima kasih atas informasinya."

"Sama-sama, kalau begitu saya tutup dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

Ya, Leo menghubungi Gus Hamzah guna memberitahukan pada Gus Hamzah, bahwasanya mereka saat ini sudah berada diperjalanan menuju TPU.

Pasalnya pagi tadi, Gus Hamzah menghubunginya untuk mengucapkan bela sungkawa dan akan datang ke sana.

Jadi karena itu, Leo menghubunginya untuk memberitahu, agar nantinya Gus Hamzah tidak merasa bingung jika ia sudah sampai di rumah nya.

"Siapa yang menelepon mu, nak?" tanya sang Abi, ketika Gus Hamzah menaruh kembali ponselnya kedalam saku celananya.

"Pak Leo bi, suami dari almarhumah Maryam," jawabnya.

"Begitu. Terus dia bilang apa?"

"Pak Leo bilang, kalau saat ini mereka sudah berada diperjalanan menuju TPU, dan menyuruh Hamzah untuk langsung datang ke sana," jawabnya.

"Yasudah kalau begitu, lebih baik kita langsung ke sana."

"Iya bi."

Lampu merah pun berubah hijau, Gus Hamzah pun kembali melajukan mobilnya menuju TPU, yang berada dijalan xxx.

Tak butuh waktu lama, Gus Hamzah beserta kedua orang tua dan juga istrinya pun samapi di alamat yang diberikan oleh Leo.

Keempatnya pun turun dari mobil, setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir.

Mereka pun masuk kedalam, yang ternyata sudah banyak orang yang mengantar jenazah Maryam.

"Assalamu'alaikum," ucap keempat orang itu, setelah bergabung dengan yang lainnya.

"Wa'alaikumusalam," jawab semua orang yang ada di sana.

"Maaf, kami datang terlambat. Dan kami turut berdukacita atas meninggalnya istri anda pak," ucap Gus Hamzah mewakili kedua orang tuanya dan juga istrinya itu.

"Tidak pa-pa, dan terima kasih."

Prosesi pemakaman pun di mulai, semua orang pun berdo'a setelah jenazah Maryam dan bayinya di kebumikan.

"Pak Leo, saya beserta istri saya turut berdukacita atas meninggalnya istri anda," ucap Gus Hamzah, setelah acara pemakaman selesai.

"Terima kasih."

"Nak Leo, Abi sama umi juga turut berdukacita atas meninggalnya istri dan calon anak nak Leo, semoga amal ibadah istri nak Leo diterima disisi nya," ucap Kiyai Abdullah.

"Aamiin, terima kasih banyak pak Kiyai sudah hadir," ujar Leo.

"Sama-sama."

"Brian, kamu yang sabar ya," ucap Gus Hamzah pada Brian, seraya mengelus rambut anak itu.

"Iya Gus."

"Kalau begitu, kami permisi dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam," ucap semua orang yang masih ada di sana.

Gus Hamzah beserta istri dan kedua orang tuanya pun pergi dari sana, dan mulai melanjutkan perjalanan mereka ke Bandung.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, mereka pun sampai di pondok pesantren milik keluarga Gus Hamzah.

Keempatnya pun turun dari mobil, dan masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap mereka.

"Wa'alaikumusalam," jawab kakak dari Gus Hamzah dan juga istrinya.

"Abi, umi." Kakak dan kakak ipar Gus Hamzah pun menyalami punggung tangan Abi dan umi.

"Hamzah sebaiknya kamu istirahat dulu sebentar," ucap umi, saat ini semua orang tengah berkumpul di ruang tengah yang ada di rumah Abi Abdullah dan juga umi Ijah.

"Iya umi, tapi habis ashar Hamzah dan Fatimah akan kembali ke Jakarta."

"Sudah-sudah, Hamzah sebaiknya kamu bawa istri mu ke kamar kamu, biarkan dia istirahat."

"Eh, gak pa-pa bi, biar Fatimah bantu mbak Ratna, itung-itung kita kenalan lagi," ucap Fatimah.

"Yasudah kalau itu keinginan kamu, Abi pergi ke kamar dulu."

"Iya bi."

Abi dan umi pun pergi ke kamar, dan kini tinggallah Gus Hamzah, Fatimah, dan juga kakak dari Gus Hamzah beserta istrinya.

"Fatimah sebaiknya kita pergi ke dapur yuk," ajak Ratna, kakak ipar dari Gus Hamzah.

"Iya mbak, Gus aku pergi ke dapur dulu," ucap Fatimah pada suaminya itu.

"Iya," ujar Gus Hamzah.

Fatimah dan Ratna pun pergi ke dapur, sementara Gus Hamzah dan kakaknya masih duduk di ruang tengah, seraya mengobrol bersama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!