Malam Pertama?

Acara resepsi pernikahan Gus Hamzah dan Fatimah pun selesai, kini kedua orang tua mereka sudah berada di dalam kamar mereka masing-masing, begitu pun dengan kedua pengantin baru yang kini sudah berada didalam kamar pengantin mereka.

Saat ini Fatimah tengah berusaha untuk menurunkan resleting gaun pengantinnya, namun sedari tadi ia tidak bisa.

Hingga Gus Hamzah sudah keluar dari kamar mandi pun, Fatimah masih belum bisa membuka resleting gaun pengantinnya.

Gus Hamzah yang melihat itu pun, melangkah ke arah Fatimah yang tengah berdiri di hadapan cermin yang berukuran sedang itu.

"Biar saya bantu," ucapnya ketika sudah berada di belakang istri kecilnya itu.

Fatimah yang tengah mencoba itu pun terkejut dengan kehadiran suaminya itu.

Ia pun diam sebentar, hingga Gus Hamzah pun kembali berucap barulah ia sadar.

"Biar saya bantu, tapi itu pun jika tidak keberatan," ucap Gus Hamzah lagi.

"Eh, t- tidak. Tidak keberatan sama sekali," ujarnya, sekaligus mempersilahkan suaminya itu untuk membuka resleting gaun pengantinnya, lantaran sedari tadi ia pun tidak bisa membukanya juga.

Gus Hamzah pun mencoba untuk membuka resleting gaun pengantin istrinya itu, pertama Gus Hamzah menarik sedikit kerudung yang dipakai oleh istrinya itu ke atas.

Kemudian setelah itu, Gus Hamzah pun perlahan membuka resleting gaun pengantin istrinya itu, hingga perlahan resleting itu pun bisa di buka, dan memperlihatkan punggung putih istrinya itu.

Gus Hamzah pun memalingkan wajahnya ke samping.

"Sudah," ucapnya.

"Terima kasih," ucap Fatimah, seraya memegang gaun itu agar tidak melorot ke bawah.

Gus Hamzah pun mundur dan memilih untuk pergi ke arah jendela dan menatap pemandangan kota malam Jakarta.

Sementara itu Fatimah, ia pun pergi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, lebih tepatnya setelah mandi, Fatimah pun kini tengah uring-uringan.

Pasalnya ia tengah berpikir, haruskah ia memakai baju haram itu malam ini?

"Ya ampun, gimana ini. Apa harus malam ini banget ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Tapi kalau gak ngelakuin hari ini kapan kasih Abah sama umi cucunya. Mana Abah selalu bercanda mulu, dengan nagih cucu," monolognya, dengan menggigit kuku jarinya.

"Huffstt. Baiklah, aku harus siap. Siap tidak siap, aku harus melakukannya. Toh lagi pula, nanti juga aku akan menjalankan kewajiban ku sebagai seorang istri," monolognya lagi.

Tidak menunggu waktu lama, Fatimah pun keluar dengan memakai baju haram, namun halal untuk pasangan yang sudah menikah.

Ia memakai lingerie seksi yang berwarna hitam, kontras dengan warna kulitnya yang putih itu.

Tidak lupa, ia pun menutup lingerie itu dengan sebuah jubah.

Fatimah pun melangkah dengan perlahan menghampiri sosok pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya itu.

"G- Gus," panggilnya dengan gugup, lantaran masih belum terbiasa.

Gus Hamzah yang tengah memandang ke arah luar jendela pun menoleh ke belakang.

Gus Hamzah pun membelakan matanya saat melihat pemandangan di hadapannya.

Fatimah, istri kecilnya yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan hanya memakai baju tidur berbahan satin, dan juga rambut yang dibiarkan terurai.

"A- ada apa?" tanya Gus Hamzah setelah sadar dari rasa terkejutnya.

"Ini, a- anu ... Apa kita akan melakukannya sekarang?" Fatimah pun balik bertanya.

Gus Hamzah yang mendengar itu pun hanya bisa menghela napasnya.

Kemudian ia pun melangkah ke arah Fatimah, sementara itu Fatimah yang melihat suaminya melangkah ke arahnya pun menjadi gugup.

Ia pun terus menunduk, seraya memainkan jari tangannya lantaran gugup melanda dirinya.

Hingga, ia pun merasakan bahunya dipegang oleh seseorang yang tak lain adalah suaminya.

Fatimah pun mendongkak ke arah suaminya, hingga kedua mata mereka pun bertemu.

Gus Hamzah pun menuntun istrinya itu untuk duduk di atas ranjang pengantin mereka, yang sudah dihias oleh beberapa kelopak bunga mawar yang sengaja di tabur di atasnya.

Gus Hamzah dan Fatimah pun duduk di sisi ranjang, lalu Gus Hamzah pun memegang kedua tangan wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya itu pagi tadi.

Gus Hamzah pun menghela napasnya dengan dalam, lalu menghembuskan nya perlahan.

"Fatimah, sebelum itu saya ucapakan terima kasih padamu. Karena kamu sudah menghormati ku sebagai seorang suami, tapi ... Jika saya boleh jujur, saya masih belum siap, dan saya pun yakin kamu juga belum siap melakukan hal itu. Maaf, bukan maksud saya tidak menghargai dirimu. Kamu tau sendiri kan, kita menikah bukan karena cinta, tapi kita menikah karena perjodohan? Jadi karena itu, saya butuh waktu, dan saya pun yakin kamu juga butuh waktu akan hal itu," ucapnya.

"Saya tau, kita menikah bukan karena cinta, melainkan karena perjodohan. Tapi saya akan tetap menjalankan kewajiban saya sebagai seorang suami, dengan memberikan kamu nafkah lahir maupun batin. Bukan hanya itu saja, in syaa Allah saya akan membahagiakan kamu, dan akan belajar mencintai dirimu, tapi untuk malam ini, saya masih belum bisa memberikan nafkah batin padamu. Kamu tidak keberatan, kan?" ucap Gus Hamzah lagi, sekaligus bertanya.

"Apa Gus tau? Sebenarnya aku sudah mengagumimu waktu aku ikut bersama dengan Abi, saat itu aku melihat Gus tengah membantu mengerjakan pekerjaan rumah mendiang istri pertama Gus. Dan aku pikir rasa kagum yang aku miliki terhadap Gus hanyalah rasa kagum sementara, tapi ... Semakin seiring waktu, rasa kagum ku terhadap Gus tidak berubah, dan malah berubah menjadi cinta. Maafkan aku, karena dulu aku telah mencintai mu secara diam-diam," ujar Fatimah tiba-tiba, mengaku suka dan kagum pada Gus Hamzah pada saat istri pertama Gus Hamzah masih ada.

Ya, dulu setelah lulus dari sekolah SMA, Fatimah sering sekali ikut bersama Abah nya ke setiap undangan pengajian.

Begitupun ketika Abah nya mendapatkan undangan dari Abi Abdullah, Fatimah pun ikut bersama Abah dan umi nya ke sana.

Dari situ Fatimah kenal dengan Gus Hamzah, dan ia tau bahwa Gus Hamzah adalah pria yang baik, yang menghormati seorang wanita.

Terbukti dari dia menghormati umi nya, dan juga menghormati almarhum istri pertamanya kala itu.

Dari situlah, Fatimah merasa kagum terhadap sosok seorang Gus Hamzah, dan bermimpi ingin memiliki seorang suami seperti Gus Hamzah yang menghormati dan meratukan istrinya.

Fatimah pun awalnya berpikir, ia hanya kagum terhadap Gus Hamzah, tapi semakin lama, perasaan nya terhadap Gus Hamzah menjadi besar.

Yang awalnya dia hanya merasakan kagum, hingga berubah menjadi rasa suka.

Fatimah pun tau dan sadar, bahwa rasa yang ia miliki terhadap Gus Hamzah itu salah. Tidak seharusnya ia memiliki perasan seperti itu terhadap pria yang sudah memiliki istri.

Jadi sebab itu, Fatimah meminta ijin pada Abah nya untuk kuliah di Jakarta, ia berharap dengan kuliah di Jakarta, ia bisa menghilangkan rasa suka terhadap Gus Hamzah.

Dan ya, lama kelamaan Fatimah pun sudah tidak lagi memiliki perasaan suka terhadap Gus Hamzah, setelah ia berdo'a pada Allah, untuk menghapuskan rasa suka nya terhadap orang yang tidak seharusnya.

Terbukti, dari ketiga ia mendapatkan kabar dari umi nya, bahwa istri Gus Hamzah meninggal dunia akibat kecelakaan.

Fatimah sudah tidak lagi mengharapkan Gus Hamzah, meski rasa kagumnya pada Gus Hamzah masih ada, tapi setidaknya ia tidak lagi memiliki perasaan suka terhadap Gus Hamzah.

...***...

...Jangan lupa like, komen, vote, subscribe, beri hadiah berupa bunga mawar (🌹) dan kopi (☕), serta beri ulasan bintang lima ☺️...

Terima kasih ❤️

Episodes
1 Perjodohan.
2 Menerima Perjodohan.
3 Lamaran.
4 Hari Pernikahan.
5 Malam Pertama?
6 Deep Talks!
7 Pindah Ke Apartemen.
8 Makan Siang Bersama.
9 Pergi Ke Rumah Mertua.
10 Jalan-jalan.
11 Jalan-jalan ll.
12 Berbincang With Kakak Ipar.
13 حبيبتي.
14 Kembali Ke Jakarta.
15 Kuliah.
16 Tidak Semua Pertanyaan Harus Dijawab.
17 Cafe.
18 Sebuah Foto.
19 Suami Idaman.
20 Suami Idaman ll.
21 Nasi Goreng Ala Gus Hamzah.
22 Kecupan Di Kening.
23 Nonton Bersama.
24 Saling Menyuapi.
25 Kerja Kelompok.
26 Ada Apa Dengan Gus Hamzah?
27 Lari Pagi.
28 Meminta Cucu.
29 Malam Yang Indah?
30 Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri.
31 Berusaha Melupakan.
32 Menjadi Milikmu Seutuhnya.
33 Sunset!
34 Modus!
35 Kedatangan Abah & Umi.
36 Wanita Dari Masa Lalu?
37 Wanita Dari Masa Lalu (ll)
38 Wanita Dari Masa Lalu (lll)
39 Dinner.
40 Nomor Yang Tidak Dikenal!!!
41 Butik.
42 Pesan Dari Nomor Yang Sama.
43 Bertemu.
44 Coffee Shop.
45 Coffee Shop ll
46 Sebuah Pilihan.
47 Memberi Waktu.
48 Bertemu.
49 Flashback.
50 Bertengkar!!
51 Setitik Harapan.
52 Makan Malam Bersama.
53 Makan Malam Bersama ll
54 Mengungkapkan perasaan.
55 Kekesalan Winda.
56 Mimpi Atau Nyata?
57 Ternyata Hanya Mimpi
58 Penguntit (?)
59 Ikut Kajian
60 Menginap Di Rumah Mertua
61 Who?
62 Tamu Tak Diundang
63 Pria Tak Dikenal
64 Siapa Dalangnya?
65 Dalang Sebenarnya
66 Hukuman Winda
67 Hari Wisuda
68 Quality Time
69 Hamil?
70 Kabar Bahagia
71 7 Bulan Kehamilan
72 Mall
73 Menanti Kelahiran Sang Buah Hati
74 Baby Boy
75 Adam Ashraf Zuhair
76 Malam Indah Di Kota Bandung
77 Tamat!
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Perjodohan.
2
Menerima Perjodohan.
3
Lamaran.
4
Hari Pernikahan.
5
Malam Pertama?
6
Deep Talks!
7
Pindah Ke Apartemen.
8
Makan Siang Bersama.
9
Pergi Ke Rumah Mertua.
10
Jalan-jalan.
11
Jalan-jalan ll.
12
Berbincang With Kakak Ipar.
13
حبيبتي.
14
Kembali Ke Jakarta.
15
Kuliah.
16
Tidak Semua Pertanyaan Harus Dijawab.
17
Cafe.
18
Sebuah Foto.
19
Suami Idaman.
20
Suami Idaman ll.
21
Nasi Goreng Ala Gus Hamzah.
22
Kecupan Di Kening.
23
Nonton Bersama.
24
Saling Menyuapi.
25
Kerja Kelompok.
26
Ada Apa Dengan Gus Hamzah?
27
Lari Pagi.
28
Meminta Cucu.
29
Malam Yang Indah?
30
Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri.
31
Berusaha Melupakan.
32
Menjadi Milikmu Seutuhnya.
33
Sunset!
34
Modus!
35
Kedatangan Abah & Umi.
36
Wanita Dari Masa Lalu?
37
Wanita Dari Masa Lalu (ll)
38
Wanita Dari Masa Lalu (lll)
39
Dinner.
40
Nomor Yang Tidak Dikenal!!!
41
Butik.
42
Pesan Dari Nomor Yang Sama.
43
Bertemu.
44
Coffee Shop.
45
Coffee Shop ll
46
Sebuah Pilihan.
47
Memberi Waktu.
48
Bertemu.
49
Flashback.
50
Bertengkar!!
51
Setitik Harapan.
52
Makan Malam Bersama.
53
Makan Malam Bersama ll
54
Mengungkapkan perasaan.
55
Kekesalan Winda.
56
Mimpi Atau Nyata?
57
Ternyata Hanya Mimpi
58
Penguntit (?)
59
Ikut Kajian
60
Menginap Di Rumah Mertua
61
Who?
62
Tamu Tak Diundang
63
Pria Tak Dikenal
64
Siapa Dalangnya?
65
Dalang Sebenarnya
66
Hukuman Winda
67
Hari Wisuda
68
Quality Time
69
Hamil?
70
Kabar Bahagia
71
7 Bulan Kehamilan
72
Mall
73
Menanti Kelahiran Sang Buah Hati
74
Baby Boy
75
Adam Ashraf Zuhair
76
Malam Indah Di Kota Bandung
77
Tamat!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!