Pulang

Di perjalanan pulang, Anna terus berwajah masam, berbeda dengan pria brengsek di sampingnya. Ia tampak santai, bahkan setelah membakar sebuah mansion keluarga terkenal.

"Kamu keterlaluan." Anna buka suara atas apa yang ia saksikan beberapa waktu lalu, tak tahan dengan wajah tanpa dosa Nikolai.

"Apanya?" Pria itu malah berseringai, seakan sesuatu yang ia lakukan menguntungkan orang lain.

"Kamu sudah mengambil barang terpenting milik mereka, lalu membakar mansionnya. Bukankah itu sangat keterlaluan?"

Nikolai buka mulut, berniat membalas ucapan Anna, tapi berhenti di tengah jalan. Ia tiba-tiba merintih kesakitan, "Sshh.. Ahh.." Ia menghentikan laju mobil, lalu mulai bersandar di kursi mobil.

"A-ada apa?" Meski berkali-kali terseret masalah, saat melihat keadaan Nikolai seperti itu, ia tak bisa membiarkannya.

"Dadaku sakit.." Ia memegang dadanya kuat-kuat, sebelum perlahan terpejam. Saat ini sosok dari Psycho Rusia itu begitu menyedihkan. Keringat bercucuran di wajahnya, bebarengan dengan napas yang terengah-engah.

Anna lalu mendekat untuk mencari penyebab rasa sakit Nikolai, tapi saat gadis itu mendekat, Nikolai malah menarik tengkuknya. Alhasil gadis polos itu terjatuh ke dalam dada kokoh Nikolai. Ia lalu berbisik, "Aku mendapat luka ini karna menyelamatkanmu, jadi bertanggung jawablah."

"A-apa?!" Anna memekik bingung.

Saat ia memegang tangan Nikolai untuk memberontak, sesuatu yang basah dan lengket mulai terasa di tangannya. Ia langsung teringat, saat pelarian di halaman, ada sebuah peluru yang hampir mengenainya tapi di tahan oleh Nikolai. Ia juga ingat, saat terjatuh bersama lalu ia berniat turun dari atap mobil, ia juga di selamatkan oleh Nikolai dari peluru.

Dengan cepat, Anna menjauh lalu melihat luka tersebut. Ia tak yakin bisa banyak membantu, tapi membiarkan darah terus bercucuran di punggung dan tangan pria itu membuat ia merasa sedikit prihatin. "Buka bajumu." Refleks

"Haa?!" Nikolai terperanjat sesaat setelah mendengar kemauan mesum Anna, padahal gadis itu tau saat ini Nikolai sedang sakit, tapi apa ini..

"Aku tau kamu memang punya kemaun untuk tidur denganku, tapi aku tidak suka melakukannya di dalam mobil." Celotehnya linglung.

"Apa? Tidak, " Anna menggeleng, menolak keras pemikiran tak masuk akal itu. "Aku hanya berniat melihat lukamu!"

Ekspresi Nikolai seketika berubah drastis. Ia memang pria berkemampuan memikat wanita dengan akurasi keberhasilan 99,9% tapi anehnya, kemampuan itu tak berguna di hadapan Anna.

Sesuai permintaan gadis itu, Nikolai membuka mantel, jas, rompi, dasi, dan kemejanya. Lapis demi lapis baju yang menutupi tubuh kekar pria itu memiliki bau mahal yang kental.

Semua pakaian itu dengan santai ia lempar ke kursi belakang, kecuali kemeja, karna Anna dengan cepat meraih kemeja itu untuk di pakaikan kembali pada tubuh Nikolai. Ia takut Violetta salah paham jika mendapati pasangannya keluar dari mobil dalam keadaan telanjang dada.

Setelahnya Anna melihat sekeliling mobil, untuk mencari sesuatu yang bisa membungkus luka di tubuh Nikolai, tapi tak ia dapati apapun selain beberapa tempat yang di isi sebuah pistol. Sepertinya keluarga Baranov ini begitu gemar menyimpan senjata di tempat-tempat aneh.

"Apa yang kamu cari?"

Anna menoleh, "Aku mencari kain untuk membungkus lukamu, tapi disini hanya ada senjata."

Sementara itu, Nikolai malah terkekeh geli sambil memegang dadanya yang hampir mati rasa. Ia lalu melirik kursi belakang, memberi isyarat pada Anna untuk menggunakan jas atau dasinya saja.

Tentu gadis itu tak berani. Dasinya saja sudah lebih mahal dari gaun yang ia kenakan saat ini. Dan sekarang, dia malah berniat memakai barang mahal itu untuk menutupi lukanya?

Ia menghela napas sesaat, "Setidaknya simpan kotak P3k dalam mobil, jika kamu punya hobi bertaruh nyawa seperti itu." Setelahnya, ia meraih ujung gaunnya yang tadi memang sudah bolong karna peluru, lalu merobeknya sampai gaun panjang itu kini hanya setinggi lutut.

"Hei, kau tidak perlu melakukan itu."

Nikolai meraih tangan Anna, tapi gadis itu malah meneruskan kesibukannya. sampai gaun itu berubah menjadi kain panjang yang dapat menjadi perban atau tali bertahan hidup.

"Wow.."

Nikolai menatap kagum. Lalu Anna mulai membungkus luka di tangannya, setelah itu ia membungkus luka di punggungnya.

"Thank you, grumpy lady."

"Hmmp!" Anna malah balas melengos, apanya yang grumpy? Padahal ia tidak pernah marah sekalipun, pikirnya.

Selang beberapa waktu, Nikolai mulai melaju kembali menuju kediamannya. Sekali-kali ia melirik Anna, tapi gadis itu terus berwajah masam.

...***...

Sesampainya mereka di gerbang Baranov, terlihat Damian dan Sergey berdiri di depan pintu mansion, menunggu keduanya pulang. Tangan Sergey yang di lipat, beserta muka merengut dengan paduan tatapan yang menusuk seperti ketajaman air dengan tekanan lebih dari 103 pastel, dan di paksa keluar dari lubang berukuran 0,05 mm.

Melihatnya saja Nikolai dan Anna sudah sangat tahu, betapa marahnya Sergey saat ini. Bahkan saat sampai di halaman, Anna tak berani turun karna takut sang ayah salah paham melihat gaunnya yang compang camping.

"Ada apa Grumpy lady?" Nikolai dengan cepat menggapai tangan Anna yang tengah mengepal kuat di antara gaunnya.

"Khhkk!!" Anna benar-benar dibuat gondok. Pria brengsek ini sedikitpun tak merasa bersalah karna telah menculik dan membawanya.

Ia memutuskan untuk segera turun dan menjelaskan. Saat ia menginjakan kaki di tanah, suara bass Violetta langsung membuat telinganya bergetar.

"Beraninya kau, wanita sialan!"

Anna yang baru saja keluar dari mobil, langsung di sambar kekasih Nikolai. Wanita itu dengan cepat menarik gaun Anna, dan berniat segera menamparnya, tapi Sergey dengan cepat menahan.

"Nona, saya yakin tuan Nikolai yang memaksanya ikut."

Tak mendengarkan, Violetta langsung menarik kalung giok Anna sampai kalung tersebut putus dan jatuh ke tanah.

"Dasar kau jalang!!" Lagi-lagi makian frontal keluar dari mulut Violetta.

"Haa.. Berisik. Apa yang salah?" Nikolai turun dari mobil, lalu berjalan mendekat. Bukannya menjelaskan, ia malah begitu santai berjalan menuju mansion.

Tapi langkahnya terhenti, kala sebuah tangan memegang pundaknya dengan kuat. Ia menoleh, lalu sebuah pu-kulan keras menghan-tam rahangnya.

Buakk

kekuatan dari tangan Sergey yang tak seberapa, terasa lebih menyakitkan dari pada menerima dua peluru sebelumnya. Itu semua karna Nikolai tak pernah sekalipun mendapat perlakuan begitu kurang ajar dari seorang pekerja.

"Kau..!" Nikolai mengusap kasar rahangnya, lalu mengepal kuat, seakan berniat membalas pukulan Sergey.

"Beraninya--"

"Aku berani! Meskipun kau menyandang nama Baranov, dan di kenal sebagai psycho Rusia, jika kau berani menyentuh anakku, aku akan jadi lawanmu!" Sergey menyela. Matanya menyala seperti kumpulan lava dalam gunung berapi, memancarkan sebuah amarah yang memuncak sampai bergejolak seperti air yang mendidih.

Ia lalu beralih menatap Anna, tatapan itu begitu dalam sedalam palung mariana. Ia menelisik setiap inci dan sudut dari tubuh anaknya. Baju yang sudah kotor dan robek sampai lutut, beserta rambut dan wajah yang kacau, pasti sudah terjadi sesuatu pada putri satu-satunya ini.

"Paman Sergey, aku hanya membawanya ke pesta. Apa itu salah?" Saut Nikolai. Ia masih menanggapi Sergey dengan santai seperti sedang berwisata virtual ke museum.

Sementara itu, Sergey makin dibuat mendidih dengan ucapan Nikolai yang begitu tak tahu malu. Ia yang membuat anaknya menjadi kacau, tapi ia berlagak seperti itu hal yang normal. Sampai Damian ikut gondok dengan sikap nyeleneh adiknya.

"Ini kelewatan, Nikolai!" Ia memekik kesal, sambil menarik kerah Nikolai.

"Agh.." Nikolai meringis, kala kerah itu di tarik hatinya terkejut dan rasa sakit karna peluru kembali melanda tubuhnya.

"Dan apa ini? Kenapa ada darah di kemejamu?" Damian menelisik tubuh Nikolai, lalu ia mulai menyimpulkan. Pasti pria menyebalkan ini baru saja membuat masalah.

"Jawab!" Tekan Damian.

Sementara yang lain terus menyimak, tak mau ikut campur dalam perbincangan kedua saudara tersebut. Sergey disini memang sudah di luar batas kesabaran, tapi ia tidak mau memukul Nikolai lagi setelah melihat darah di punggungnya.

Nikolai tidak menjawab, sampai Anna memutuskan untuk buka mulut dan menjelaskan. Ia bercerita tentang mereka yang masuk ke dalam keluarga Vasilliev dan tentang Nikolai yang berniat mencuri barang berharga milik keluarga tersebut. Tapi sebelum cerita itu sampai pada akhirnya, Nikolai memekik untuk menghentikan mulut ember gadis itu.

"Cukup! Itu urusanku, dan apapun yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan kalian. Berapapun kejahatan yang aku lakukan, aku akan tetap berdiri di atas tanah ini dengan bebas." Ucapnya dengan nada sombong.

Plakk

Satu tamparan dari Sergey mendarat di pipi kirinya. Sebelumnya, setiap Nikolai melakukan hal gila, ia tak pernah peduli dan hanya bekerja seperti biasa. Tapi jika menyangkut keluarganya, ia tidak tahan.

Bisa-bisanya, sesuatu yang mengerikan keluar dari tenggorokannya begitu saja. Sergey sudah tidak peduli tentang hidup dan matinya, sekarang ini yang ia pikirkan hanya membalas atas apa yang Nikolai lakukan pada putri satu-satunya.

"Ayah, cukup.. Aku belum selesai bicara." Anna langsung meraih tangan sang ayah untuk membuat ia berhenti. Ia ingin mengatakan, bahwa saat ini Nikolai butuh perawatan.

"Tuan Nikolai saat ini butuh pengobatan segera. Di tubuhnya terdapat dua peluru." Jelas Anna sambil memegang kuat tangan sang ayah.

Terpopuler

Comments

Lyn

Lyn

Nikolai tengil banget sihhhh astgaaaa

2024-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!