Di malam hari, Anna mendapat perintah dari nyonya Barley untuk datang ke mansion. Itu tepat jam 8 malam. Tentu tak ada penolakan dari Anna, ia hanya penasaran karna tidak biasanya nyonya Barley memanggilnya dimalam hari.
Setibanya di dalam mansion, terlihat banyak bunga yang berserakan diatas meja. Ia langsung menyimpulkan, "Apa nyonya menyuruh saya untuk merangkainya?"
"Iya Anna, Nikolai sangat suka rangkaian bunga yang kamu buat." Jawab nyonya Barley.
"Setelahnya simpan saja ke kamar Nikolai. Dia masih berendam di pemandian air panas, jadi masuk saja dan letakkan di meja kerjanya." Ia melanjutkan.
"Baik nyonya."
Setelah mendengar jawaban Anna, nyonya Barley kembali naik untuk pergi ke kamarnya. Sementara itu, Anna mulai merangkai bunga dalam tempat kaca.
Setelah tersusun rapih, ia membawa bunga itu ke kamar Nikolai sesuai permintaan nyonya Barley. Tapi ia ragu, bagaimana jika Nikolai lebih dulu selesai dan kini sedang berada di dalam?
Ia memutuskan untuk mengetok terlebih dahulu.
Tok-tok-tok
"Tuan Nikolai? Apa tuan ada di dalam?"
Tak ada sahutan. Mungkin Nikolai belum kembali ke kamarnya. Anna memutuskan untuk segera masuk dan dengan cepat menyimpan bunga itu di mejanya.
Tapi saat ia hendak berbalik, tiba-tiba sosok tinggi dan kekar muncul di belakangnya, seperti tembok besi yang kuat dan kokoh.
"Ahh!"
Ia memekik terkejut. Apalagi pria itu tengah memakai baju mandi dengan dada yang terbuka sempurna.
"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" Ia merengut sambil menatap tajam. Ketajaman tatapannya bahkan bisa menembus segala dimensi.
"A-apa saya salah masuk kamar? Maaf.. Saya disuruh menyimpan bunga ini di kamar tuan Nikolai."
Anna lalu kembali berbalik untuk mengambil bunga yang barusan ia letakkan di meja kamar itu. Tapi saat bunga itu hampir terangkat, sebuah tangan kekar malah kembali menekannya.
"Aku Nikolai."
Mendengar jawaban itu, sontak Anna membola. Jadi pria yang ia lihat tadi siang adalah tuan muda kedua, Nikolai Ivanovich Baranov? Pria muda yang sudah berhasil menciptakan senjata dengan kerja kerasnya sendiri?
Lalu dimana kacamata dan buku 1000 halaman miliknya? Ia berbanding terbalik dari gambaran imajinasi Anna. Six pack yang terukir sempurna, dengan dada keras yang kokoh bak bongkahan es.
"M-maaf.. Saya tidak tau tuan, saya pikir anda berkacama--, Tidak maksud saya, itu.." Anna gelagapan saking gugupnya.
Ia menunduk dengan wajahnya yang tidak karuan. Mata yang terus terpejam, tak berani membuka karna pria dihadapannya tengah membuka dada.
"Kamu gadis yang di telaga tadi kan?"
Nikolai menyeringai kecil sesaat, lalu beringsut mendekat pada Anna yang tengah berhadapan dengannya. Meski gadis itu menunduk, tapi ia sangat sadar dengan pergerakan Nikolai.
"I-iya.."
Nikolai kembali menyeringai kecil, lalu mengangkat tangannya yang entah akan ia daratkan dimana.
"Cantik juga.." Bisiknya pelan.
Dug dag dug dag
Rasa gugup dan takut memenuhi hati Anna. Ia perlahan memberanikan diri untuk mendongak menatap Nikolai.
"T-tuan, saya--"
Ia terhenti kala tangan Nikolai melewati tubuhnya dan ternyata berniat mengambil bunga di belakang Anna. Bunga gardenia putih yang tersusun rapih dalam vas kaca.
"Bunga ini, cantik bukan?" Nikolai kembali berbisik pelan.
"I-iya tuan." Anna lalu menoleh, ikut menatap bunga gardenia di belakangnya.
Setelah gadis itu mengganti fokusnya, Nikolai juga malah ikut mengganti fokusnya dari bunga menuju rambut Anna yang terurai.
"Terlihat sangat cantik bahkan jika melihatnya dari jarak yang jauh. Warnanya yang mencolok mengganggu fokus seseorang."
Nikolai terus memainkan bunga, tapi mata dan seringainya malah tertuju pada rambut Anna. Mungkin ucapan manisnya yang kini ia rangkai sebenarnya tertuju pada Anna dengan rambut pirangnya.
Anna tak menjawab, ia juga memang menyukai bunga apalagi dengan aroma yang menenangkan seperti gardenia. Tapi entah kenapa di dekat pria itu, lidahnya terasa kelu.
"Cocok untuk dijadikan koleksi bukan?"
"Mm."
Gadis itu malah mengangguk. Ia tidak tau yang dimaksud Nikolai itu bukan bunga di depannya, melainkan dirinya sendiri.
"Ah, kalau begitu saya pamit pergi." Anna kembali menatap Nikolai lalu sedikit membungkuk menunjukkan rasa hormat pada sang majikan.
"Pergilah."
Gadis itu lalu berjalan cepat keluar dari kamar luas milik Nikolai yang memiliki desain seperti bangsawan.
...***...
Sesampainya ia di rumahnya, yaitu di hutan kecil Baranov, Sergey dengan cepat menyambut anak gadisnya yang tadi tidak pamit lebih dulu.
"Kamu dari mansion?"
"Iya ayah, tadi bibi Zasha datang dan memintaku untuk segera menemui nyonya."
"Apa yang nyonya minta darimu sampai kamu baru pulang jam segini?"
"Merangkai bunga untuk tuan Nikolai."
Mendengar nama Nikolai, Sergey tersentak kaget sesaat. "Kamu bertemu dengannya?" Ia menekan pundak sang anak sambil beringsut mendekat.
"Iya ayah, ternyata dia tidak memakai kacamata." Anna malah balas terkekeh.
"Anna, jangan terlalu dekat dengannya. Dia seorang--"
"Paman Sergey?" Seseorang menyela dari arah pintu.
Sergey dan Anna sontak menoleh lalu mendekat. Mencari tau dari siapa sumber suara yang mengganggunya malam-malam begini.
"Siapa?"
"Ini aku, Dmitry."
Sergey lalu membuka pintu, mepersilahkan Dmitry untuk masuk. Di tangannya terlihat sebuah paper bag yang entah apa isi di dalamnya.
"Ada apa berkunjung malam-malam begini?"
"Oh, ini untuk Anna. Tadi dia membantuku memetik buah mangga di hutan." Jawab Dmitry sambil menyodorkan paper bag bawaannya.
"Waah.. Makasih paman!" Saut Anna penuh semangat.
"Sama-sama, maaf mengganggu di jam tidur seperti ini. Kalau begitu Anna, paman Sergey saya pamit." Dmitry kembali berjalan keluar.
Ia seorang pria yang sudah bekerja selama 7 tahun sebagai pengurus kebun di halaman belakang. Biasanya Anna atau Zasha sering membantu memetik buah yang siap dipanen lalu mendapat beberapa dari hasil panen mereka.
Pelayan lain juga diberi tempat dinggal di tempat yang sama dengan Sergey. Kurang lebih lima rumah kecil berjejer di sana.
"Ayah, ayo makan buah sebelum tidur."
"Sini ayah kupaskan untukmu. Tapi setelahnya gosok gigi lalu tidur."
"Baik ayah."
...***...
Hari-hari berjalan seperti biasanya, sampai disuatu malam yang panjang setelah membantu sang ayah memanen buah Strobery, Anna di tugaskan untuk mengantar buah itu ke dapur melalui pintu belakang mansion.
Malam ini jam menunjukan pukul 7 malam, dan bagi para pekerja itu masih waktunya mereka bekerja. Tak ayal Anna dan Sergey masih berada di luar.
Saat Anna melewati taman Baranov yang terletak di pintu belakang, terlihat Nikolai yang tengah terlelap dalam tidurnya dengan buku yang tergeletak diatas wajahnya.
"Hm? Tuan.. Nikolai?" Anna mendekat, berniat memastikan apa itu benar Nikolai atau Damian? Karna keduanya memiliki hobi yang sama, yaitu membaca buku dengan bahasa asing.
Saat jaraknya dengan Nikolai cukup dekat, refleks tangannya menjauhkan buku itu dari wajah Nikolai. Hal itu tentu membuat ia sendiri terkejut, betapa tampan wajah pria itu. Saat matanya terpejam, auranya begitu lembut. Bulu mata yang cukup lentik, dipadu dengan wajahnya yang halus. Sosok sempurna dari pria berusia 31 tahun.
"Ah, apa yang aku lakukan? Untung dia tidak bangun. Haish.. Aku biasanya melakukan ini pada ayah.." Gerutu Anna sambil kembali melangkah menuju dapur.
Saat sosok Anna cukup jauh, Nikolai membuka mata lalu berseringai. "Gardenia.."
Sesuatu yang bergerak dari balik pepohonan membuat Nikolai seketika beranjak dari baringannya. Ia merogoh sesuatu dari bawah meja, lalu ia dapati sebuah pistol revolver hitam.
Yah, tak aneh jika di bawah meja saja ada senjata, secara keluarga Baranov sendiri hobi membuatnya.
Ia lalu berlari menuju hutan sambil berseringai bak devil. Alih-alih takut, ia malah menikmati bagaimana ia mencari sosok yang bersembunyi bak tikus.
Grasakk
Hanya dengan melihat sedikit gerakan, Nikolai langsung bisa menangkap seseorang yang tengah bersembunyi tersebut. Begitu mudah ia menangkapnya, sampai ekspresi senang berburu itu terganti menjadi kecewa.
Kecewa karna penangkapan ini terlalu mudah.
Ia dapati seorang pria dengan jas lengkap dan sebuah kamera. Mungkin seorang paparazi? Nikolai sendiri adalah seorang pria yang tidak suka dibuntuti apalagi sampai difoto segala.
"Mau main Russian roulette?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dia Amalia
anna bakal rumit hidupmu dgn hadir taun muda kedua 😔😔
2024-06-13
0