Russian Roulette, sebuah permainan maut yang menggunakan pistol Revolver. Permaianan ini dimulai dengan mengeluarkan satu buah peluru atau lebih dari silinder pistol. Silinder tersebut diputar secara acak kemudian revolver ditodongkan pada diri sendiri, lalu pelatuk pun ditarik. Hanya keberuntungan yang dapat menyelamatkan sang pemain dari kematian, yakni ketika pelatuk tak memicu proyektil peluru.
"A-aku kemari.. U-untuk--"
"Berhenti bicara, ayo mulai.." Nikolai berseringai sambil menodongkan revolver hitam itu di dahinya sendiri.
Ctak
Tak ada peluru yang keluar, menandakan keberuntungan berpihak padanya disini. "Kini giliranmu." Ia menodongkan revolver itu tepat di dahi pria paparazi tersebut.
"T-tolong jangan tuan, saya mohon!" Pelupuk matanya terus berair, wajahnya pucat dan gemetar.
"Memohon lah pada keberuntunganmu."
Pelatuk perlahan di tarik, dan..
Bang!
Seketika da-rah membasahi tangan dan revolvernya. Ia menatap puas pria yang tergeletak tanpa nyawa di hadapannya, sungguh gila.
Setelah melakukan hal itu, Nikolai berbalik untuk kembali ke mansion. Tapi ia di kejutkan oleh sosok gadis yang tengah bersembunyi sambil gemetar di belakang pohon mangga di sampingnya.
Gadis itu Anna. Ia berniat segera pulang sambil membawa keranjang buah berisi Strawberry yang di panen beberapa waktu lalu, untuk dimakan bersama sang ayah di rumah. Tapi malang tak dapat di tolak, untung tak dapat di raih. Sebuah kesialan menimpanya diperjalanan pulang.
Mata lembut itu harus melihat sesuatu yang begitu mengerikan. Anna yang polos dan penuh perhatian tentu begitu tersiksa melihat kekerasan, apalagi itu terjadi di depannya. Ada rasa ingin menolong, tapi posisinya hanya seorang gadis lemah yang tak bisa apa-apa.
Ia terus menutup mulut, menahan napas supaya tidak ketahuan. Tapi mata Nikolai begitu jeli, ia sadar di balik pohon itu ada Anna yang tengah gemetar ketakutan.
"Kau akan jadi korban berikutnya. Larilah seperti kelinci, dan aku akan menangkapmu!"
Deg
Anna seketika membatu, jadi Nikolai tau bahwa dirinya tengah bersembunyi di balik pohon?
Tanpa pikir panjang ia berlari sekuat tenaga, meninggalkan mayat yang tergeletak bersama pria gila yang membu-nuhnya. Tak berani menoleh apalagi menjerit, ia hanya bisa berlari meski kakinya terus membentur batu dan kayu.
Jadi tuan muda kedua, Nikolai Ivanovich Baranov adalah orang yang seperti ini? Pria muda yang sangat ia kagumi karna kejeniusannya, ternyata seorang psychopath?
Sesampainya Anna di rumah, ia langsung memeluk sang ayah sambil gemetar. Air mata yang terus banjir tak dapat ia bendung. Beberapa buah bahkan berjatuhan saat ia berlari, tapi tak dihiraukannya. Saat ini asal bisa pulang saja itu sudah benar-benar harus di syukuri.
"Anna? Ada apa?" Sergey menenangkan sang anak dengan mengelus lembut rambutnya.
"A-ayah.. Hiks.. Tuan Nikolai.. Dia.. Seorang pembu-nuh Hiks.. Hiks.. Aku takut.."
Sontak Sergey termangu. Ia tahu tentang hal itu, tapi ia tak menyangka anaknya akan tahu secepat ini. Sebenarnya seluruh pelayan bahkan mungkin seluruh negara pasti tahu tentang hal itu. Nikolai ivanovich Baranov yang tak lain adalah sumber dari ancaman bagi negara Rusia itu sendiri.
Pria berdarah dingin yang gemar menyiksa dan tak segan membu-nuh itu berasal dari keluarga pengembang senjata Rusia. Siapa yang berani mengusik? Apalagi Nikolai sendiri pria tanpa ampun yang membuat orang bergidik jika di dekatnya.
"Anna.." Sergey membalas pelukan sang anak lalu terpejam, menyesal karna membawa anak satu-satunya ikut masuk ke dalam rumah seorang iblis.
"Maafkan ayah.."
Anna terdiam bingung, kenapa harus ayahnya yang meminta maaf, padahal jelas-jelas yang ia lihat di hutan hanya sosok Nikolai dan pria yang jadi korban.
"Itu bukan ayah, tapi Nikolai." Jawabnya pelan.
Sergey mengangguk pelan lalu kembali melepas Anna. "Maaf karna membawamu kemari. Anna, kamu anak yang baik tapi ayah malah membawamu ke dalam lingkungan seperti ini.." Sergey kembali menunduk dalam.
"Apa ayah tau kepribadian Nikolai memang seperti itu?"
Sergey kembali mengangguk pelan. Ia berjalan menuju sofa disusul Anna dari belakang. Mereka duduk di satu sofa yang sama, lalu Sergey menghela napas panjang sebelum kembali bercerita.
"Psycho Rusia, sebuah sebutan khusus untuk tuan muda kedua keluarga Baranov, Nikolai Ivanovich Baranov. Seorang pria yang dibesarkan di kota Abaza dengan keistimewaan yang ia bawa sejak kecil. Ia sangat pintar, bahkan diusianya yang baru 15 tahun, ia sering diajak bertamu oleh seorang pengembang bom atom di Amerika serikat."
Anna terus mengamati raut wajah Sergey yang terus berubah-ubah, dan ia sangat tahu ayahnya sebenarnya enggan bercerita tentang ini padanya.
"Kamu penasaran kenapa Nikolai mendapat sebutan gila itu?" Sergey menoleh, lalu Anna mengangguk.
"Saat usianya 25 tahun, ia mencoba menciptakan sebuah senjata yang dapat menghancurkan satu negara. Ia begitu berusaha sampai kesehatannya terus menurun. Butuh waktu 3 tahun untuk menciptakan senjata gila itu, tapi ledakannya hanya bisa menghancurkan satu kota dan bukan negara. Ia sangat prustasi pada saat itu, sampai tempramennya begitu buruk. Karna saat Nikolai marah, tak ada yang bisa membujuknya. Lalu tuan Baranov berinisiatif untuk menunjukkan maha karya sang anak pada pemerintah."
"Pertama kalinya memang di tentang keras oleh mereka, dan tuan Baranov hanya ingin menerima penghargaan untuk anaknya yang kini tengah kecewa. Tapi pemerintah begitu kukuh menyuruh tuan Baranov untuk menghancurkan senjata gila itu. Satu kota saja sudah sangat besar, dan Nikolai masih merasa kecewa? Saat itulah pemerintah tahu betapa gilanya tuan muda kedua Baranov."
"Lalu beberapa bulan setelahnya, Nikolai bangkit dari keterpurukan dan memutuskan untuk mencoba senjata itu di kota mati. Tapi sebelum itu berhasil, pemerintah lebih dulu menghentikan Nikolai dengan sebuah ikatan janji. 'Kau bisa lakukan apapun di sini, tapi tolong simpan senjata itu dan jangan pernah menggunakannya. Kami janji tak akan mengganggu kesenanganmu.' Mendengar hal gila itu dari mereka, tentu Nikolai bangga dan percaya diri dengan kemampuan pengembang senjata yang keluarganya wariskan padanya."
"Itulah awal terciptanya Nikolai si Psycho Rusia. Aku selalu takut kamu berurusan dengannya, Anna.. Hindari dia sebisamu, jangan termakan oleh wajahnya yang tampan dan tipu muslihatnya yang seperti iblis."
Anna mengangguk, ia masih menyimpan ketakutan karna ancaman Nikolai sebelumnya dan tak berani buka mulut tentang itu pada Sergey, sang ayah.
Setelah melihat anggukan Anna, Sergey menghela napas lega. Ia sangat tahu Anna yang dapat di percaya dan selalu mendengarkan ucapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
putrie_07
🥺🥺takut ayahh😬😬😬
2025-02-26
0