pakaian usang

Suara azan yang berkumandang tidak lagi terdengar oleh penghuni rumah Pak cik, mereka larut dalam amarah dan rasa benci di hati masing-masing.

Setelah selesai mengemasi barangnya Hana keluar dari kamar Bibi, ia terus berjalan tanpa menoleh kearah pak cik dan Vera yang duduk dikursi tamu.

"Lihatlah Ayah dia sombong sekali tidak menoleh sedikitpun kearah kita, padahal dia memakai pakaian usang, tas nya hanya tas sekolah yang sudah robek disampingnya. Trus dia juga menentang plastik, sangat ketinggalan jaman. dasar manusia miskin sombong." ucap Vera sengaja membesarkan volume suaranya untuk membuat Hana berhenti.

Hana tidak menghiraukan ucapan Vera, ia terus berjalan hingga melewati pintu utama, melewati halaman rumah dan terus berjalan hingga kakinya menginjak jalan aspal, bertanda ia benar-benar telah keluar dari rumah pak cik.

Hana meneteskan air mata dan terus berjalan dalam kegelapan karena jalan yang ia lalui tidak tidak mempunyai lampu penerang, hanya pantulan cahaya lampu dari rumah warga yang membuatnya dapat melihat jalan yang ia lalui.

Hati dan pikirannya terus berinteraksi, mereka seperti teman yang berbicara, pikiran dengan mengingat hal yang baik kadang mengingat hal buruk, hati yang berkata-kata kadang mengumpat, mencaci maki mereka yang telah membuat Hana terluka.

"Akhirnya aku benar-benar keluar dari rumah itu, rumah yang kadang menghembuskan angin surga kadang juga mendatangkan angin neraka. semoga kalian bisa melihat kehidupan ku yang bahagia setelah kepahitan hidup yang kalian berikan kepada ku. Kau bilang pakaian ku lusuh dan tas ku robek, jika ayah mu punya hati pasti dia merasa malu dengan yang kau ucapkan, semoga kau bisa merawat ibu mu dengan baik." Ucap Hana dihatinya mengomentari perkataan Vera yang terlintas dipikirannya.

"lihatlah aku sekarang ayah ibu, aku sendiri, aku benar-benar sendiri. tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan berusaha seperti ayah yang terus berusaha menghidupi ku. Aku tidak akan menangis dan tidak akan jadi pengecut yang bersembunyi dari mereka yang telah mengusirku" ucap Hana menghapus air matanya

"Hana."

" Hana."

"Hana,."

pak Yahya yang berjalan tidak jauh dibelakang Hana memanggil Hana berkali kali namun tidak direspon. Pak Yahya baru pulang dari masjid selesai menunaikan sholat Maghrib berjamaah.

Pak Yahya terus mengikuti dan memanggil Hana sampai ia melewati rumahnya sendiri.

"Sepertinya Hana tidak mendengar ku, mau kemana dia malam-malam begini dengan membawa tas dan juga plastik tentengan, kemana Dani? kenapa dia tidak mengantar keponakannya? Adam, ah iya, aku harus memberitahu nya" ucap pak Yahya menghentikan langkah nya mengikuti Hana dan berputar arah kembali kerumahnya.

Pak Yahya masuk kerumahnya dan mencari Adam. ia membuka pintu kamar yang ditempati Adam. Terlihat Adam sedang melaksanakan kewajibannya menunaikan sholat Maghrib.

Pak Yahya terus berdiri didepan pintu menunggu Adam selesai sholat.

"Ada apa pak?" tanya Adam begitu selesai mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.

"Aku melihat Hana menyandang tas ransel dan menenteng plastik. tiga kali aku memanggilnya tapi dia tidak menoleh dan menjawab panggilan ku." jawab pak Yahya

Adam teringat kejadian tadi siang, Adam bergegas melipat sajadah dan mengganti kain sarungnya dengan celana.

"Terimakasih pak, aku akan menyusul Hana." ucap Adam sambil pergi meninggalkan pak Yahya yang masih berdiri ditempatnya

"Iya, susul dia kearah kiri." ucap Pak Yahya sedikit berteriak karena Adam sudah sampai di pintu utama.

"Baik." ucap Adam sambil berlari menuju mobilnya yang terparkir.

Adam segera melaju dengan kecepatan tinggi berharap secepatnya menemukan Hana.

Beruntung Hana belum jauh dan Adam menemukannya yang masih terus berjalan tanpa ada penerangan. Adam memotong Hana dan berhenti didepannya.ia segera keluar dan menghampiri Hana yang terlihat kaget karena mobil Adam berhenti tepat didepannya dengan jarak hanya beberapa meter.

"Hana, syukurlah aku menemukan mu. Ayo ikut aku." ucap Adam sambil meraih tangan Hana dan membawanya berjalan menuju mobil.

Hana diam dan mengikuti Adam, Ia bersyukur bisa bertemu Adam kembali.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kota. Hana merasa lelah dan memejamkan matanya, ia tertidur dalam sekejap.

Adam tersenyum melihat Hana yang ketiduran.

Mereka sampai dirumah Adam.

"Hana, ayo bangun. Kita sudah sampai." ucap Adam mencoba membangunkan Hana tanpa menyentuhnya.

Hana terlalu lelah dan tidur dengan nyenyak.

"Hana, ayo bangun." ucap Adam sambil mengusap kepala Hana dengan sedikit cepat agar Hana terbangun.

"Aku lelah dan lapar. Dimana ini?" tanya Hana yang masih membuka sedikit matanya.

"Dirumah kita. Ayo turun." ucap Adam.

Hana segera membuka matanya dan keluar dari mobil. Adam membawa semua barang Hana masuk kerumah.

"Tas robek dan kantong plastik yang ketinggalan jaman. Ternyata benar, aku juga memakai pakaian yang lusuh, warna nya sudah tidak secerah pakaian kak Adam." ucap Hana teringat ucapan Vera saat melihat tas nya disandang Adam dan menenteng plastik nya.

"Semoga aku bisa membeli pakaian baru dengan gaji yang aku dapatkan." ucap Hana didalam hatinya.

Adam membuka pintu kamar yang pernah ditempati Hana dan meletakkan barangnya diatas tempat tidur.

"Mandi lah, aku keluar sebentar untuk membeli makanan." ucap Adam menatap Hana yang masih berdiri didepan pintu kamar nya.

"Iya." ucap Hana sambil menatap Adam yang berjalan keluar dari kamarnya dan keluar rumah.

"Darimana kak Adam tahu kalau aku belum mandi." ucap Hana sambil berjalan kearah kaca lemari yang ada di kamarnya, Hana melihat wajahnya yang berminyak dan rambutnya juga lepek karena keringat.

"Pantas kak Adam menyuruh ku mandi. pasti tangannya terasa lengket saat mengusap kepala ku tadi." ucap Hana dan segera mengunci pintu kamar dan pergi kekamar mandi.

Hana segera mandi dan mencuci rambutnya. Selesai mandi ia mengeluarkan semua barang yang ada didalam tasnya dan dari kantong plastik yang lumayan besar. Ia memperhatikan satu persatu pakaian yang ia bawa.

"Aku tidak pernah memperhatikan pakaian ku, ternyata semuanya benar-benar lusuh. tapi ini pakaian yang dibeli oleh Ayah ku dengan jerih payah nya, aku tidak boleh malu dan gengsi, hanya warna nya yang pudar, tidak ada yang robek." ucap Hana memeriksa satu persatu pakaian yang ia bawa dari rumah pak cik nya.

Hana memakai baju kaos lengan pendek dan rok panjang lipat, ia kembali menyusun dan melipat kain yang tadi dibongkarnya. Menatanya diatas kasur untuk dimasukkan kembali kedalam tas dan kantong.

"Hana, ayo makan." ucap Adam mengetuk pintu kamarnya

"Iya, sebentar kak." jawab Hana segera memasukkan semua barangnya kedalam tas dan plastik.

Mereka makan diruang makan yang dilengkapi dengan meja makan dan kursi makan hanya untuk mereka berdua.

"Makanlah selagi hangat." ucap Adam

"Aku ambil mangkok cuci tangan dulu." ucap Hana sambil berjalan kearah rak piring mungil diatas wastafel.

Adam menuangkan air minum kedalam gelas untuknya dan Hana.

Mereka menikmati makan malam bersama untuk pertama kalinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!