obat Adam

Dini hari, Hana terbangun karena perutnya terasa penuh dan harus dikeluarkan, Hana membuka pintu kamar Pak Abdul sedikit dan mengamati keadaan sekitar. Sangat sunyi dan terasa menakutkan.

Hana tidak mungkin menahan sampai pak Abdul kembali, Hana nekat keluar kamar dan pergi ke toilet yang tidak begitu jauh dari kamarnya.

Udara terasa sejuk dan sangat sepi, membuat Hana ketakutan saat akan melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Bismillah, semoga tidak ada hal buruk yg aku temui." ucap Hana sambil menutup pintu dan berlari kearah WC terdekat.

"Ah lega nya." ucap Hana merasakan perutnya sudah kembali normal.

Hana kembali kekamar, dengan berlari sekencang mungkin hingga ia tidak bisa mengerem kecepatannya dan menabrak Adam yang berdiri didepan pintu kamar yang ia tempati.

Bruk,..

Hana menabrak tubuh Adam yang berdiri kokoh, mereka berpelukan. Seketika tubuh mereka menjadi hangat dan tegang.

Bahkan Hana sempat mencium aroma wangi tubuh Adam.

"Maaf pak." ucap Hana cepat menarik dirinya agar berdiri sempurna.

"Pak?" ucap Adam sedikit kaget dengan apa yang ia dengar

"Maaf, Anda bos disini, karna itu saya memanggil begitu."

"Bukankah perintah bos harus kamu turuti?" ucap Adam membuat Hana sadar jika alasannya tidak diterima Adam.

"Ah iya maaf kak." ucap Hana

Adam tersenyum mendengar Hana mengganti panggilannya.

"Nah, sekarang aku merasa muda lagi dengan panggilan seperti itu. Apa yang kau lakukan dikamar pak Abdul?"

"Aku,. Aku menumpang tidur ditempatnya."

"Apa? Kalian tidur bersama?" tanya Adam dengan ekspresi wajah kaget dan langsung membuka pintu kamar yang selama ini di huni pak Abdul. Adam tidak melihat keberadaan pak Abdul, tidak ada tempat untuk melarikan diri dikamar ini Adam tahu itu.

"Pak Abdul pulang kerumahnya, saya belum memiliki tempat tinggal, tadi saya yang memohon kepada pak Abdul agar mengizinkan saya untuk tidur disini malam ini." ucap Hana menceritakan keadaan sebenarnya.

"Oh, baguslah,. Tapi saya tetap tidak bisa mentolerir perbuatan mu. kamu melakukan dua kesalahan, yang pertama Kamu telah membohongi atasan mu, yang kedua kamu menggunakan fasilitas yang bukan hak mu. Saya rasa dua alasan ini sudah bisa membuat saya memberi mu hukuman." ucapan Adam

Hana tidak membantah dan ia bersyukur, karena Adam hanya menyebutnya memberi hukuman bukan memecatnya.

"Hukuman apa yang akan kakak berikan?" tanya Hana

"Kemasi barang mu dan ikut aku." ucap Adam dengan mode serius.

"Maaf, saya seorang gadis, tidak bolehkah hukumannya saya dapatkan besok pagi?" tanya Hana takut jika Adam berbuat yang buruk kepadanya.

"Tenang saja, Saya tidak akan menyakiti dan berbuat yang macam-macam kepada mu. Ayo cepat." ucap Adam kembali memerintah

Hana mengangguk dan segera masuk kekamar untuk mengemasi barangnya.

"Apa semua ini barang mu?" tanya Adam sedikit heran karna Hana membawa tas ransel dan kresek hitam.

"Iya, ini semua barang ku." ucap Hana meyakinkan

Adam mengambil kedua barang yang dipegang Hana, ia berjalan duluan, Hana menutup pintu kamar pak Abdul tanpa menguncinya.

mereka sampai ditempat Adam memarkirkan mobilnya.

"Masuklah." ucap Adam yang sudah membuka pintu depan disamping kemudi untuk Hana dan barang bawaan Hana ia letakkan dibangku belakang kemudi.

Hana masuk dengan perasaan yang semakin berdebar dan pikiran yang tidak dapat dikendalikan.

Adam melaju dengan kecepatan tinggi ditengah kesunyian malam. Tidak ada obrolan diantara mereka sepanjang jalan. Adam membawa Hana ke tempatnya. Sebuah Vila dipuncak yang tidak jauh dari kota.

"Malam ini dan seterusnya kamu akan menginap disini." ucap Adam

"Tidak, ini terlalu jauh dari tempat kerja. Aku akan kesulitan." jawab Hana

"Aku akan mengantar dan menjemput mu." jawab Adam

"Jangan, itu akan merepotkan dan aku tidak mau berhutang budi lagi."

"lagi?" tanya Adam merasa ucapan Hana sedikit aneh dengan menyebut kata lagi, Adam memilih untuk tidak berdebat.

"Maaf, bolehkah aku meminta bantuan Kakak?"

"Ya tentu saja."

"Pinjamkan aku uang, aku janji akan melunasinya saat aku gajian."

"Baiklah, berapa yang kau butuhkan?"

"Lima ratus ribu." jawab Hana cepat

"Baik. Uangnya akan aku berikan besok pagi, ayo turun dan tidurlah didalam." ucap Adam sambil membuka pintu mobil dan keluar dari mobil, tidak lupa Adam juga kembali membawa barang milik Hana.

Jantung Hana berdebar sangat kencang, Hana belum pernah tidur dirumah orang lain selain rumah Pak ciknya.

"Masuklah." ucap Adam saat selesai membuka pintu rumahnya

Hana masuk dan terpana dengan tampilan mewah isi rumah itu.

"Kamu bisa tidur dikamar ini." ucap Adam sambil membuka pintu kamar untuk Hana dan meletakkan barang Hana dikamar itu.

Hana mengangguk dan segera mendekat kekamar yang akan ia tempati malam ini.

"Tidurlah." ucap Adam memegang kepala Hana yang tidak ditutupi jilbab.

seketika tubuh Hana menegang karena ini pertama kalinya ada laki-laki lain selain Ayahnya yang memegang kepalanya. Kelembutan sikap Adam membuat Hana terpana dan sulit mengontrol gejolak didalam dirinya.

"Kak Adam pemuda tampan dan juga lembut. Sadar Hana, dia terlalu tinggi untuk kau miliki. Cukup Bersyukurlah bisa berada didekatnya dan memanggilnya kakak. jangan berharap lebih." batin Hana berucap untuk menormalkan kembali perasaannya.

"Tidurlah lah dan ingat untuk mengunci pintu." ucap Adam yang melangkah keluar dari kamar meninggalkan Hana yang belum menjawab ucapannya.

Adam segera masuk ke kamarnya, ia mengunci pintu dan segera menghempaskan tubuhnya ke kasur. Adam tersenyum mengingat keberanian tangannya menyentuh kepala Hana.

Adam merasa senang bisa menemukan Hana dan membawanya kerumah.

Kini Adam bisa fokus kembali melanjutkan tugas kuliahnya memperbaiki skripsi.

***

Hana tersenyum dan bersyukur bisa tidur di kasur empuk dihari pertamanya merantau ke kota.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!