Ihsan

Setelah sholat subuh Hana menunggu kedatangan travel yang siap mengantarnya ke alamat.

Hana membawa tas ransel dan kresek hitam untuk menempatkan barang yang ia bawa, tas ransel yang dipakai Hana merupakan tas sekolah yang ia beli bersama ayah nya saat masuk sekolah SMA.

Hana tidak memiliki barang bawaan yang banyak, semenjak tinggal bersama pak cik, Hana hanya pernah dibelikan baju lebaran satu stel dan sendal sepasang, selebihnya Hana memakai pakaian yang pernah ia beli saat ayahnya hidup.

Hana tetap bersyukur karena ia masih bisa mendapatkan uang saku selama sekolah setiap harinya dari pak cik dan uang tambahan dari Bibi jika Hana selesai mengantar kue ke pelanggan yang minta di antarkan ke alamat. Uang dari Bibi bisa iya simpan dan akan digunakan jika ada keperluan mendesak.

Tadi malam setelah selesai berkemas Hana mengambil uang simpanannya dan menghitungnya.

"Alhamdulillah aku masih punya simpanan 98.000" ucapan Hana bersyukur, uang itu nantinya akan ia gunakan untuk membayar ongkos mobil.

*******

Pak cik dan Bibi mengantar Hana masuk ke mobil travel.

"Berapa ongkos sampai ke Rumah makan Lintas Sekawan?" tanya pak cik pada supir travel yang sudah biasa mengangkut penumpang dari desa ke kota.

"60.000 bang." jawab supir itu

"Nih, aku bayarkan ongkos anak ku, tolong antarkan dia sampai ke tujuan." ucap pak cik sambil menyerahkan uang 100.000 kepada supir travel. Supir itu mengambil uang pak cik dan memberikan kembaliannya.

"Hana, ini untuk mu." ucap pak cik sambil menyodorkan uang berjumlah 140.000

"Trimakasih pak cik." ucap Hana dengan mata berbinar.

Hana sangat bahagia mendapatkan uang dari pak cik, belum pernah Hana mendapatkan uang sebanyak itu dari pak cik selama ini. Biasanya setiap kali berangkat sekolah pak cik akan memberi Hana uang jajan 5.000 rupiah.

Uang jajan yang diberikan pak cik tidak akan cukup jika Hana tidak membawa bekal dari rumah, untungnya Hana selalu bisa membawa bekal dari rumah karena Bibi rajin memasak dan mengizinkan Hana untuk membawa bekal kesekolah.

Berbeda dengan Vera, Vera setiap hari akan diberi uang jajan tidak kurang dari 20.000, Vera selalu menghabiskan uang yang ia dapat karena tidak pernah membawa bontot dari rumah.

Mobil yang ditumpangi Hana melaju dengan cepat menuju kota.

Jam 09.00 pagi mobil yang ditumpangi Hana sampai ditempat yang buk Indah sebutkan. Sebuah rumah makan dengan parkiran luas dan bangunan yg terlihat elegan, terbuat dari bata yang kokoh dipadukan dengan kayu kayu pilihan dan dinding kaca sekeliling yang membuat pengunjung memiliki jarak pandang yang luas.

"Benar kamu kerja disini?" tanya supir travel saat Hana turun dari mobilnya

"Iya bang," jawab Hana karena supir travel itu masih tidak terlalu tua dari Hana

"Makan disini lumayan mahal loh, bisa jadi gaji mu besar." ucap Abang supir

"semoga bang, aamiin." jawab Hana sambil tersenyum

"Trimakasih bang, saya kedalam dulu." ucap Hana pamit pada bang supir.

Hana memasuki rumah makan itu dari pintu utama, terlihat beberapa karyawan sedang menyapu, merapikan kursi dan membersihkan kaca.

"Cari siapa dek?" tanya salah satu dari mereka dan berjalan menghampiri Hana yang baru beberapa langkah masuk kedalam area rumah makan itu.

"Saya mau bekerja disini pak." jawab Hana

"Maksud nya, kamu diterima kerja disini?" ucap laki-laki sebaya pak cik Hana itu.

"Iya pak, saya sudah diterima dan disuruh datang pagi ini." jawab Hana memperjelas ucapan bapak itu.

"Ooo ya sudah, kamu terus saja jalan kebelakang, disebelah kiri ada bangunan cat putih kamu masuk saja kesana." ucap laki-laki itu ramah.

"iya pak, trimakasih." ucap Hana sambil memperlihatkan senyum indahnya.

Hana melanjutkan langkahnya keluar dari ruang makan menuju ruang belakang yang disebutkan bapak tadi.

Hana mengetok pintu, terdengar seseorang menyuruhnya masuk.

"Kamu Hana?" tanya pria yang tadi menyuruhnya masuk, sambil duduk di kursi kerjanya.

"Iya." jawab Hana

Pria itu melihat Hana dari ujung kepala sampai ujung kaki, Hana sedikit gerogi dengan tatapan pria itu.

"Sudah pernah kerja?" tanya pria itu

"Belum, tapi saya sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah." jawab Hana sedikit gugup

"Oh, kamu untuk sementara saya posisikan di bagian kamar mandi dulu ya, kamar mandi disini ada sepuluh. Di Sana ada dua, disana ada empat, dibelakang ada empat." ucap pria itu sambil menunjuk arah yang ia sebutkan.

"Kebetulan bagian yang biasa ngurus kamar mandi lagi sakit. Jadi kamu gantikan dulu." kembali pria itu berucap.

"Iya pak, gak papa." jawab Hana

"Perkenalkan Nama saya Ihsan saya manajer disini, ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Ihsan

"Boleh saya tau dimana saya harus meletakkan barang saya?" tanya Hana

"kamu bisa meletakkan barang mu di mushola." jawab Ihsan

"Kata buk Indah, disini disediakan tempat tinggal." jawab Hana

"Indah? Siapa dia?" tanya Ihsan

"Dia guru saya, dia yang mendaftarkan saya bekerja disini." jawab Hana

"Maaf sepertinya dia salah dalam memberimu informasi. Kami tidak menyediakan tempat tinggal karyawan, kecuali marbot mushola."

Ucapan Ihsan membuat Hana kaget, Hana bingung dimana ia akan tinggal nantinya. Setelah selesai bekerja.

"Silahkan kamu mulai bekerja, dan pastikan semua kamar mandi dan WC sudah bersih sebelum jam 11.00, silahkan keluar." ucap Ihsan dengan wajah serius.

Hana keluar dari ruang Ihsan dan berjalan menuju mushola, Hana meletakkan tas dan plastik hitam yang ia bawa didalam mushola, tidak lupa Hana mengambil semua uangnya yang ada di tas dan menyimpannya didalam saku celana yang saat ini iya pakai.

Marbot mushola menghampiri Hana yang masih berada didalam mushola.

"Adek dari mana? Tanya pria itu

"Saya dari desa Kembang Sari pak." jawab Hana sambil melihat orang yang menyapanya

"Oooh, mau ke toilet?" tanya Marbot mengira Hana pelanggan yang singgah pagi ini.

"Tidak pak, saya ditugaskan untuk membersihkan toilet." jawab Hana

"Oh kamu karyawan baru?" tanya pria itu

"Iya. saya tinggalkan barang saya disini dulu ya pak?." ucap Hana sambil menunjuk tas nya.

"Oh, oke, dijamin aman." jawab Marbot itu pada Hana

Hana tersenyum dan segera menuju kamar mandi untuk memulai pekerjaannya.

Jam 10.55 menit Hana selesai membersihkan kamar mandi.

"Hana, kamu ke dapur dulu, bantu disana." ucap Ihsan saat melihat Hana duduk didepan Mushola.

Hana yang baru saja duduk langsung berdiri dan bergegas menuju dapur, sampai di dapur banyak yang meminta pertolongan pada Hana mulai dari mengambil baskom, sendok hingga mengipas ikan bakar.

"Wah, Hana kamu cekatan dan sangat ringan tangan." ucap Budi yang bertugas di bagian pemanggangan.

Hana tersenyum mendengar pujian dari Budi

"Ayo kita makan, ini sudah jam makan siang." ajak Budi

"Baiklah, aku juga sudah lapar." jawab Hana

Mereka berjalan menuju tempat makan para karyawan, disana sudah tersedia aneka hidangan yang boleh mereka ambil sesuai keinginan.

Hana melihat pak Ihsan makan diruang itu, ia duduk sendiri dan terlihat menikmati makan siangnya

"Ah iya, aku belum punya tempat tinggal, aku akan menemui pak Ihsan setelah makan siang." batin Hana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!