isi Hati

"Lapar, aduh badan ku pegal semua. Alhamdulillah bisa tidur dirumah. Eh,. rumah, rumah siapa ini?" ucap Hana kaget saat tersadar dari tidur nyenyak nya selama hampir 2 jam.

Hana segera duduk dan terkejut melihat Umi, Ihsan dan Adam sedang menatapnya dari sudut kamar itu.

Melihat Hana yg sudah bangun, Umi bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Hana.

"Kamu lapar?" tanya Umi

"Iya buk, maaf, kenapa saya bisa ada disini? dan dimana ini?" tanya Hana penasaran

"Jangan panggil saya buk, panggil saya dengan sebutan Umi dan mereka berdua adalah anak saya. Ihsan yang membawa mu kekamar ini, ini dikantor mereka." jawab Umi sambil menatap Hana yang terlihat masih shock dengan apa yang terjadi.

"Adam tolong ambilkan makan malam untuk Hana." ucap Umi memerintah Adam

Adam yang mendapat perintah dari Umi langsung berdiri dan pergi mengambilkan makan malam untuk Hana.

Tidak menunggu lama, Adam kembali dengan tadah yang berisi seporsi makan malam dan air minum botol, Adam memberikan tadah itu kepada Hana.

"Makanlah." ucap Adam

"Silahkan dimakan Hana, Umi keluar dulu." ucap Umi tidak enak jika terus didalam dan membuat Hana tidak menikmati makan malam nya.

Melihat Umi keluar, Adam dan Ihsan ikut menyusul. Mereka duduk diruang kerja.

Umi memberi kode kepada Ihsan agar duduk disebelahnya. Ihsan menurut dan duduk disamping Umi.

"Tumben si Adam nurut ucapan umi untuk melayani perempuan, apa ada hal lain yang umi tidak tahu hari ini?" tanya Umi berbisik ditelinga Ihsan.

"Hana itu baru datang hari ini Umi, mereka belum pernah ketemu dan bicara secara langsung, Aku rasa Adam melakukan semua itu karena kasihan." jawab Ihsan

****

Hana makan dengan cepat. Hana takut Umi pulang disaat makan malamnya belum habis dan iya disuruh bekerja lagi oleh Ihsan yang menurut Hana sebagai atasan yang suka memberi perintah sesuka hatinya.

"Alhamdulillah habis dan aku kenyang." ucap Hana setelah menghabiskan makan malamnya.

Hana segera bangkit dari tempat ia duduk. Hana membawa tadah, piring kotor dan botol minum yang sudah kosong, keluar dari kamar.

"Kamu sudah selesai makan?" tanya Adam yang kaget saat Hana keluar dari kamar dengan memegang tadah dan terlihat piring kotor diatasnya.

Adam berjalan kearah Hana yang tidak jauh dari tempat ia duduk saat ini.

"Sudah pak." Jawab Hana

"Jangan panggil pak, panggil kakak saja." ucap Adam sambil mengambil tadah yang dipegang Hana.

Reaksi Adam membuat Hana melongo begitu juga dengan Ihsan dan Umi.

Adam membawa tadah yang berisi piring kotor itu keruang pencucian. Setelah itu

Adam memasuki toilet dan melihat pantulan dirinya di kaca besar yang ada dikamar mandi.

"Bodoh sekali, Pasti umi melihat tingkah bodoh ku." ucap Adam merasa malu dengan gerakan refleknya untuk membantu Hana.

Perbuatan yang belum pernah Adam lakukan untuk perempuan mana pun.

Adam yang selalu tampil dingin kepada semua wanita yang ditemuinya tiba-tiba menjadi hangat dan memperlihatkan kepeduliannya kepada Hana.

Adam memegang dadanya yang berdetak kencang, detak yang sama saat pandangannya dan Hana pertama kali bertemu tadi siang.

"Ah, sial, apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?" ucap Adam sambil mengusap wajahnya yang terlihat memerah menahan malu karena iya yakin Umi dan Ihsan tahu tentang hati nya saat ini.

****

Umi yang selalu memperhatikan tingkah laku Adam mengetahui dengan jelas jika anaknya menyukai Hana.

"Aku harus mengetahui asal usul Hana, aku tidak ingin Adam mencintai wanita yang tidak jelas asal usulnya. aku juga tidak ingin mengabaikan permintaan Indah yang ingin menjodohkan anak nya bersama Adam. Jika Hana lebih baik dari Rani maka aku akan menolak lamaran yang sudah Indah sampaikan. Tapi jika Rani lebih baik dari Hana maka aku akan membuat Hana menjauh dari Adam." ucap Umi bermonolog, yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.

****

"Tolong pantau Adam, jangan biarkan dia tidur dikantor." ucap Umi saat memasuki mobil yang ia bawa sendiri sementara Hana sudah lebih dulu pamit pulang.

"Baiklah Umi." jawab Ihsan yang merasa ada kejanggalan dari perintah Umi, Baru kali ini Umi melarang Adam tidur dikantor.

"Ini pasti karna kesalahan ku yang membawa Hana kekamar, seharusnya aku lebih hati-hati, bisa jadi Umi akan lebih mengawasi ruang pribadi kami. Maaf Umi, anak mu Adam adalah manusia suci yang belum tersentuh oleh wanita, berbeda dengan diriku yang sangat haus sentuhan wanita.

Hana, gadis desa yang cantik dan lugu, kita lihat bagai mana kau akan berakhir.

aku sudah tidak sabar merasakan tubuh mu yang menggoda itu." ucap Ihsan seorang diri sambil tersenyum licik.

****

Hana yang telah pamit pulang lebih dulu sembunyi dibalik tembok samping rumah makan Lintas Sekawan. Hana berencana kembali saat Umi, Ihsan dan Adam pulang.

Lama Hana menunggu ditempat yang gelap itu, gigitan nyamuk dan kaki yang kesemutan tidak memudarkan semangat Hana untuk terus menunggu waktu yang tepat untuk masuk kearea tempat ia bekerja.

setelah merasa aman, Hana masuk kearea rumah makan Lintas Sekawan dengan tetap memperhatikan keberadaan Ihsan. ya Hanya Ihsan.

Hana tidak mau lagi bertemu Ihsan yang menyebalkan, Ihsan yang suka mengusik ketenangannya dan memberinya pekerjaan sesuka hati.

Hana terus berjalan menuju mushola, Hana melihat Marbot mushola yang mengunci pintu tempat ia tinggal.

"pak." ucap Hana dari jarak yang dekat.

"kamu, bikin kaget saja." ucap Abdul

"Bapak mau kemana?" tanya Hana

"Mau pulang."

"Apa bapak setiap malam pulang kerumah?"

"Tidak, kadang tidur disini juga." jawab Abdul

"Boleh saya tidur disini?" tanya Hana

"Mana boleh, nanti saya dimarahi pak Ihsan."

"Tolonglah pak, saya tidak punya uang untuk menyewa tempat tinggal, saya juga tidak berani tidur di mushola, 1 bulan, tolong saya selama satu bulan, jika sudah gajian saya akan menyewa rumah dan tidak akan tidur ditempat bapak lagi." ucap Hana memohon dengan menempelkan kedua telapak tangannya.

"Kalau ketahuan?"

"Jangan sampai ketahuan pak, nanti bapak pulangnya larut malam saja, biar tidak ada yg tahu." ucap Hana meyakinkan

"Ya sudah karna ini sudah larut saya izinkan kamu tidur disini malam ini, untuk besok lihat keadaan." jawab pak Abdul

"Trimakasih pak, baiklah. Oh iya, nama bapak siapa?"

"Nama saya Abdul. Cepatlah masuk kedalam." ucap pak Abdul karna sudah ingin pulang.

"Tunggu sebentar pak, saya ambil barang dulu di mushola." jawab Hana

Setelah mengambil barangnya Hana segera masuk kedalam rumah tempat istirahat pak Abdul selama ini. Hana merasa lega karna idenya tadi sore terealisasi juga.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!