Adam

Selesai makan siang Hana melihat pak Ihsan yang tengah mengobrol dengan seorang pria, Hana tidak melihat wajah pria yang menjadi lawan bicara pak Ihsan karena posisinya membelakangi Hana.

"Kalau aku temui sekarang, pak Ihsan marah gak ya? Tapi aku juga gak bisa menunggu lebih lama lagi, aku harus segera mencari kos-kosan sebelum malam " batin Hana.

Hana memberanikan diri menemui pak Ihsan, Hana berdoa semoga pak Ihsan tidak memarahinya karena menganggu pembicaraannya bersama temannya.

"Siang pak Ihsan." ucap Hana menyapa

Mendengar namanya dipanggil Ihsan menoleh begitu juga dengan lawan bicaranya.

Deg

"Ya Allah ganteng sekali teman pak Ihsan." batin Hana saat keduanya bertemu pandang

"Ada apa Hana?" tanya Ihsan

Sapaan pak Ihsan membuat Hana kembali fokus pada tujuannya.

"Boleh saya izin keluar? Saya mau mencari kos-kosan untuk tempat tinggal." jawab Hana

"Apa kamu serius belum memiliki tempat tinggal?" tanya Ihsan

"Ya pak, kalau saya tidak mencari sekarang saya tidak tahu harus tidur dimana nanti malam."

"Ya sudah, saya izinkan. nanti sore kamu haru kembali kesini untuk membersihkan toilet."

"Apa tidak boleh besok pagi saja saya kesini dan membersihkan toilet nya pak?"

"Kamu ini baru kerja sudah banyak permintaan. Sekarang kamu cari dulu kontrakan, jika sudah dapat telpon saya, kali aja baru berapa meter dari sini kamu sudah dapat kontrakan, ngapain harus nunggu besok baru kerja." jawab pak Ihsan kesal dengan permintaan Hana

"Ini kartu nama saya, hubungi saya jika kamu sudah menemukan kontrakan." ucap Ihsan sambil memberikan kartu namanya kepada Hana.

"Baik pak," jawab Hana tampa membantah lagi ucapan Pak Ihsan.

Hana mengambil kartu nama yang diberikan pak Ihsan dan segera bergegas meninggalkan ruang makan itu.

"Kelihatannya karyawan kita tadi masih sangat muda." ucap Adam

"Iya, dia yang direkomendasikan oleh Ibunya Rina. Masih SMA." jawab Ihsan

"Loh kok bisa diterima?" tanya Adam kaget karna mempekerjakan anak yang masih sekolah.

"Kata Rina, dia tinggal nunggu hasil kelulusan. Anak broken home katanya."

"ooo, kasian sekali, tapi sepertinya dia tidak memiliki beban hidup seperti anak broken home yang biasa aku temui, dia terlihat menikmati hidupnya dan tidak terlihat putus asa." Jawab Adam saat memikirkan wajah Hana sewaktu pandangan mereka bertemu.

"Ya deh pak psikolog, jurusan apa? usaha apa!" ledek Ihsan kepada Adam yang saat ini masih kuliah di semester akhir dan sedang sibuk membuat skripsi.

Adam tertawa mendengar ucapan sahabatnya.

Rumah makan Lintas Sekawan merupakan usaha yang dirintis oleh Ihsan dan Adam, keduanya bekerja sama dalam mengelola dan menjalankan bisnis kuliner.

Adam selaku pemasok dana terbesar menjabat sebagai Manajer utama, Ihsan menjabat sebagai Manajer kedua. Orang tua Adam sebagai penasehat dan pemantau bisnis tersebut.

Ihsan lebih tua 1 tahun dari Adam, Ihsan sudah menyelesaikan kuliahnya dengan gelar Sarjana Ekonomi.

***

Hana berjalan kaki keluar dari area rumah makan Lintas Sekawan, ada gang kecil disebelah tembok rumah makan tempat Hana bekerja. Hana memasuki jalan itu, rumah pertama ditemui Hana memiliki pagar sekeliling, Hana yakin jika penghuni rumah itu tidak menerima anak kos.

Hana terus melanjutkan perjalanannya menuju rumah kedua yang tidak berapa meter jaraknya dari rumah pertama.

"Assalamualaikum, siang buk."

"Ya, siang. Cari siapa?" tanya ibu yang Hana temui

"Saya mau tanya, apakah ibu menyediakan kamar kos?" tanya Hana

"Oh, kamu cari kos. Saya gak nerima dek, coba kamu jalan lagi lurus, nanti di ujung jalan ini kamu belok kiri, disana banyak rumah kos- kosan." jawab ibu itu.

"Trimakasih buk." ucap Hana merasa bahagia mendapat informasi dari ibu tersebut.

Hana terus berjalan lurus menelusuri gang sempit itu, Hana berjalan kaki sekitar 200 meter baru kemudian ia menemukan jalan yang lumayan lebar, Hana berbelok ke kiri dan melihat betapa rapat dan padatnya rumah penduduk di daerah itu.

Sudah sepuluh rumah yang Hana tanya, rata-rata sewa kamar perbulannya 300.000 tentu saja Hana tidak sanggup membayar sebanyak itu, apalagi semuanya meminta bayaran diawal.

Hana bingung dan rasanya ia ingin menangis sekeras-kerasnya, "ternyata hidup mandiri itu sangat pahit dan sulit." ucap Hana pelan.

Hana mendengar seruan azan sholat ashar, Hana terus mencari sumber suara itu hingga akhirnya ia menemukan sebuah masjid.

Hana merasa lelah dan letih karna berjalan kaki dari tempat kerja sampai di masjid Ar-rahman, menurut perkiraan Hana posisi masjid itu tepat berada dibelakang rumah makan Lintas Sekawan.

Hana duduk di teras masjid untuk mendinginkan badannya yang kepanasan terkena panasnya terik matahari siang.

"Hey, coba lihat wanita yang duduk di teras masjid itu. Bukankah itu karyawan kita?" tanya Adam pada Ihsan saat mereka akan keluar dari mobil untuk sholat ashar di masjid itu.

"Benar, itu Hana. Kenapa dia disini?" jawab Ihsan heran melihat Hana yang sepertinya sangat kelelahan.

Saat mereka keluar dari mobil Hana bangkit dari tempat duduknya, Hana pergi ke toilet wanita untuk membersihkan badannya yang berkeringat dan mengambil wudhu.

mereka sholat berjamaah, selesai sholat Hana kembali beristirahat diteras masjid . Adam dan Ihsan sudah pergi lebih dulu dan tidak lagi memperhatikan keberadaan Hana.

"Ya Allah dimana aku bisa tinggal sampai uangku cukup untuk menyewa rumah kos," ucap Hana kembali bertanya pada sang penciptanya.

Tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Hana.

"Mushola tempat kerja, iya disana, aku bisa tinggal disana sampai gajian." ucap Hana dengan senyum cantik terukir diwajahnya.

Hana bangkit dan segera pergi dari masjid menuju tempat kerja. Dala perjalanan pulang Hana berencana menemui Marbot mushola dan memintanya untuk bekerja sama agar mengizinkan Hana tidur di dalam mushola setidaknya sampai ia mendapatkan gaji.

"Yah, hanya ini jalan satu-satu nya sampai aku bisa memiliki uang." ucapan Hana seorang diri sambil berjalan kaki menuju rumah makan Lintas Sekawan.

Hana sampai ditempat kerja dan segera mencari Marbot mushola, Hana juga belum tau nama Marbot itu.

"Hana!" ucap Ihsan memanggil Hana saat Hana melewati taman kecil disebelah bangunan rumah makan.

Hana menoleh dan melihat keberadaan Ihsan yang sedang duduk di ayunan taman. Hana menghampiri Ihsan.

"Ada apa pak?" tanya Hana

"Sudah dapat rumah kos nya?" tanya Ihsan

Hana berfikir sejenak

"Kalau aku jujur pak Ihsan marah gak ya?" batin Hana

"Saya be.." ucapan Hana terputus

Ihsan memberi kode agar Hana tidak bicara karna ada panggilan masuk di Hp nya, kemudian Ihsan memberi kode lagi agar Hana pergi.

Hana merasa legah karna tidak jadi memberikan jawaban kepada Ihsan, Hana segera mencari keberadaan Marbot Mushola untuk di ajak kompromi.

*****

💕💕💕 trimakasih sudah membaca 💕💕

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!