BAB 11 AKBAR SANG PENJAGA

Amelia kini tengah tertidur lelap di kamar tamu ditemani oleh mbok Salmi. Malam itu hanya menyisakan Bapak, Ibu dan juga Akbar yang berada di kamar bersama Dahlia. Sementara Pak Jan lebih memilih untuk beristirahat di ruangan pos jaga sekaligus menemani penjaga bantuan yang juga sudah mulai ketakutan dengan hal-hal aneh yang terjadi di rumah dinas bapak. Memang penjaga bantuan itu diminta dari kantor untuk menambah personil di rumah dinas bapak tanpa diberitahukan apa yang sebenarnya sedang terjadi di rumah tersebut. Tahunya penjaga bantuan itu hanyalah menjaga keamanan seperti hari-hari biasa ia bekerja.

Baru sejenak Pak Jan merebahkan tubuhnya di pos jaga ia dipaksa untuk segera bangkit lagi. Dua orang warga kampung tetangga kawasan rumah dinas yang juga satu kampung dengan Pak Jan mendatangi pos jaga. Suara obrolan salah seorang itu dengan penjaga bantuan membangunkan Pak Jan.

“Ada apa Pri malam-malam kemari?”, tanya Pak Jan kepada orang yang telah dikenalinya itu.

“Kami menemukan Lastri pak”, jawab orang yang bernama Supri itu.

Seketika itu emosi Pak Jan naik.

“Mana bocah tidak tau balas budi itu?!”, tanya Pak Jan keras.

“Biar aku kasih pelajaran!”, bentaknya.

Pak Jan mengikuti kemana dua orang itu membawanya ke tempat Lastri ditemukan. Sayang bagi Pak Jan ia tidak bisa melampiaskan apa yang sudah diniatkannya. Gadis yang juga sering digodanya itu kini sudah tidak bisa merasakan apa-apa. Lastri ditemukan oleh salah seorang warga dengan kondisi lehernya sudah putus. Kepala dan tubuhnya hampir memisah. Meski masih kesal dengan apa yang telah diperbuat oleh Lastri terhadap Ibu dan Dahlia. Tapi Pak Jan pun tak kuasa membendung tangis air matanya.

Warga kampung yang akan mengurus jenazah dan pemakaman Lastri malam itu juga. Sementara Pak Jan dengan langkah gontainya kembali ke rumah untuk membawa kabar lara ini.

Akbar dan bapak masih terjaga. Sedangkan ibu sudah terlihat lelap tidur di samping Dahlia. Akbar meminta izin ke bapak untuk pergi ke teras depan rumah guna mencari angin, merokok, dan juga menikmati sisa kopinya. Kopi Akbar malam itu sedikit berbeda. Kopi hitam pahit tanpa gula dengan gelas ukuran besar dipesannya kepada mbok Salmi untuk menemaninya berjaga malam itu. Sementara untuk rokok kegemarannya ia hanya tinggal minta dan sudah disediakan untuknya beberapa slop. Mungkin itu satu-satunya yang disukainya dari pekerjaannya di rumah ini. Bisa mendapatkan rokok gratis tanpa harus repot-repot mengeluarkan uang.

Di teras rumah Akbar memikirkan perkataan pesan-pesan dari ketiga teman barunya itu. Usia ketiganya bisa dibilang terpaut lumayan jauh dibawahnya dimana usia Akbar sudah memasuki kepala tiga. Rike dan Ridwan baru memasuki awal pertengahan usia duapuluhan tahun. Sementara Amelia hanya berusia 15 tahun. Rike selalu membicarakan topik-topik dunia supranatural untuk dibicarakan dengannya. Ia sampai kelu membahas tetang masalah gaib dengan putri paranormal kondang itu. Sedangkan Ridwan malah sama sekali tidak pernah menyinggung masalah dunia mistis. Ia hanya menyampaikan seperlunya saja tentang misi mereka kali ini. Selebihnya malah Ridwan menceritakan curahan perhatiannya tentang sosok Rike yang telah menggetarkan hatinya. Akbar sama sekali tidak peduli dengan urusan asmara antara Ridwan dan juga Rike. Baginya itu sama sekali tidak penting. Lain lagi halnya dengan Amelia. Ketika bertemu dan berdekatan dengan Akbar gadis kecil itu seolah-olah menghindar dan takut padanya. Hanya ketika di kamar saat peristiwa penarikkan jarum pentul dari kepala Dahlia itu saja Amelia berbicara banyak kepadanya. Dan yang paling diingat dari pesan Amelia adalah “akan ada banyak yang datang”.

Penjaga bantuan berlari kencang ke arah Akbar diikuti Pak Jan yang berjalan dengan cepat menyusul dibelakangnya.

“Kenapa mas?”, tanya Akbar kepada penjaga bantuan ketika ia berlari dihadapannya.

Orang itu tidak menggubris pertanyaan Akbar langsung masuk ke dalam rumah.

“Ada yang datang”, kata Pak Jan menghampiri Akbar.

“Siapa?”, tanya Akbar.

“Coba kamu pastikan sendiri”, jawab Pak Jan.

Akbar berjalan ke arah depan jalan masuk. Dari sana terlihat gerombolan orang-orang datang memasuki area rumah dinas bapak. Mereka semakin mendekat dengan berjalan semakin cepat. Mulailah tampak wujud asli mereka. Akbar kini hanya terdiam melihat ratusan orang berkulit hitam legam dengan mata serba putih menuju ke arahnya. Ia tahu bahwa mereka ini adalah wujud dari orang-orang budak pesugihan yang dijadikan sebagai tawanan. Akbar segera bisa menangkap maksud dan tujuan mereka mendatangi rumah bapak. Mereka ingin mengambil Dahlia.

“Apa saya perlu panggilkan neng Amelia?”, tanya Pak Jan kepada Akbar.

“Tidak perlu. Dia tidak bisa bertarung”, jawab Akbar.

“Bapak sekarang masuk ke rumah dan pastikan kunci semua pintu dan jendela”, perintah Akbar yang langsung diikuti oleh langkah cepat Pak Jan.

Orang-orang hitam itu hanya melewati Akbar. Mereka terus berjalan melaju ke arah rumah. Akbar tidak mungkin berbicara dengan mereka yang hanyalah sebuah boneka. Di sinilah Akbar memulainya. Dengan segala apa yang diketahuinya tentang seni berkelahi jalanan ia memulai memukul dan menendang sosok-sosok hitam itu. Sial baginya orang-orang hitam yang berjumlah ratusan itu kini berbalik menyerangnya. Serangan mereka tidaklah tentu arah. Tapi dengan jumlah yang begitu banyak dan juga tenaga mereka yang tidaklah remeh Akbar berakhir kewalahan menghadapi mereka.

Akbar berhasil menarik dirinya dari kerumunan orang-orang hitam yang menyerangnya secara membabi buta itu. Mereka sudah ada yang sampai di rumah dan menggedor-gedor pintu dan jendela supaya mereka bisa masuk. Tubuh Akbar sedikitnya terdapat lebam-lebam. Darah segar keluar dari hidungnya. Ia sempat berpikir apakah jangan-jangan Rike dan Ridwan mengerjainya. Rike berkata padanya bahwa ia punya kekuatan yang sangat besar. Tapi mana? Batin Akbar yang sudah begitu lelah.

Tiba-tiba Akbar merasakan panas yang luar biasa dari dalam tubuhnya. Rasa ini seperti terbakar. Bahkan melebihi itu. Seketika tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Ia merasakan energi yang sangat luar biasa besar ada pada dirinya. Gerakannya menjadi begitu luwes dan tangkas. Ia menyongsong kawanan sosok hitam itu. Menghajar mereka tanpa ampun. Bahkan dengan gerakan tangan menarik tanpa menyentuh Akbar bisa menarik orang-orang hitam yang sudah berada di beranda rumah bapak. Ia mengambil makhluk-makhluk itu seperti kepingan kecil lalu menghancurkannya hingga tidak ada lagi yang tersisa.

Akbar masih mengagumi kemampuannya yang luar biasanya teramatlah dahsyat itu. Ia memperhatikan kedua tangannya yang terselimuti kilatan cahaya berwarna putih menyala. Ia tidak lagi berprasangka buruk terhadap Rike. Kini rasa takjub ada pada dirinya sendiri.

Apa yang dilihat Akbar tidaklah seperti apa yang disaksikan oleh Pak Jan dan juga Bapak yang sedari tadi mengintip pertarungan itu dari balik jendela rumah. Akbar menjadi begitu beringas membantai ratusan orang-orang hitam itu setelah muncul sosok Kera Putih Raksasa dibelakangnya. Kera raksasa itu punya taring yang panjang dan juga cakar berwarna perak yang tajam dan kuat pada setiap jari-jarinya. Sosok Kera itu juga mengenakan sebuah mahkota yang terbuat dari emas yang terlihat sangat mencolok.

Ditengah kekagumannya dengan dirinya sendiri. Pendengaran Akbar dibuat begitu kesakitan. Suara dengungan mengalun menyerang gendang telinganya. Akbar menutup kuping dengan menekankan kedua telapak tangannya. Ia merasakan darah telah membasahi kedua tangannya. Suara dengungan itu akhirnya berhenti. Kini terdengarlah suara tawa yang terdengar sangatlah menjengkelkan. Mata Akbar mencari dimana suara itu berasal.

Di salah satu pohon besar yang terdapat di kawasan rumah dinas. Di sanalah pelaku yang berhasil melukai Akbar. Sosok kelelawar berukuran sebesar tubuh manusia dewasa sedang bergelantungan dengan posisi kepala berada di bawah. Badannya memanglah serupa kelelawar tapi terlihat dengan jelas oleh Akbar kepala sosok itu adalah kepala perempuan yang rambutnya menjuntai panjang. Bisa dipastikan itu adalah sosok siluman kelelawar yang mempunyai kesaktian yang tidak bisa dianggap remeh. Sosok-sosok hitam sebelumnya adalah budak tawanan pesugihannya.

Akbar yang baru saja mendapatkan kekuatan terbesarnya langsung menyongsong siluman wanita itu untuk membuat perhitungan dengannya. Pertarungan sengit antara keduanya pun tak bisa dihindarkan. Kemampuan siluman kelelawar yang bisa terbang berpindah dari pohon satu ke pohon yang lain membuat Akbar dan sosok Kera Raksasa kewalahan. Tenaga Akbar pun kian menipis mengejar kelelawar itu ke sana kemari. Serangan yang diterimanya dari udara juga kerap mengenainya. Wanita siluman itu benar-benar berada di atas angin.

Sekali lagi setelah Akbar dalam posisi lemah kelelawar itu mengeluarkan suara dengungannya hingga membuat Akbar dan Kera Raksasa kesakitan. Mereka kembali menutupkan tangan mereka di telinga. Di saat itulah kelelawar yang sejatinya akan kalah jika bertarung dalam posisi jarak dekat itu maju menghampiri Akbar dan Kera Raksasa. Siluman Kelelawar Wanita itu hendak menggigit leher Kera Raksasa.

Sebuah sabetan secepat kilat menggagalkan niatan Siluman Kelelawar hingga ia jatuh tersungkur di depan Kera Raksasa. Sabetan yang menyelamatkan nyawa Akbar dan Kera Raksasa adalah serangan kejutan dari ekor Rona rubah sahabat Amelia. Menyadari itu semua Kera Raksasa langsung mencengkram Siluman Kelelawar yang tengah terkapar di tanah. Terlihat lengan kuat Kera Raksasa meremas tubuh Kelelawar itu. Dengan mengaung buas hingga terlihatlah gigi dan juga taringnya Kera Raksasa menarik dengan sekuat tenaga membagi tubuh Siluman Kelelawar itu menjadi dua bagian kemudian ia memakannya.

Kini Akbar yang terlelap sangat nyenyak terdengar dari dengkurannya yang cukup keras. Ia pulas di kamar tamu setelah melewati malam yang begitu panjang dan melelahkan serta menguras banyak staminanya. Sekarang Amelia yang sudah terjaga ganti menemani Bapak dan juga Ibu untuk menjaga Dahlia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!