Memecah Fokus Zheyara

Zheya memantapkan hatinya, ia semakin melangkah masuk ke dalam ruangan gelap nan mencekam itu.

Zheya menajamkan pengelihatan dan pendengarannya agar bisa merekam apapun yang terjadi tanpa ada sedikitpun yang terlewat.

Meski begitu Zheya tetap waspada dan berjaga-jaga sambil tetap meperhatikan sekitarannya dan menjaga dirinya untuk tidak lengah walau sedetikpun karena itu akan sangat bahaya.

Pintu hitam ini adalah pintu menuju dunia para dewa. Sebelum terjadinya konflik perpecahan antar anggota kekaisaran yang berebut kekuasaan beberapa tahun yang lalu, dan menewaskan hampir dari seluruh anggota kekaisaran pada dinasti sebelumnya.

Akibat konflik itu hampir semua anggota keluarga kaisar Miangyhu tewas, kecuali nenek dari ibunya yaitu istri Kaisar Miangyhu, kedua orangtuanya, dan juga pamannya yaitu jendral Jiawa beserta istrinya Bibi Miangyi dan juga kedua anaknya yaitu satu kakak laki-laki dan perempuan Miangji.

Konflik perpecahan perebutan kekuasaan itu terjadi sekitar 12 tahun yang lalu pada saat Miangji belum lahir, dan akibat peristiwa itu menyebabkan Permaisuri Xialie istri dari Kaisar Rembaya kehilangan janin yang berada di kandungannya, calon adik Zheya yang pada saat itu baru berusia 5 bulan.

Dan karena perpecahan itu, segel delima biru yang ditanam Xiziling di perbatasan gerbang belakang istana pun pecah dan berubah menjadi aura jahat yang sampai saat ini mengelilingi istana kekaisaran.

Segel itu merupakan perwujudan dari penyatuan seluruh energi anggota kekaisaran, maka jangan heran saat perpecahan itu terjadi semuanya hancur lebur dan malah berbalik yang tadinya menjaga keluarganya kini malah menjadi musuh terbesarnya.

Hal ini juga yang mengakibatkan energi jahat itu bersarang di kamar besar itu terutama di pintu hitam itu, karena pintu hitam itulah alat teleportasi yang menyimpan energi yang sangat besar jadi semakin menjadi daya tarik yang besar juga untuk energi jahat.

dan ini juga yang menjadi penyebab neneknya Xiziling hanya memberitahu orang tertentu yang dipilihnya dan tidak sembarangan untuk dipercayai tentang ruangan itu dan pintu itu.

Saat ini bayangan, suara serta sketsa-sketsa aneh pun mulai berkeliaran di pikiran Zheya.

Zheya pun berusaha untuk tidak terpengaruh sedikitpun dengan hal itu dan bersikap biasa saja, tetapi tampaknya gangguan itu tak berhenti di situ saja justru malah semakin menggila mengganggu Zheyara.

Zheyara menutup telinganya dan berusaha terus melangkah fokus mengikuti jalur khusus yang sudah ada sejak zaman neneknya dulu untuk menuju alam dewa.

Semakin lama suara-suara aneh itu pun terdengar semakin kencang di telinga Zheyara, makhluk-makhluk aneh pun terus mengganggu pengelihatannya dan membuatnya hilang fokus sehingga menjadi sedikit kesulitan untuk menemukan jalur selanjutnya untuk menuju alam dewa.

Kalau tidak demi mendapatkan penawar racun untuk Miangji, Zheya tak akan mau memasuki pintu hitam yang sangat suram ini.

Penawar racun bisa ular merah dewa ini kemungkinan besar dimiliki oleh para dewa, maka dari itu Zheya berniat untuk mencoba memintanya, menukarnya dengan sesuatu atau pun berusaha bernegosiasi dengan para dewa itu untuk mendapatkan penawar racun bisa ular itu.

Segala cara akan Zheya coba untuk menyembuhkan adik Miangji, Zheya sangat menyayanginya karena Zheya adalah anak tunggal dan tidak mempunyai adik maka Zheya menganggap Miangji seperti adiknya sendiri.

Meskipun sepertinya sangat sulit sekali bernegosiasi dengan para dewa yang sombong dan keras kepala itu, tetapi Zheya akan tetap mencobanya jika demi menyembuhkan Miangji.

Zheya terus saja mengingat kondisi Miangji saat terkena racun, untuk meneguhkan hatinya agar mampu menghadapi segala gangguan ini.

Sekian lama tak digubris, Zheya pikir gangguan itu akan hilang dengan sendirinya, namun dugaannya salah besar, gangguan itu kini justru malah berubah menjadi serangan fisik yang nyata.

Gangguan itu kini semakin membahayakan dirinya, karena kini bukan hanya gangguan pikiran atau pun bisikan, tetapi dirinya mulai dilempari pisau, anak panah, hingga pedang.

Zheya pun terus menghindarinya, tak ada cara lain selain menghindar, jika dilawan pun hanya akan membuang-buang waktunya sedangkan racun itu mampu menewaskan seseorang hanya dalam waktu 3 hari.

Setelah melewati perjalanan yang penuh dengan perjuangan dan gangguan, usahanya tidak sia-sia, Zheya berhasil keluar dan sampai di negeri dewa dengan selamat.

Walaupun Zheya berhasil menghindari semua serangan itu, tatapi tak sedikit benda-benda itu menggores kulitnya dikarenakan ruangan itu sangat gelap dan tak ada lampu, Zheya hanya bisa mengandalkan kalung liontin miliknya yang untungnya bersinar saat berada di kegelapan.

Akhirnya saat ini Zheya sampai di negeri dewa walaupun penampilannya sudah tidak karuan dan penuh dengan luka akibat gangguan para makhluk tadi.

Banyak dewa dan dewi yang menatapnya sinis dan terkesan seperti merendahkan tetapi Zheya tetap saja melanjutkan perjalanannya menuju warung makan terdekat untuk makan dan sekaligus mencari informasi tentang keberadaan ramuan penawar itu.

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

mnrik
smngt thor

2024-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!