Jeratan Pintu Hitam

"Semua ini sudah terjadi dan kau, Zheyara! teriak Jendral Jiawa tak terima.

"Keponakanku tercinta, karena mu sekarang aku akan kehilangan anak kesayanganku, Miangji."

"Dan semuanya sudah terjadi, jika Miangji anakku mati, maka kamu juga harus segera mati juga untuk menyusulnya dan menemaninya di alam baka Zheyara!!!"

Jendral Jiawa berteriak kencang, ia sangat frustasi sekali atas terjadinya hal ini.

"Zheyara, keponakanku yang malang, sampah kekaisaran itu harus mati! Dia harus membayar nyawa Miangji yang akan terenggut karena racun itu!" ucap Jendral Jiawa dengan rahang yang mengeras dan sorot mata yang menyiratkan dendam.

"Setelah itu, aku yang akan mengambil kursi itu, saat putri mahkota yang tidak berguna dan tak lebih hanya sebuah sampah sudah tewas di tanganku."

"Aku yang akan memulangkannya ke alam baka!!!!!"

"Arghhhh."

Jendral Jiawa stress dan sepertinya jiwanya sedikit terganggu karena kejadian yang menimpa Miangji anaknya.

Jendral Jiawa seharian tidak keluar kamar dan hanya terus-terusan mengamuk di dalam kamarnya.

Sedangkan para orang di istana sedang sibuk mengurusi Miangji yang sampai kini kondisinya belum juga membaik. Mereka sampai tak sadar bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang terus mengurung diri di kamar.

_Di kamar besar_

Kamar besar yang merupakan kamar utama yang dulunya adalah kamar nenek dari ibunya Zheyara.

Di kamar ini terdapat semua rahasia tentang kekaisaran ini, dari karakter setiap anggota kekaisaran, dan kelicikan-kelicikan yang pernah dilakukan anggota keluarga kaisar sebelumnya sehingga menciptakan bermacam-macam konflik yang juga tercatat abadi di sana.

Tidak ada yang bisa masuk ke ruangan ini selain Zheyara dan Miangji sebenarnya, tetapi karena Miangji masih sangat kecil jadi ia tidak mengerti bagaimana caranya mengakses dan membuka kunci ruangan ini sehingga ia belum bisa keluar masuk dengan bebas seorang diri.

Alasan nenek men-spesialkan mereka berdua adalah karena hanya mereka berdualah cucu perempuan yang penurut dan berbudi baik terhadap siapapun, tidak seperti putra/putri lainnya yang sombong dan hanya memanfaatkan kekuasaan orangtua untuk kepentingan pribadinya.

Meskipun Miangji masih kecil tapi nenek sudah sangat percaya bahwa Miangji akan tumbuh menjadi gadis yang baik karena nenek sangat yakin bahwa karakter Miangji kecil akan tetap seperti itu dan tidak pernah berubah.

Zheya melihat sekeliling dan matanya menjelajahi ruangan itu, mencari pintu hitam yang sedang dibutuhkannya.

Zheya menemukan pintu itu yang letaknya ada di belakang lemari kayu usang berwarna putih, aura pintu itu sedikit mencekam jadi Zheya sedikit ragu untuk membukanya.

Sebelum membukanya, Zheya terlebih dahulu mengambil pil berwarna kuning keemasan yang sudah ia siapkan dan sembunyikan di balik sanggul rambutnya.

Pil itu berfungsi untuk menolak aura negatif yang meledak dan menyerang tubuhnya secara tiba-tiba, karena Zheya merasakan uara suram dari pintu hitam itu kini semakin mencekam.

Zheya perlahan mendekati pintu hitam itu dengan membawa buku kecil yang digembok di tangannya.

Buku itu juga baru ia dapatkan dari ruangan ini dan buku itu mengeluarkan aura dan sinar yang sama seperti pil berwarna kuning keemasan yang baru saja ia minum tadi.

Zheya yakin, buku itu juga akan mengeluarkan aura yang dapat menetralisir dan mencegah aura jahat menyerangnya secara tiba-tiba layaknya khasiat pil kuning keemasan itu.

Zheya terus melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit dengan langkah yang berat dan sedikit tertahan karena tercekat akibat aura-aura itu.

Meskipun Zheya sudah meminum pil dan membawa buku kecil bergembok itu tetapi tetap saja dirinya merasa sedikit tercekat, mungkin saja karena dirinya merasa sedikit takut.

Zheya tiba di depan pintu itu, berusaha membuka pintu itu dan memberanikan dirinya untuk masuk.

Zheya memejamkan matanya, bersiap atas sesuatu yang sudah pasti tak biasa ia lihat saat ia memasuki pintu ini untuk pertama kalinya.

"Zheya, ketakutanmu lah yang justru akan membunuhmu, bukan aura dan makhluk jahat itu, jika kau masih ingin selamat dan mendapatkan apa yang kau cari kalahkanlah rasa takutmu itu dan beranikan dirimu wahai putri mahkota."

Ada suara misterius yang tiba-tiba muncul, membuat Zheya terdorong untuk mengalahkan rasa takutnya.

Zheya pun membuka matanya yang semula terpejam, ia kembali teringat dengan pesan neneknya.

"Pintu hitam itu sangat berbahaya jika kamu tidak bisa menguasai dirimu sendiri, kendalikan pikiran dan emosimu, jangan terkecoh dan memikirkan hal tidak jelas yang tiba-tiba terlintas dibenak, dipikiran ataupun terlihat di matamu," Zheya mengingat pesan neneknya tentang pintu hitam kala itu.

Terpopuler

Comments

Cha Sumuk

Cha Sumuk

msh blm paham dgn cerita nya

2024-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!