"Sial sial, mengapa jadi seperti ini. Bukan bedebah itu yang meminum teh beracun itu, mengapa bisa Miangji yang meminumnya."
Miangji adalah anak perempuan kedua dari Jendral Jiawa yang kini masih berusia 4 tahun.
"Semuanya karena bocah sialan itu, mengapa ia tidak meminumnya dan malah membiarkan teh itu tergeletak begitu saja di atas meja makan."
"Dan parahnya aku tidak memiliki penawarnya, karena sebelumnya aku memang sengaja untuk meracuni bocah itu tetapi sekarang mengapa semuanya jadi berantakan."
"Arghhhh kacau," ucapnya berteriak kesal sambil melempar barang-barang yang ada di dalam kamarnya.
"Maafkan ayah Miangji, karena kecerobohan ayah kau jadi seperti ini."
_Di taman belakang istana kekaisaran_
Zheyara sedang berbaring di atas pohon dengan santai menikmati angin berhembus yang menyapu kulitnya.
Tadinya ia hanya ingin sekedar berbaring sambil memandangi pohon-pohon lain yang berjejer di taman itu, tetapi lama-kelamaan dia tidak sengaja ketiduran di atas pohon itu.
Di saat dirinya sedang enak-enaknya terlelap terdengar suara riuh dari sebrang taman yang merupakan ruang para tabib untuk berdiskusi.
Zheyara pun membuka matanya yang semula terpejam, dia merasa sedikit terganggu walau jaraknya lumayan jauh dari pohon tempat dia berbaring.
Zheya mengernyit heran saat melihat sosok yang dikenalinya yaitu sepupu perempuannya bernama Miangji yang sedang digotong masuk ke ruangan tempat berkumpulnya para tabib dan dalam keadaan tak sadarkan diri.
Zheya melihat ada banyak orang yang mengerubungi tubuh Miangji dengan raut wajah khawatir di sana.
Semua anggota kekaisaran mulai dari permaisuri dan kaisar yang merupakan ayah dan ibu Zheyara sendiri, Bibi Miangyi yang merupakan ibu dari Miangji serta saudara-saudara Miangji yang lain juga turut ada di sana.
Hanya saja terlihat seperti ada yang kurang, Zheyara sama sekali tidak melihat Jendral Jiawa yang padahal adalah ayah dari Miangji, tetapi Zheyara tidak memusingkan hal itu dulu saat ini, ia harus segara mencari tahu kenapa Miangji sepupunya bisa jadi seperti ini.
"Ada apa dengan adik Miangji, wajah Miangji berubah menjadi hijau seperti habis terkena bisa ular yang sangat parah," gumam Zheyara di dalam hatinya.
Tanpa aba-aba Zheyara pun melompat dari pohon tempat ia berbaring tadi dan segera ikut menyusul ke ruang perkumpulan para tabib untuk melihat kondisi Miangji dengan jelas.
Saat sedang berjalan menuju ruangan tempat dimana Miangji sedang diobati, Zheyara mendengar beberapa pelayan yang sedang berbisik membicarakan sesuatu yang terjadi pada Miangji.
"Aduh kasian sekali ya putri Miangji, padahal usianya masih kecil dan belum tahu apa-apa tetapi sudah menjadi sasaran empuk musuh yang bermasalah atau mungkin mempunyai dendam dengan keluarganya."
Ucap salah seorang pelayan perempuan yang mengira Miangji diracuni oleh musuh yang mengintai keluarganya.
"Jadi adik Miangji diracuni musuh? Aku harus segera melihat keadaannya dan bertanya tentang kejelasan semuanya."
Ucap Zheyara dalam hati sambil terus mempercepat jalannya bahkan sekarang ia sampai berlari ke ruangan itu.
Akhirnya saat ini Zheyara tiba di depan ruangan perkumpulan para tabib itu dan Zheyara segera bertanya dengan Bibi Miangyi tentang apa yang sebenernya terjadi pada Miangji.
"Bibi jawab aku, apa yang sebenarnya terjadi pada Miangji?"
"Apakah Miangji diracuni seseorang?" tanya Zheyara pada Bibi Miangyi yang terus saja menangis sedari tadi.
Bibi Miangyi pun tidak sanggup mengeluarkan kata walau hanya untuk sekedar menjawab atau menceritakan kejadiannya pada Zheyara dan Bibi Miangyi hanya mengangguk sedih padanya.
Di depan ruangan tabib juga ada beberapa saudara Miangji yang sedang menenangkan ibu mereka.
"Sepertinya begitu Adik Zheya, kami juga tidak tahu pasti seperti apa persisnya, dan yang kami tahu kami hanya mendengar kabar bahwa adik Miangji ditemukan pingsan oleh pelayan di depan jendela dekat meja makan aula," ucap Yenji kakak laki-laki tertua Miangji.
"Astaga."
Zheyara pun langsung menerobos masuk ke dalam ruangan tabib itu.
Zheyara bertemu ayah dan ibunya di dalam ruangan itu yang keduanya juga sedang menemani Miangji yang sedang diobati.
Semuanya berada di dalam ruangan kecuali Bibi Miangyi dan kedua saudara Miangji, satu laki-laki dan satu perempuan yang sedang menenangkan ibunya di luar, Bibi Miangyi belum sanggup untuk ikut masuk dan melihat keadaan anaknya sekarang ini.
Tabib pun membalurkan daun hijau ke wajah dan leher Miangji untuk meredakan hawa panas dari reaksi racun itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
YuniSetyowati 1999
Daku masih fokus ikuti alurnya.
Semangat Thor 💪
2024-03-11
0
Agatha cute🤍
ceritanya bagus....
2024-03-02
1
Filanina
kenapa kadang zheya, kadang zheyara? orang yang sama kan?
2024-02-28
2