Eps 15

Pagi ini Ansel akan melakukan pertemuan dengan rekan bisnisnya yang tak lain adalah Johan, ayah dari Alisha sekaligus mertuanya.

Awalnya, Ansel ingin Michael saja yang mewakilinya. Tapi, Johan ingin bertemu langsung dengan Ansel.

Dan di sinilah mereka sekarang. Di sebuah restoran bintang lima, tepatnya di ruangan VIP. Ansel duduk berdampingan dengan Michael yang selalu mengikutinya kemanapun. Di depannya ada Johan sendiri.

"Maaf jika menganggu waktu anda," ucap Johan tak enak hati. Bagaimanapun, Ansel adalah rekan bisnisnya. Sejak dulu perusahaan keluarga Xander adalah incarannya untuk menjalin kontrak kerjasama.

"Tidak apa-apa," sahut Ansel.

Johan mengangguk sambil tersenyum, "Kita makan dulu. Setelahnya saya akan membahas sesuatu dengan anda," katanya.

Tak lama setelah itu, dua orang pelayan masuk ke dalam ruangan dan mulai menyajikan makanan yang tadi mereka pesan.

Beberapa menit hanya fokus makan, kini meja sudah kosong, hanya terdapat kopi panas di sana.

"Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Ansel sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Sebenarnya, saya tidak ingin membicarakan tentang kerjasama kita. Saya ingin membicarakan hal lain, yang lebih menjorok ke masalah pribadi," ujar Johan, seolah mengode agar Michael keluar, karena pembicaraan kali ini bukan tentang masalah kerjaan.

Karena paham, Ansel menyuruh Michael agar menunggunya di luar. Pria berjas hitam itu kembali menatap lawan bicaranya.

"Katakan saja, Ayah?" ucap Ansel. Terdengar ragu saat mengucapkan kata 'ayah' untuk Johan. Pasalnya dia tak pantas disebut ayah.

Johan tersenyum canggung. Beginilah. Putri yang ia benci malah menikah dengan rekan kerjanya yang namanya begitu besar dan sangat berpengaruh. Dalam hati, ia merutuki Alisha karena telah menikah dengan Ansel.

Johan memang tidak kaget lagi karena Ansel mengetahui bahwa ia adalah ayah dari Alisha. Mengingat pengaruh Ansel begitu kuat. Dia bisa menyuruh siapapun untuk melacak orang.

"Anda—"

"Bicara santai saja. Aku menantumu, bukan?" Ansel memotong ucapan Johan.

Johan tersenyum canggung, lalu mengangguk. Kedua tangannya saling bertautan. Gaya itu jelas menunjukkan ayah dari Alisha ini sedang dilanda kegugupan.

"Kenapa kau menikahi anakku?" tanya Johan. Pertanyaan itu sejak beberapa Minggu lalu selalu memenuhi pikirannya.

Ansel tersenyum miring namun tipis. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa yang ia duduki.

"Mungkin... Melindunginya dari sebuah siksaan?" jawab Ansel. Jawaban itu terdengar aneh di telinga Johan. Maksudnya apa?

"Apa maksudmu?" tanyanya dengan kening mengerut.

"Tentu saja melindunginya dari siksaan kesendiriannya. Agar dia tidak kesepian. Bukankah umurnya sudah cukup untuk menikah? Aku rasa, kau paham apa maksudku, Ayah..." ucap Ansel.

"Bagaimana kau bisa mengenalinya?" tanya Johan. Karena selama ini Alisha selalu dikurung di rumah.

"Jika kami berjodoh, pasti akan bertemu," jawab Ansel santai. Ia tak akan mengatakan yang sebenarnya.

Johan menghela nafas. Itu bukan jawaban yang ingin dia dengar.

"Tidak adakah wanita lain?" Johan bertanya lagi.

Seringai yang tersemat di bibir tipis Ansel tertarik semakin lebar. Hal itu membuat Johan keheranan.

"Memangnya kenapa?" tanya Ansel, tapi ia segera melanjutkan ucapannya, "Dia cantik dan imut. Aku menyukainya. Alasan yang simpel, kan?"

"Yaa... Dia memang cantik. Tapi, sangat merepotkan. Dia gadis yang suka memberontak, tidak menurut, sering sakit, dan yang paling penting, dia suka berfoya-foya. Kau yakin masih mau mempertahankannya?" tanya Johan setelah berhasil melontarkan kalimat jelek untuk Alisha.

"Tentu saja." Ansel duduk tegak, matanya menatap lurus ke arah mertuanya.

"Kau memang tau semuanya, karena kau adalah ayahnya. Tapi, selama ini, dia selalu menurut padaku. Di mataku, Alisha tidak seperti apa yang kau katakan tadi. Dia gadis kuat dan mandiri. Aku bahkan sangat yakin jika dia titisan Wonder Woman, karena saking kuatnya," lanjut Ansel.

"Aku bekerja untuknya. Uangku juga uangnya. Jadi aku tidak mempermasalahkan jika istriku suka berfoya-foya. Dia adalah ratuku sejak aku mengucapkan janji suci di depan pendeta."

Ansel kembali menyandarkan tubuhnya di punggung sofa, "Aku tak yakin jika dia benar-benar anakmu. Seorang ayah akan melindungi anak perempuannya. Seorang ayah juga tidak akan pernah menjelekkan sifat anaknya, apalagi di depan suaminya."

"Itu fakta," sanggah Johan.

"Fakta bagimu, tapi bukan bagiku," sahut Ansel dengan cepat. Matanya menghunus tajam. Lagipula, jika itu fakta, Johan tak berhak mengumbar kan nya.

"Ada yang ingin kau tanyakan lagi? Aku ada urusan mendadak," ucap Ansel sambil melihat jam tangannya.

Johan menghela nafas. Sebenarnya masih banyak yang ingin ia katakan agar Ansel merasa ilfil dengan Alisha, lalu meninggalkan gadis itu. Tapi, melihat ekspresi Ansel yang kurang bersahabat, Johan hanya mengangguk.

"Maaf jika membuatmu tak nyaman. Tapi, aku berharap kau segera menceraikannya, karena dia tidak layak untukmu," ucapnya.

Ansel tersenyum miring, ia berdiri dari duduknya dan menatap mertuanya itu, "Ku pikir, kau yang tidak layak untuk disebut sebagai ayah."

"Jangan pernah menjelekkannya atau bahkan memintaku agar menceraikannya. Kau tidak ada hak untuk itu," lanjut Ansel.

"Satu lagi. Aku akan membatalkan kerjasama kita, jika kau masih saja menyinggung tentang istriku," tekan Ansel.

Setelah itu ia pergi meninggalkan ruangan, menyisakan Johan yang sedang menahan amarahnya.

"Meski sudah meninggalkan rumah, bocah itu masih saja membuatku kesal!" geramnya. Nanti ia akan memberi perhitungan pada Alisha.

****

Alisha sedang belanja di sebuah mini market dekat mansion yang jaraknya sekitar lima menit jika pakai mobil.

Karena merasa bosan di dalam rumah, Alisha memutuskan untuk pergi ke minimarket hanya ingin membeli dua yogurt. Supir yang mengantarnya bahkan sampai keheranan karena Alisha hanya membawa dua botol yogurt di tangannya.

"Langsung pulang saja," ucap Alisha setelah memasang sabuk pengamannya.

Setelah sampai, ia langsung duduk di sofa yang ada di ruang keluarga sambil menonton tv. Sesekali meminum yogurt yang tadi ia beli.

"Enak sekali hidupmu. Berleha-leha dan menghabiskan uang Tuan Ansel. Asal usul mu tidak jelas, jadi jangan berharap lebih. Sebentar lagi pasti Tuan Ansel akan membuang mu," celetuk seorang pelayan yang entah datang darimana.

Alisha menoleh mendapati pelayan bernama Bery. Ia ingat, pelayan itulah yang sering menatapnya dengan sinis. Selama ini, Alisha hanya diam karena Bery tidak bertindak lebih jauh.

Alisha tersenyum tipis, "Rupanya kau semakin berani," ujarnya.

"Memangnya kenapa aku harus takut?! Kau hanya orang asing disini!" sahut Bery.

"Kau benar, aku hanya orang asing," kata Alisha. "Tapi, orang asing ini adalah nyonya mu. Istri dari tuanmu."

"Sombong!" seru Bery merasa marah.

"Bukan sombong. Kenyataannya memang begitu, kan?" Alisha kembali minum yogurt nya.

"Lihat saja, jika Tuan Ansel membuang mu, aku yang akan tertawa paling keras!" ucap Bery, ia bahkan berani menunjuk-nunjuk Alisha.

"Perlu diingat, dia yang mengajakku menikah. Bukan aku yang memaksanya. Ku rasa, suamiku tidak akan melakukan hal itu," ujar Alisha dengan tenang.

"Bery! Apa yang kau lakukan di sini?!" Seorang pelayan bernama Vivi tiba-tiba datang menghampiri mereka.

Melihat ekspresi Bery yang terlihat marah, membuat Vivi merasa tak enak pada Alisha. Sepertinya ada perdebatan diantara mereka, pikirnya.

"Maaf, Nona. Bery memang seperti ini. Tolong maafkan dia, saya akan menasehatinya nanti," ucap Vivi tak enak. Tangannya menggandeng lengan Bery agar ikut bersamanya.

"Aku belum selesai bicara pada wanita itu!" seru Bery.

"Diam! Kalau tidak, aku akan mengadukan ini pada kepala pelayan, kau mau?!" bisik Vivi mengancam.

Alisha hanya diam saja. Ia juga tak mengambil hati saat mendengar ucapan Bery tadi. Ia sudah kebal dengan ucapan kasar seperti itu. Bahkan ketika di rumah, Alisha mendapatkan lebih dari itu.

***

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

pelayan gk tau diri , mulut ny perlu di jahit tuh

2024-05-07

1

merry jen

merry jen

knp PP Al jhtt y jlkin ank sndrii

2024-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!