Eps 13

Hampir sebulan menjadi istri Ansel cukup membuat kesabaran Alisha semakin menipis. Tapi juga biasanya dibuat salting dengan ucapan atau sikap manisnya.

Selain itu, Alisha juga tak merasa kesepian. Ada Veeka dan Veera yang kadang-kadang menginap di mansion Ansel. Tapi, Alisha juga merasa tak nyaman karena beberapa pelayan suka menatapnya sinis. Bahkan ketika Ansel tidak di rumah, mereka terang-terangan membicarakan keburukan Alisha. Ada juga beberapa pelayan yang lain suka menegur mereka, tapi tetap saja, tidak berubah-ubah. Ansel tidak tau, karena Alisha tidak bercerita.

"Jangan lambat. Kita harus cepat."

"Apakah semua wanita seperti ini? Lama sekali jika makan atau berdandan. Kau tau, aku tidak suka menunggu. Harusnya kau peka," ucap Ansel panjang lebar.

Ia menatap jengah pada Alisha yang masih sibuk makan sarapannya. Gadis itu bahkan tidak merasa terganggu dengan celotehan Ansel dan terus mengunyah dengan anggun.

Pagi ini, Ansel mengajak Alisha berkunjung ke rumah temannya. Karena sedari dulu Ansel diejek tidak laku dan gay, jadilah pria itu ingin memamerkan istrinya kepada teman-temannya. Meskipun sebagian dari mereka sudah tau wajah Alisha, tetap saja Ansel tak pernah membawa Alisha berkumpul bersama teman-temannya.

Rencananya, mereka akan kumpul di rumah Lionel si dokter yang beberapa Minggu lalu memeriksa Alisha.

Teman-teman Ansel sudah memiliki anak semuanya. Bahkan ada istri temannya yang sedang hamil. Bisa dibayangkan, selama apa Ansel belum menikah. Pantas saja jika keluarganya selalu memaksanya untuk menikah.

Alisha meminum air putih untuk mengakhiri sarapannya. Ia berdiri dari duduknya lalu menatap sang suami.

"Ayo."

Ansel mendengus mendengarnya. Hampir lima menit ia menunggu Alisha menyelesaikan makannya yang tak seberapa itu.

Ansel berjalan menuju mobil mendahului Alisha. Mereka tidak memakai sopir hari ini.

"Kita ke supermarket terlebih dahulu," ucap Ansel sambil memasang sabuk pengamannya.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di supermarket, membeli buah dan camilan, setelah itu keduanya keluar. Ansel menenteng kedua plastik itu, sedangkan Alisha berjalan mendahului suaminya.

"Es krim ku." Alisha mengobrak-abrik plastik yang dibawa Ansel tadi.

"Jangan banyak-banyak," ucap Ansel memperingati. Masalahnya Alisha membeli es krim yang cup besar.

Sesampainya di rumah Lionel, Ansel dan Alisha langsung disambut dengan heboh oleh para teman-teman Ansel yang sudah datang terlebih dahulu.

"Lihat! Pengantin baru kita sudah datang!" seru Lionel dengan gembira. Senyum lima jari tercetak jelas di bibirnya.

Ansel hanya menatapnya dengan datar. Alisha membawa satu plastik besar berisi makanan ringan, sedangkan Ansel membawa plastik berisi buah.

"Bagaimana malam pertama kalian?" tanya Lionel, tangannya merangkul bahu Ansel sambil menuntun sahabatnya itu masuk ke dalam diiringi

Alisha langsung disambut oleh Lexa yang tak lain adalah istri dari Lionel. Ia tersenyum sambil menyerahkan bawaannya dan langsung diterima Lexa.

"Maaf hanya membawa ini," ucap Alisha.

"Tidak apa-apa, ini sangat pas jika dimakan saat berkumpul," sahut Lexa sambil tersenyum juga.

"Oh iya, namaku Lexa. Terserah kau ingin memanggilku apa," ucap Lexa sambil mengulurkan tangannya, berniat berjabat tangan.

"Aku Alisha. Senang bertemu denganmu, Kak Lexa," sahut Alisha menerima uluran tangan Lexa.

Lexa tersenyum, "Kau cantik sekali! Ansel tidak salah memilih istri," ujarnya sambil terkekeh. Alisha juga ikut terkekeh mendengarnya.

"Kita langsung ke dapur, ya? Yang lain sudah ada di sana. Jangan sungkan dengan kami. Jika perlu sesuatu, jangan ragu untuk mengatakannya," lanjut Lexa dan langsung diangguki oleh Alisha.

Mereka langsung menuju dapur, di mana para teman-teman Lexa sudah berada di sana untuk memasak.

"Hai! Kau istrinya Ansel, kan?" Baru saja memasuki dapur, Alisha sudah disambut dengan ramah.

Alisha tersenyum sambil mengangguk, "Salam kenal, aku Alisha," ucapnya.

"Nama yang cantik! Seperti orangnya," celetuk seorang wanita yang sedang sibuk memotong sayuran.

"Kita belum berkenalan! Namaku Gloria. Kau bisa memanggilku Glo," ucap Gloria yang tadi menyambut Alisha.

"Aku Syeila! Panggil sesuka hatimu saja," sahut wanita yang berada di belakang Gloria.

"Kalau aku Zoya! Wanita tercantik, terimut dan terseksi di dunia ini! Suamiku suka memanggilku Zoya sayang, Zoya cantik, Zoya imut, Zoya seksi! Tapi, kau tidak boleh memanggilku seperti itu, ya. Terserah kau mau memanggilku apa," sahut wanita hamil yang berada di sebelah Syeila.

"Caramu berkenalan sungguh aneh," ucap Syeila mencibir. Zoya adalah Wanita yang lugu tapi juga menyebalkan secara bersamaan. Zoya seumuran dengan Alisha, sedangkan yang lain berumur 25 tahun.

"Aneh apanya?" tanya Zoya. "Kau mengatai ku aneh?!" lanjutnya tak terima. Ia sudah ancang-ancang hendak pergi dari area dapur, tapi Gloria langsung menahannya.

"Sudahlah. Jangan mengadu pada suamimu," ucap Gloria. Syeila langsung tertawa kecil mendengarnya.

Zoya memang suka mengadu pada suaminya jika ada yang mengganggunya. Terlebih saat ini ia sedang hamil, semakin bertambah saja rasa manjanya. Masalah yang seharusnya tak perlu di besar-besarkan pun, akan Zoya besarkan seperti sekarang.

"Dia mengatai ku aneh!" Zoya menunjuk Syeila sambil cemberut.

Lexa terkekeh, ia menoleh menatap Alisha lalu berkata, "Dia paling manja diantara kami. Kau jangan sampai ikut-ikutan," ucapnya dan berbisik diakhir kalimat sambil tersenyum geli.

Alisha terkekeh, "Justru itu yang membuat ramai," ucapnya.

"Benar, kalau dia tidak ada, pasti kami kesepian." Lexa mulai memotong daging ayam, sedangkan Alisha fokus membuat bumbunya.

Sedikit informasi, Lexa adalah istri Lionel, Gloria adalah istri Daris, Zoya adalah istri Ray, dan Syeila adalah istri Xavier.

Di sisi lain, tepatnya Ansel dan kawan-kawan yang sedang bersantai di gazebo yang ada di belakang rumah. Di depan mereka ada kolam renang yang luas.

"Kau tidak membawa baju ganti? Aku bilang, kita akan sampai malam di sini," celetuk Daris pada Ansel. Ia menyesap kopi susunya.

"Tidak," jawab Ansel singkat.

Daris berdecak, "Apa kau yakin jika istrimu betah dengan sifat mu seperti ini? Aku bahkan bisa menebak jika kalian hanya berkomunikasi lewat mata saja. Atau bahkan hanya lewat bahasa isyarat?" katanya sambil tersenyum mengejek.

Tak tau saja Daris, bagaimana kelakuan Ansel jika hanya berdua dengan Alisha. Jika dia tau, pasti tidak bisa tidur lantaran terus memikirkannya.

Ansel hanya tersenyum dalam hati. Ia akan tetap mempertahankan sisinya yang asli, yaitu cuek pada semua orang. Jika pada Alisha, ia akan mengeluarkan seluruh ekspresi dan tingkahnya.

"Apakah bibit mu sudah terbentuk?" tanya Lionel tiba-tiba.

Daris langsung berseru heboh, "Bibit apa?! Bicara yang jelas!" katanya seolah menggoda Ansel.

Lionel terkekeh, "Tapi, aku tak yakin jika Ansel sudah melakukannya," ucap Lionel melirik jahil pada sahabatnya itu.

"Aahh! Benar juga! Dia bahkan tidak bisa mengucapkan kata-kata yang romantis, bagaimana dia bisa melakukan hal yang lebih dari itu?" sahut Daris.

"Berhenti menggodanya, siapa tau, sekali melakukan, langsung jadi tiga," celetuk Ray.

Ucapannya langsung membuat Lionel dan Daris berseru heboh. Benar juga apa yang dikatakan oleh Ray. Mengingat Alisha memiliki kembaran.

Apa benar apa yang dikatakan Ray? Sekali melakukan langsung jadi 3? Ansel mendadak memikirkannya.

***

Terpopuler

Comments

Diana Silaen

Diana Silaen

mantap seru dan lucu

2024-05-01

0

Widya

Widya

terimakasih yang sudah selalu nungguin cerita ini update🥰 maaf kalau ada kata2 yang sulit dipahami dan juga typo🙏 semoga temen2 tetap nungguin cerita ini update sampai tamat yaa^^ tulisanku memang tidak sempurna, tapi aku selalu berharap, kalian suka dengan tulisanku ini💗

2024-02-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!