Eps 10

Alisha sedang dalam perjalanan menuju mansion utama. Ia hanya diam menatap jalanan yang padat. Tidak ada percakapan diantaranya dan Michael. Karena mereka tidak terlalu akrab.

Beberapa menit kemudian, Alisha turun dari mobil setelah mengucapkan terimakasih kepada Michael. Asisten suaminya itu langsung pergi setelah memastikan dirinya sudah masuk ke dalam mansion sambil diiringi pelayan.

"Ke mana ibu Maira?" tanya Alisha. Ia mengedarkan pandangannya.

"Nyonya sedang membuat kue bersama Nyonya Alina, Nona..." jawab pelayan yang ber name tag Noni.

Alisha mengangguk paham. Kemudian ia berjalan menuju dapur diikuti pelayan Noni yang setia mengikuti langkah Alisha.

"Ibu..." sapa Alisha.

Kedua wanita paruh baya itu langsung menoleh. Mereka tersenyum saat menyadari Alisha lah yang datang.

"Kau baru datang?" tanya Ibu Maira.

"Iya..."

"Ibu sedang membuat kue apa?" tanya Alisha penasaran. Ia melihat meja yang terdapat adonan kue.

"Kami akan membuat kue kering dan cheese cake kesukaan Ansel. Apakah kau juga suka?" Bibi Alina bertanya. Ia kembali mengaduk adonan untuk cheese cake.

Alisha mulai mendekat pada meja itu. Ia mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Bibi Alina. "Apapun yang terbuat dari keju, aku sangat menyukainya. Tapi, semuanya juga enak."

Bibi Alina tersenyum menanggapi, "Kalau begitu, sering-seringlah membuatkan cheese cake untuk Ansel. Itu akan memperbaiki moodnya."

Alisha mengangguk. Ia baru tau kalau Ansel menyukai cake. Alisha pikir, pria itu tidak menyukai makanan yang manis-manis.

"Umm... Bibi, bolehkah aku yang melanjutkan pembuatan cheese cake itu?" tanya Alisha ragu.

"No, sayang... Kau baru datang. Istirahatlah dulu, kau pasti lelah," sela Ibu Maira.

Alisha langsung menggeleng, "Aku tidak lelah, ibu. Aku ingin belajar membuat cheese cake juga," ucap Alisha sambil tersenyum.

Ibu Maira tidak ada pilihan selain mengangguk mengiyakan. Ketiga wanita berbeda generasi itu langsung membuat kue bersama-sama. Alisha sangat fokus membuat cheese cake nya. Tangannya dengan cekatan bergerak mengikuti instruksi dari Bibi Alina. Ibu Maira sedang fokus mencetak adonan kue kering. Dua orang pelayan bertugas menjaga oven dan juga menggilas adonan.

Tak lama kemudian, Bibi Gina datang menghampiri. Di tangannya ada keranjang buah. Sepertinya wanita itu dari kebun yang ada di belakang mansion.

"Kakak, aku sudah memetik stroberi nya," ucap Bibi Gina sambil meletakkan keranjang itu ke atas meja yang lain.

"Kalau begitu, kau bagian membuat selainya. Jangan sampai terlalu manis dan pastikan rasa stroberi nya tetap terasa," ucap Bibi Alina memberi tugas untuk Bibi Gina.

Karena kakak ipar tertua sudah berucap, Bibi Gina langsung patuh menjalankan bagiannya.

Bibi Alina memang terlihat lemah lembut dan anggun. Meskipun dia tidak bisa marah, tapi suaminya yang akan mewakilinya. Suami Bibi Alisha alias Paman Uxas sangatlah kejam jika memberi hukuman untuk orang-orang yang membuatnya marah. Apalagi Paman Uxas sangat melindungi Bibi Alina, Bibi Gina ataupun Bibi Yasmin bahkan tidak pernah menyenggol Bibi Alina barang sedikitpun, meski hanya lewat ucapan.

Paman Uxas ini sangat idaman jika dijadikan suami. Sayangnya, Paman Uxas adalah pria dingin tak tersentuh.

Alisha tetap fokus pada adonan kuenya tanpa melihat Bibi Gina yang menatapnya sinis. Hanya Bibi Gina dan Bibi Yasmin yang tidak menyukai Alisha, entah karena apa, Alisha tak mempermasalahkannya. Menurutnya, itu wajar, karena mereka baru kenal.

"Adonannya sudah pas, sayang. Langsung tuangkan saja ke dalam loyangnya," ucap Bibi Alina memberi instruksi pada Alisha.

"Baik, bibi." Alisha langsung mengambil loyang yang sudah diolesi mentega dan mulai menuangkannya perlahan.

"Kau sangat cepat belajar, ya. Cekatan pula," celetuk Ibu Maira sambil tersenyum menatap Alisha.

Alisha tersenyum membalasnya, "Tidak juga. Ini hanya kebetulan, ibu," ujarnya. Kedua wanita paruh baya itu terkekeh mendengar ucapan Alisha.

Setelah semuanya selesai, mereka mulai mencuci tangan dan tinggal menunggu cheese cake dan dua loyang kue kering matang.

"Coba kau makan. Apakah menurutmu enak?" Ibu Maira menyuruh Alisha mengambil kue kering yang sudah matang untuk dicicipi.

"Apapun itu, jika buatan ibu, pasti enak," ujar Alisha sebelum mengambil kue kering itu.

"Ya, kau benar. Apapun yang dibuat Maira pasti enak dan tidak mengecewakan," sahut Bibi Alina.

"Kalian ini! Aku banyak belajar, jadi apapun yang ku buat pasti enak," ucap Ibu Maira sambil terkekeh.

Tak terasa, jam sudah memasuki makan siang. Semua kue sudah matang, selai stroberi buatan Bibi Gina juga sudah jadi. Kini, mereka sibuk berkutat membuat makan siang sepesial untuk para suami. Bibi Gina dan Bibi Yasmin juga ikut serta.

Kakek Jacob yang baru saja datang dari rumah temannya pun langsung heboh melihat para wanita ditambah cucu menantunya sedang ramai-ramai memasak. Para pelayan bahkan tidak diperbolehkan ikut serta, karena masakan yang mereka buat hari ini harus sepesial buatan mereka sendiri.

"Ini pemandangan langka!" seru Kakek Jacob, ia berjalan tergopoh-gopoh menghampiri para menantunya.

"Yasmin, kau juga ikut turun ke dapur, heh?" Kakek Jacob merasa heran. Karena selama ini, Bibi Yasmin jarang ke dapur untuk memasak, karena dia tidak terlalu suka memasak.

"Iya, Ayah," sahut Bibi Yasmin, ia tersenyum pada mertuanya.

"Bagus-bagus! Semoga ini awal yang baik bagimu. Kau harus contoh istri Ansel, dia masih muda tapi terlihat cekatan memasak," ucap Kakek Jacob sambil menunjuk Alisha yang sibuk menumis cumi.

Alisha hanya tersenyum. Bibi Yasmin mulai gerah saat dibandingkan dengan istri dari keponakannya. Karena merasa tak ingin kalah, ia menghampiri Alisha.

"Biar aku saja yang menumis nya." Tanpa menunggu jawaban Alisha, Bibi Yasmin langsung mengambil alih spatula yang dipegang Alisha, lalu mulai mengaduk-aduk masakan yang ada di wajan.

"Jangan terlalu kasar, Yasmin, itu panas. Bagaimana jika tangan Alisha melepuh?" celetuk Bibi Alina.

Semakin kesal saja Bibi Yasmin karena kakak iparnya membela Alisha.

"Maaf, kak," ucapnya sedikit menyesal. Ia tak ingin mencari masalah dengan Paman Uxas.

"Alisha, sini bantu aku." Bibi Alina beralih memanggil Alisha yang bingung melakukan apa, karena bagiannya sudah diambil alih oleh Bibi Yasmin.

Kakek Jacob yang melihat itupun langsung geleng-geleng kepala. Tak heran jika Bibi Yasmin seperti itu. Karena dia yang paling keras kepala dan mudah iri.

"Ayah, kau ingin makan sekarang?" tanya Nyonya Maira. Ia meletakkan sayur yang sudah makan di atas meja makan.

"Nanti saja, menunggu anak-anak dan cucuku pulang," jawab Kakek Jacob. Ia beralih menatap menantu sulungnya, "Alin, apakah Alex dan si kembar akan datang kemari?" tanyanya pada Bibi Alina.

"Iya, Ayah. Sebentar lagi mereka datang," jawab Bibi Alina.

"Baguslah kalau begitu. Lebih baik suruh anak-anak mu itu menginap di sini," kata Kakek Jacob.

"Nanti akan ku suruh," ujar Bibi Alina.

Kakek Jacob langsung pergi meninggalkan area dapur.

Si kembar yang tak lain adalah Veeka dan Veera sering menginap di sebuah apartemen mewah. Karena tempat itu yang lebih dekat dengan sekolah mereka. Lalu Alex adalah anak pertama Bibi Alina, dia sudah berkeluarga, jadi jarang berkumpul. Karena jarak kantornya agak dekat dengan mansion utama, jadilah Alex mampir untuk makan siang.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!