Setelah mendapatkan lisensi dari Kepala Desa,pagi-pagi sekali Nath mempersiapkan diri untuk segera berangkat menuju kota Martadipura.
Jaraknya kira-kira 5 hari perjalan melewati aliran sungai,dari desa Basarubut.
Nath yang seorang yatim piatu, mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke kota.
Setelah Neneknya meninggal Nath menjalani kehidupan seorang diri,dengan bekerja sebagai seorang petani.
Kini tibalah saatnya untuk remaja itu,mencari tahu siapa ayah dan ibunya.
Berbekal kata-kata yang sering Neneknya ceritakan,Nath mencoba mencari ibunya di kota Martadipura.
Sebelum dia pergi Nath juga berpamitan kepada Kakek Alan,yang merupakan seorang kepala desa.
"Jangan khawatir Nak,jika kamu tidak bisa masuk sekolah itu,kamu dapat kembali lagi kesini" Ucap Kakek Alan.
"Terima kasih kek, setidaknya aku harus berusaha untuk mencobanya. Lagi pula di tempat ini aku tidak memiliki keluarga lagi." Jawab Nath dengan rasa agak sedih.
Setelah percakapan itu,Nath pun pergi dengan di antarkan oleh kepala desa menuju dermaga.
Dia juga di berikan 5 koin emas,untuk bekal dia di jalan.
Tentu saja itu adalah jumlah yang sangat sedikit, paling-paling hanya dapat bertahan selama 2 hari.
Akhirnya pemuda itu pun pergi dengan menaiki Jukung,sebuah perahu sihir yang dapat di naiki oleh 5-7 orang.
Sedangkan anak-anak desa yang lain,mereka di antar langsung oleh orang tua mereka dengan Jukung mewah pribadi.
Perjalanan pun di mulai melewati jalur air.
Nath dan kelompoknya meluncur dengan Jukung di sungai yang tenang, penuh dengan kegembiraan. Namun, tiba-tiba, suara gemuruh air dan kegeraman buaya menggetarkan udara. Kawanan buaya muncul dari air, menyebabkan kepanikan di antara mereka.
Dengan hati-hati, Nath memimpin kelompoknya mencari jalur keluar. Buaya-buaya ganas berenang mendekati jukung, menciptakan ketegangan di udara. Dengan refleks yang cepat, Nath dan teman-temannya menggunakan dayung mereka untuk menolak buaya yang mendekat.
Namun, kawanan buaya semakin besar dan agresif. Mereka melompat dengan mulut terbuka, mencoba menyerang jukung. Nath dengan cekatan mengarahkan jukung ke arah yang berbeda, mencoba menghindari serangan buaya. Saat ketegangan mencapai puncaknya, teman Nath yang pandai memanfaatkan peralatan sederhana mereka untuk menciptakan suara keras yang mengusir buaya sejenak.
Saat itu, Nath melihat celah di antara buaya-buaya itu. Dengan keberanian yang membara, dia memimpin jukung melalui celah itu, mengajak kelompoknya keluar dari bahaya. Mereka menghindari serangan buaya dengan cerdik, dan ketika sungai menjadi tenang lagi,bersyukur karena mereka selamat dari ancaman buaya yang ganas.
"Huh akhirnya kita selamat" Ucap Nath menghela nafas.
"Anak muda terima kasih kamu telah menyelamatkan kami semua" Sahut juru mudi jukung itu.
Singkat cerita akhirnya Nath pun sampai di kota Martadipura.
Martadipura, sebuah kota air yang memukau terletak di tengah-tengah gemerlap danau dan aliran sungai yang menari di antara bangunan-bangunan uniknya. Dikenal sebagai surga yang terapung, kota ini menampilkan arsitektur menakjubkan yang memadukan keindahan alam dan kemajuan urban. Jembatan ikonik yang menjembatani dua bagian kota menjadi saksi bisu dari harmoni antara tradisi dan modernitas yang melebur dalam sentuhan air yang damai di sekitarnya.
Pertama-tama dia mencoba mencari penginapan yang murah untuknya.
Serta mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk sekolah sihir besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Fitray Uni
mampir nih Kaka, senang baca perjalanan di alam liar, penuh tantangan 🙏🥰👍
2024-02-09
0
Rey
hai aku mampir kak.
ayo saling mendukung kak,
saling membaca setiap part'nya 🤗
saling berbalas like serta komentar 🤗
2024-02-06
1