Setelah kejadian dimana Fita di kurung di dalam toilet, Nico selalu mengikutin Fita diam-diam, ada kalanya terlihat oleh Fita.
"Kenapa si lo ikut gue terus?" Tanya Fita ketika melihat Nico.
"Gak kenapa-napa" jawab Nico tanpa penjelasannya.
Sambil berjalan mereka berpapasan dengan Widi, terlihat Widi tidak senang.
Tetapi saat itu juga Widi meminta maaf kepada Fita dan Nico, terutama Fita, Widi sangat meminta maaf atas kesalahannya kemarin, dia mengaku salah.
Fita tidal terlalu menyimpan masalah itu pun, memaafkannya.
"Widi, ingat jangan ulangin lagi" tekan Nico.
"Iya" jawab Widi lesu.
"Uda gak apa-apa, gue aja uda lupain!" Kata Fita.
Widi pun segera pergi untuk menyusul teman-temannya.
Nico dan Fita pun berpisah karena harus masuk kelas masing-masing.
Sebelum masuk sampai kelasnya Fita melihat, Siska dan Ferdi, ketika itu Ferdi ingin mencium Siska, "ehmm!" Fita berdehem, bermaksud membubarkan dua sejoli yang ke pergok itu. Mereka pun langsung menjauhkan diri, menujukan salah tingkahnya.
"Sis, ayo masuk kelas, sudah mau mulai nanti telat kita!" Ajak Fita ke Siska.
"Iya Fit" sambil memerah wajahnya karena menahan malu kepergok oleh Fita.
"Bye beb, ketemu nanti siang ya!" Kata Siska ke Ferdi.
"Iya Beb!" Jawab Ferdi yang merasa tidak enak terhadap Fita.
Mereka pun masuk ke kelasnya, dan Ferdi pun segera pergi.
Di kelas Fita pun menyapa beberapa temannya dan ada salah 1 anak cowok yang diam-diam selalu memperhatikan Fita.
Fita biasa mengobrol dengannya, Fita pun sedikit menyukai sikap cowok tersebut.
Waktu pun tidak terasa jam pelajaran pun telah usai.
Waktunya mereka semua murid untuk pulang, semenjak Siska berpacaran dengan Ferdi, mereka selalu pulang pergi bersama dan meninggalkan Fita yang sendiri.
Tetapi Fita mengerti kondisi Siska.
Mungkin jika dia mempunyai pasangan pun, dia akan begitu, begitu la yang Fita pikirkan.
Ting! Ting! Ting!
Tiba-tiba ada pesan masuk di hpnya Fita, dia melihatnya, ternyata yang mengirim pesannya adalah nomor baru dan Fita berpikir mungkin orang jauh.
"Hai, Fit apa kabar, gimana kuliah mu apakah seru?" Tanya orang yang mengirim pesan tersebut dengan nomor baru.
"Baik, kamu siapa ya?" Tanya Fita sambil berhenti sebentar dari jalannya menju halte bus. Mereka berbalas pesan Whatsapp.
"Oh, iya lupa memberitahu ini aku orang yang selalu menyayangin mu! Dito" balas Dito.
"Dito bener ini lo? Kog lama gak hubungin gue?" Balas Fita antusias, karena setelah dia tahu itu Dito, dia juga kangen dengan Dito.
Tiba-tiba hp Fita di rebut oleh dua orang pria yang memakai jaket kulit serba hitam, ramput panjang, gelang rantai besar, ya mereka preman.
"Kembalikan hp gue, tolonggg" teriak Fita.
Dari kejauhan ada seseorang yang berlari sangat cepat ke arah Fita, dan menghajar kedua orang tersebut.
Buk! Buk! Buk! Mereka berkelai, Fita takut, sangat takut, dia pun sampai gemetaran karena pernah pengalaman dia sekali juga begitu.
Preman itu pun kalah dan mengembalikan hpnya.
"Kamu gak kenapa-kenapa?" Tanya orang tersebut.
"Gue gak kenapa-kenapa kog Nic" jawab Fita.
Orang yang menolongnya adalah Nico.
Memang Nico belakangan ini terus mwngikutin Fita, hanya hari ini sedikit telat setengah jam dari jam biasanya.
"Tapi lo gemetar gitu?" Nico melihat sedikit air mata Fita keluar.
"Gue gak kenapa-napa, udah gue bilang!"
"Tapi, gu-e!" Nico pun langsung memeluk Fita menenangkannya.
Fita menangis di pelukan Nico, tidak lama Fita pun mulai tenang dan melepas pelukannya. Dan tersadar setelah memeluk Nico.
"Sorry" kata Fita, kikuk, dan malu seketika.
"Gak apa-apa, sini peluk lagi jika lo belum tenang" kata Nico.
"Gue ke ingat dulu, gue kecil pernah di ganggu preman dan saat itu gue sendirian, gue lari ketakutan dan terjatuh hingga lutut gue luka besar, dan ini bekasnya" sambil menunjukan bekas luka jatuhnya dulu, kebetulan Fita memakai rok yang ngembang jadi tidak susah mengangkatnya sedikit.
"Uda ya, lagian preman itu uda pergi, oh iya ini hp lo!" Sambil mengembalikan hp Fita.
"Tadi pun lo asik aja main hp, sampai mengundang niat jahat orang terhadap elo!"
"Ya maaf, tadi ada teman SMA gue yang chat, orangnya tidak disini" kata Fita.
"Lain kali jangan gitu lagi!" Kata Nico.
"Sini gue antar lo pulang saja!" Kata Nico lagi.
Fita pun menurut tanpa menolak, di perjalanan Nico ingin sedikit mengebut, dan meminta Fita untuk pegangan, Fita pun memegang pinggang Nico dengan kedua tangannya kanan kiri, ketika sedikit tarikan gas motornya bertambah Fita langsung mengcengkram erat pinggang Nico, Nico pun tersenyum di balik helmnya.
Ketika, sudah sampai di depan rumah Fita, Nico pun segera pulang, karena ia pun ada janji dengan mamanya untuk pergi berbelanja, maksudnya mengantar mamanya belanja.
Fita langsung masuk kerumah dan kebetulan rumah sedang sepi, mamanya Fita mungkin sedang pergi kerumah tetangga begitu lah yang di pikir Fita.
Ting! Ting! Ting!
Ada chat masuk, Fita melihatnya dan nomor baru lagi, dalam batinnya berkata "siapa lagi ini?" Sebelum membuka pesannya, hanya melihat dari layar depannya.
Setelah di bukanya dia tau itu siapa,
"Istirahat lag, jangan takut lagi ya!" Jelas Fita tau itu siapa, itu Nico, akhirnya dari sekian lama Nico pun mengirim pesan ke Fita.
"Iya, lagian gue kuat" balas Fita sok menguatkan diri.
Nico tidak membalasnya lagi, karena dia ingin segera mandi, istirahat sebentar da mengantar mamanya belanja.
Fita mengingat kejadian tadi, dan dia masi sangat bersyukur Nico datang menolongnya.
Ia berpikir kenapa ia begitu nyaman dekat dengan Nico, berada dalam pelukan Nico.
Tetapi di tepisnya lagi segala yang ada dalam pikirannya dan membuangnya jauh-jauh dan menganggapnya tidak ada apa-apa, hanya hal biasa.
Selesai Fita mandi, ia melihat Fero telah pulang dari sekolahnya, dan mamanya belum pulang. Fita pun menelepon mamanya.
Tut! Tut! Tut!
Bunyi teleponnya menyambung dan di angkat oleh mamanya
"Ma, dimana?" Tanya Fita.
"Mama lagi di supermarket, oh iya Fit, adikmu sudah pulang, kalau sudah jemput mama ya, di supermarket di perempatan jalan punya" itu supermarket jauh, kenapa mama kesana ya batin Fita.
"Ok ma" jawab Fita dan menutup teleponnya.
Fita pun meminta kunci motornya dari tangan Fero, dan menyuruh adiknya menunggu di rumah, jangan keman-mana lagi.
Sebelum pergi menjemput mamanya, Fita menyempatkan diri dulu melihat pesan masuk yang dari Dito yang belum dibacanya
"Hp ku rusak Fit, dan kehilangan juga nomor lo, untungnya bongkar-bongkar buku catatan melihat nomor elo dan langsung gue hubungin elo, gue kangen sama lo Fit!"
Fita pun membalas pesannya "iya, gak apa-apa yang penting sekarang sudah bertukar kabar lagi, oh iya gue mau pergi dulu ya jemput mama gue!" balas Fita.
Fita pun pergi ke supermarket yang mamanya tuju, di parkiran supermarket ia melihat motor yang baru 1 jam lalu ia tumpangin, "motor Nico" batinnya.
Tetapi karena buru-buru ingin mencari mamanya dalam supermarket yang cukup besar ini, dia pun tidak memperdulikannya lagi.
"Ma" akhirnya Fita ketemu mamanya dan membantu mendorong troli yang mamanya dorong daritadi.
pas mereka ingin melewatin 1 lorong, mama Fita tiba-tiba saja membelokan troli yang di tangan Fita, Fita pun merasa binggung, karena tadinya mamanya ingin masuk lorong ini mencari perlengkapan dapur.
"Kenapa ma?" tanya Fita.
"Tempat lain aja, mama malas ketemu orang itu" jawab mama Fita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments