Rio pun mulai menjelaskan semua nya secara rinci.
" sebenarnya gua punya salinan rekaman itu,karena sebelum si Dika menghapus nya, gua udah menyalin nya dan mengirimkan file nya ke ponsel Alvin,untuk berjaga-jaga,namun gua gak yakin si Alvin masih menyimpan nya atau tidak,karena itu sudah sangat lama".
Leon pun berkata. "jadi lu punya salinan nya"?
"kita harus menemui si Alvin untuk menanyakan nya" Ucap Tian kepada Leon.
"tunggu,gua gak yakin Alvin bakalan memberikan salinan rekaman itu sama kalian,jika salinan nya masih ada" Ucap Rio menghentikan langkah mereka.
"kenapa bisa seperti itu,apa si Dika juga mengancam si Alvin"? Ucap Leon dengan penasaran.
"bukan soal itu,tapi gua gak yakin bahwa kalian bakalan memaafkan gua,dan tak akan menjebloskan gua ke penjara,jika gua atau si Alvin memberikan salinan itu" Ucap Rio yang meminta maaf.
"lu tenang aja,kita gak bakalan laporin kalian,namun jika salinan rekaman itu masih ada di si Alvin dan lu memberikan nya sama kami,lu hanya perlu menjadi saksi di pengadilan nanti,jika si Dika sudah di tangkap oleh kepolisian dengan bukti rekaman itu" Ucap Tian dengan tegas.
Rio pun berkata. "okay gua setuju,tapi kalian harus menepati janji kalian untuk membebaskan gua dari semua tuduhan".
"okay dengan satu syarat lu harus menghapus juga salinan rekaman tadi sekarang juga,waktu lu merekam gua saat sedang memukuli si Dika" Ucap Leon kepada Rio.
Lalu Rio pun menuruti kata-kata Leon,
Dan dia menghapus semua file yang merekam kejadian itu dimana saat Leon dan Tian menghajar Dika.
Lalu setelah itu mereka pun melepaskan Rio dengan syarat dia harus selalu terpantau oleh mereka,sampai Dika tertangkap dan Rio yang harus menjadi saksi atas semua kejahatan yang Dika lakukan.
Setelah kejadian itu,Tian pun pulang ke rumah nya untuk meminta bantuan dari ayah dan pamannya untuk menangkap Dika.
Setelah nanti dia memberikan bukti atas kejahatan Dika.
Sementara itu,Leon pun mengantarkan Nadia pulang ke rumah nya,dan dalam perjalanan pulang Leon berbincang dengan Nadia.
"eheum,kenapa kamu melakukan itu sama aku"? Tanya Leon yang merasa gundah.
"apa maksud kamu dengan pertanyaan ini"?
"kenapa kamu merahasiakan tentang Dika sama aku,?Apa aku tidak layak untuk mengetahui nya,Itukah alasan kamu menolak aku,atau memang tidak ada sedikit pun perasaan kamu terhadap aku"? Tanya Leon dengan begitu penasaran.
Nadia pun menjawab. "sebelum nya aku mau minta maaf sama kamu,karena aku tidak memberi tahu yang sebenarnya sama kamu,terutama tentang perasaan ku yang sebenarnya".
"tentu saja,kamu tidak menyukai aku karena kamu telah mengetahui semuanya tentang aku,dan aku rasa kamu tidak mau menjadi kekasih dari seorang penjahat seperti ku iyah kan"? Ucap Leon dengan sedikit Emosi.
Nadia pun menjelaskan semuanya. "bukan seperti itu Leon,sebenarnya aku juga sangat menyukai kamu,tapi aku menolak kamu bukan karena aku membenci sifat kamu,tapi aku gak mau Dika menyakiti kamu,karena sebelum nya dia telah mengancam aku dia mau melukai kamu jika aku menerima cinta kamu,dan aku pikir kalau tindakan aku itu benar,tapi ternyata aku salah tentang itu,Dika malah memanfaatkan aku untuk menjebak kamu dan Tian".
Leon pun bertanya kembali. "lalu dari mana kamu tahu bahwa aku dan Tian sedang berada di tempat itu,Jangan bilang jika itu juga bagian dari rencana nya si Dika"?
"tidak Leon,ini bukan bagian dari rencananya Dika,tapi aku tahu kamu di sana, karena Alvin telah memberi tahu aku sebelum nya tentang rencana Dika yang sebenarnya, namun awalnya aku tidak percaya sama Alvin, karena dia teman nya Dika juga,tapi dia benar- benar meyakinkan aku,jadi aku percaya dan langsung pergi kesini". Ucap Nadia untuk meyakinkan Leon.
Leon pun berkata. "mana bisa,?Alvin kan teman nya Dika, mana mungkin dia membocorkan rahasia Dika dengan cuma-cuma".
"tapi sekarang,sepertinya yang dia bilang sama aku bahwa dia sudah tidak berpihak kepada Dika itu benar,karena suatu alasan".
"sebenarnya aku juga mau minta maaf sama kamu sebelumnya,karena aku telah marah-marah gak jelas sama kamu,dan satu hal lagi,maaf karena aku telah menunjukan sisi buruk ku di hadapan kamu,aku harap kamu bisa mengerti" Ucap Leon yang sedikit menyesal.
Lalu sampai lah mereka di rumah nya Nadia, dan Nadia pun turun dari Mobil nya Leon,dan begitu juga dengan Leon,
"eum sebaiknya kamu pulang saja malam ini dan beristirahat,lain kali kita bahas tentang perasaan kita,itu pun jika masih berlaku" Ucap Nadia sambil tersenyum malu.
"baiklah aku akan pergi,setelah kamu masuk ke rumah kamu,tentu saja itu masih berlaku,dan nanti aku akan menghubungi kamu kembali,sebaik nya malam ini kamu juga istirahat saja,jangan terlalu banyak pikiran,Aku tahu kamu pasti capek karena tadi kamu harus mengantar si Dika ke rumah sakit. dan balik lagi ke tempat itu untuk menghentikan aku,
Dan terima kasih sudah menghentikan aku" Ucap Leon dengan penuh penyesalan.
"baiklah aku masuk ya"?
"okay selamat malam".
Lalu Leon pun masuk ke mobil nya dan hendak pulang ke rumah nya,dan sesampainya di rumah nya,Leon sangat terkejut karena melihat cucuran darah di lantai rumah nya,lalu Leon mengikuti jejak darah itu,dan Leon pun semakin terkejut saat melihat Bibi Marni yang tergeletak di lantai dengan pisau yang tertusuk di perutnya,
Lalu Leon pun berteriak tidaaaaaak.
Dia langsung menghampiri Bibi Marni yang saat itu telah tiada karena kehilangan banyak Darah,lalu Leon sangat terpukul atas kejadian itu,dan Leon berteriak kepada ke 2 satpam yang menjaga rumahnya,namun mereka tak kunjung datang,karena mereka juga di sekap oleh seseorang di dalam gudang rumahnya,dan Leon pun langsung mencari mereka,dan akhirnya menemukan mereka di dalam gudang rumahnya,dan ke 2 satpam nya itu terlihat sedang di ikat dalam kursi dengan mulut yang di tutupi lakban hitam sehingga mereka tidak dapat berteriak.
Saat itu Leon mengira bahwa rumah ya telah di rampok,namun setelah Leon melepaskan ke 2 satpam itu,mereka langsung memberi tahu semua yang terjadi kepada Leon,bahwa itu adalah perbuatan seseorang yang mereka kenal begitu juga dengan Leon.
Leon pun bertanya kepada ke 2 Satpam nya itu. "pak apa kalian baik-baik saja,?Apa kalian terluka"?
Pak Roni pun menjawab. "kami baik-baik saja den bagaimana dengan Bibi Marni,Kami mendengar teriakan Bibi Marni sebelum nya.
Dengan hati sedih dan terluka,Leon memberi tahu mereka bahwa Bibi Marni telah meninggal dunia.
Pak Roni pun berkata. "apa,den Bibi Marni telah meninggal,?
Leon pun berkata. "apa sebelum nya rumah ini telah di rampok pak"?
Pak Roni pun menjawab. "tidak den,sebelum nya teman- teman aden yang dulu pernah ke rumah ini, tiba-tiba datang membawa teman-teman nya, namun semua teman-teman nya itu memakai topeng,sehingga kami tidak dapat melihat wajah mereka,dan mereka telah menerobos masuk ke dalam dan menyerang kami,begitu pun dengan Bibi Marni,tapi setelah kami di sekap oleh mereka,kami tidak tahu lagi dengan keadaan Bibi Marni karena teman aden itu membawa banyak sekali teman nya, sehingga kami tidak dapat melawan mereka".
"apakah teman aku yang bapak sebut itu Tian"? Tanya Leon kepada Pak Roni.
Pak Roni pun menjawab. "bukan den tapi teman aden yang dulu pernah kesini bertiga"
"jangan bilang kalau itu si Dika,Kurang ajar sialan dia." Ucap Dika dengan penuh Amarah.
Pak Roni pun berkata. "benar den"
Lalu Leon pun mengajak mereka untuk menghampiri jasad Bibi Marni,dengan hati yang sangat hancur,Leon menangis di pangkuan Bibi Marni,Leon sangat kehilangan Bibi Marni, karena Leon telah menganggap dia seperti ibu nya sendiri.
__,,,,,,,,,,,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments