Radit terdiam, kenapa Rani terus berbicara seperti itu, hati nya lagi lagi tak Terima, tak kala mendengar ucapan yg ke luar dari mulut Rani.
" tapi engga harus menjauh. " ( Radit) ucap nya lirih.
" kita liat kedepan nya aja dit, aku belum bisa memutus kan, lagian aku kan belum punya pasangan kalau kamu kan udah punya pasangan, jadi mulay dari sekarang kita harus menjaga jarak, untuk menghargai perasaan pasangan kamu dit. " ( Rani)
" tapi ran, jujur di hati ini aku engga nyaman kalau harus jauh dari kamu karena kamu itu sahabat aku dari kecil, kemana pun aku pergi, pasti kamu ada di sisi aku, di saat aku sedih, di saat aku senang kamu yg selalu menemani , makan nya, kalau sekarang kamu menghindar dan menjauh dari aku, hati ini sakit. " ( Radit) sambil menunjuk dada nya.
Rani menoleh dan tersenyum kecut.
" mungkin untuk sementara kamu akan merasakan itu semua, tapi dengan seiring nya berjalan waktu, aku yakin kalau kamu akan terbiasa. " ( Rani)
Radit mengusap wajah nya, keputusan Rani benar benar bulat untuk menghindar dari nya.
" tapi ran. " ( Radit) dengan tatapan memohon .
" aku yakin kita bisa, tenang aja kita masih bisa berteman dengan baik, tapi tidak sedekat dulu. " ( Rani) dengan tegas, walaupun hati nya sakit dan berat mengambil ke putusan ini , tapi ia berpikir ini hanya sementara waktu saja, mungkin dengan berjalan nya waktu, ia akan terbiasa.
terdengar helaan napas dari mulut Radit.
" apa kamu yakin. " ( Radit) ucap nya lirih, dan tatapan nya sendu.
" InsyaAllah dit, aku yakin. " ( Rani) menatap lurus ke arah depan.
" baik kalau itu, udah jadi keputusan kamu aku hanya bisa menerima nya, kalau gitu aku pamit dulu assalamu'alaikum.. ?? " ( Radit ) langsung bangkit, dan meninggal kan Rani yg termenung.
" waalaikumsalam.. ?? " ( Rani) ucap nya lirih air mata nya, yg sejak tadi ia tahan akhir nya luruh juga membasahi pipi nya.
" maaf kan aku dit, aku yakin kita bisa melewati nya, jujur aku pun merasakan sakit, harus menjauh dari kamu, tapi ini sudah menjadi keputusan yg paling baik , untuk ke depan nya, semoga kamu bahagia dengan enjel, begitu oun dengan aku , yg akan bahagia dengan pasangan aku nanti nya. " ( Rani) ia menutup mata nya, air mata yg masih mengalir di pipi nya.
ia berusaha menenang kan hati nya, takut nya di saat ia masuk ke dalam jadi pertanyaan ke dua orang tua nya.
sebelum masuk ke dalam rumah, Radit menghela napas nya, dan menetral kan perasaan nya, setelah sedikit tenang, radit pun masuk ke dalam rumah, terlihat ke dua orang tua nya Rani, sedang menonton TV.
" tan, om. " ( Radit)
" eh, dit. " ( mamah Rani) sambil menegak kan tubuh nya.
" saya pamit pulang dulu tan, om. " ( Radit)
" loh, ini masih siang dit biasa nya kamu pulang pukul delapan. " ( mamah Rani) menatap heran.
" maaf tan, kebetulan Radit ada kerjaan yg belum terselesaikan takut nya, engga ke buru kalau pulang malam. " ( Radit) mencari alasan.
" oh, baik kalau gitu. " ( mamah Rani) tidak bisa manahan radit, untuk pulang.
" iya tan, kalau gitu saya pamit, assalamu'alaikum.. ?? "( Radit) mengecup punggung tangan mamah Rani, dan berganti ke papah nya Rani.
" waalaikumsalam,hati hati dit. " ( papah Rani)
" iya om. " ( radit) meninggal kan ke diaman Rani, menuju ke arah mobil nya, dengan hati kacaw.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments