" yah, padahal aku masih banyak lagi, yg aku obrolin. " ( Radit) dengan nada kecewa.
" maaf, bukan nya , aku engga mau mendengar cerita kamu, tapi aku udah di tunggu sama orang tua aku. " ( Rani)
" it's okey.. ?? " ( Radit)
" iya udah aku tutup, assalamu'alaikum. " ( Rani )
" waalaikumsalam. " ( Radit)
klik
sambungan telpon pun tertutup, Rani menghela napas nya, ia pun menyimpan handphone nya di nakas, setelah itu ia menuju ke bawah, menemui ke dua orang tua nya.
" maaf mah, pah, membuat kalian menunggu. " ( Rani) menggeser kan kursi, dan ia pun duduk.
" engga apa apa sayang, lagian papah juga belum lapar. " ( papah Rani)
mereka pun makan, tanpa ada yg mengeluarkan suara, hanya dentingan sendok yg terdengar.
dua puluh menit kemudian, mereka pun selesai, dan kini mereka berada di ruang tamu.
" sayang, hari ini papah engga ngeliat Radit ya. "( papah Rani) memicing kan mata nya.
" Radit lagi ada urusan pah, makan nya ia tidak berkunjung ke rumah. " ( Rani).
" oh.. ?? " ( papah Rani)
mamah Rani hanya menjadi pendengar saja, takut nya ia salah ngomong.
" papah berharap kalian berjodoh maka, karena papah sangat menyayangi radit, seperti anak sendiri. " ( papah Rani) merangkul bahu sang anak.
DEGH..
Rani dan sang mamah, hanya saling menatap, mereka bingung harus menjawab apa.
" kenapa kamu malah diam nak, papah yakin kalau kamu itu cinta kan sama Radit. " ( papah Rani)
" papah mah so tau. " ( Rani) berusaha mengelak.
" bibir bisa mengelak, tapi hati kamu, tidak sayang.. ?? "( papah Rani) mencoel hidung sang anak.
" jodoh siapa yg tau pah, kita mengingin kan jalur A, tapi Allah memberi kan jalur B, aku engga bisa apa apa pah, hanya bisa menerima, dan menjalani takdir pah, lagian kita di jodoh kan hanya untuk bersahabat , bukan untuk saling mencintai, dan memiliki. " ( Rani)
" loh ko, anak papah ini kenapa bilang gitu,apa jangan jangan anak papah ini mencintai radit,tapi sayang Radit nya punya gebetan." ( papah Rani) tebak kan nya.
DEGH..
Rani terdiam, bingung harus menjawab apa.
" kenapa malah diam, berarti apa yg papah ucap kan, benar kan. " ( papah Rani)
" aku bingung pah, harus menjawab apa, karena aku juga engga tau perasaan radit seperti apa. " ( Rani) berusaha menutupi.
" gitu ya nak. " ( papah Rani) mengusap rambut sang anak.
Rani hanya menjawab dengan angguk kan saja.
" iya udah kamu istirahat aja, besok kan kamu harus kerja. " ( papah Rani)
" iya pah, mah aku pamit ya, soal nya hari ini aku bener bener lelah . " ( Rani)
" tapi sebelum tidur, kamu shalat isya dulu nak. " ( mamah Rani) tersenyum manis ke arah sang anak .
" kalau itu pasti mah, itu kan kewajiban aku. " ( Rani)
Rani pun beranjak dadi kursi, dan menuju ke arah kamar nya, sedang kan ke dua orang tua nya, menatap lekat punggung sang anak, setelah sang anak tidak terlihat lagi, dengan kompak nya, papah Rani dan mamah nya, saling memandang.
" mah, sekarang papah mengerti, penyebab mamah melamun. " ( papah Rani) dengan tegas.
mamah Rani pun terdiam, ia tidak bisa mengelak, apa yg di tuduh ken oleh suami nya memang benar .
walaupun ia,berusaha menutupi, akhir nya ketauan juga, karena sang suami sangat peka, atas situasi yg sekarang ia alami.
mamah Rani menghela napas nya, ia menatap ke arah sang suami, dengan sendu.
tanpa banyak kata, papah Rani langsung memeluk sang istri, terdengar suara isak tangis nya, yg membuat hati nya, sakit.
" lepas kan sayang.. ?? " ( papah Rina) mengelus punggung sang istri.
" kenapa, an.. nak.. ki.. ta harus, me.. rasa kan, a.. pa.. yg aku rasa kan m.. as... ?? " ( mamah Rani) terbata bata.
papah Rani tak menjawab,ia membuat kan sang istri untuk mengeluar kan unek unek nya.
" begitu sa.. kit, ra.. sa.. nya m.. as.. ?? " ( mamah Rani)
papah Rani, masih mengelus punggung sabg istri, tak lupa memberi kan kecupan di pucuk kepala sang istri, yg tertutup hijab.
setelah puas, mamah Rani pun mereray peluk kan nya, dan menatap sang suami, dengan mata yg sembab.
" udah nangis nya. " ( papah Rani) membelai pipi sang istri, yg begitu lembut.
mamah Rani hanya mengangguk kan kepala nya saja sebagai jawab ban.
" ini udah takdir sayang, allhamdulilah nya, anak kita bisa menerima dengan lapang dada, kita hanya bisa mendoakan yg terbaik untuk anak kita ya sayang. " ( papah Rani) mengecup kening sang istri.
" iya pah, mamah berharap Rani kuat, dan bisa keluar dari situasi ini. " ( mamah Rani)
" amin sayang, udah ah.. jangan nangis, jadi jelek gini. " ( papah Rani)
membuat mamah Rani, menatap tajam ke arah sang suami, tapi bukan nya takut papah Rani malah terlihat gemas, akan sikap sang istri.
" pah, baju papah jadi basah, kena air mata mamah. " ( mamah Rani)
" iya nih mah, mamah harus bertanggung jawab. " ( papah Rani) menaim turun kan alis nya.
" iya udah kita ganti baju. " ( mamah Rani) beranjak dari kursi.
" sekalian ganti oli ya mah. " ( papah Rani) menaim turun kan alis nya.
mamah rani pum berbalik, dan mengerut kan kening nya.
" ganti oli apa mas, maksud kamu ganti oli mobil atau motor, kalau itu bukan urusan aku, tapi harus di bawah ke bengkel mas. " ( mamah Rani) dengan tatapan bingung.
ha.. ha.. ha..
papah Rani tertawa, karena mendengar ucapan sang istri,yg begitu polos, padahal usia nya sudah kepala empat.
" mas kenapa malah tertawa. " ( mamah Rani) mengkerut kan kening nya.
" habis nya kamu lucu. " ( papah Rani)
" lucu dari mana sih sayang. " ( mamah Rani)
tanpa banyak kata, papah Rani pun menyeret sang istri, akan lebih dekat dengan diri nya.
" maksud papah itu, ganti oli ini sayang. " ( papah Rani) menuntut tangan istri nya, menuju adik kecil nya.
mamah Rani membulat kan mata nya, dan wajah nya memerah karena sikap sang suami, ia memukul dada suami nya.
" mesum.. ?? " ( mamah Rani)
" biarin mesum juga, ke istri sendiri,kalau ke istri orang sama perempuan lain baru. " ( papah Rani)
" awas aja kalau sampai melakukan nya, bukan hanya kehilangan harta, tapi kamu juga akan kehilangan adik kecil kamu, dan satu lagi aku akan bawa anak kamu, sejauh mungkin "( mamah Rani) berkacak pinggang, dan menatap tajam ke arah sang suami.
membuat papah Rani bergidik ngeri saat melihat, raut wajah sang istri yg sangat menakut kan.
" itu engga akan terjadi sayang, mana berani aku seperti itu, karena aku sangat menyayangi, mencintai kamu dan anak kita. " ( papah Rani) langsung menggendong sang istri.
karena ia takut berlarut larut, ujung ujungnya tidak jadi ganti oli.
mamah Rani hanya, bisa pasrah di saat sang suami, menggendong nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments