Sakit Sekali

Bara duduk di sofa menatap tubuh polos berbalut selimut  yang tengah tertidur pulas di atas ranjangnya.

Bara meraba pundaknya yang sedikit perih, tampak bekas gigitan dan cakaran yang mulai memerah, bukannya marah tetapi dia tersenyum bahagia. Angannya menerawang mengingat kegiatan panas yang dia lakukan bersama Senja beberapa waktu lalu, cinta berbalut dosa yang sudah dia reguk sebelum waktunya. Tak ada raut penyesalan karena Bara sudah sangat siap menghadapi semua konsekwensi dari perbuatannya terhadap Senja.

Senja menggeliat tak nyaman hendak menyingkap selimut, tetapi seketika urung dia lakukan tatkala tersadar tubuhnya tengah polos tanpa sehelai benangpun. Semua pergerakannya tak luput dari tatapan Bara.

"Mau kemana?", Bara mendekati Senja

"Mau ke toilet", suara Senja hampir tak terdengar, perasaan kagum dan malu saat menatap Bara yang hanya menggunakan boxer mendekatinya.

"Aku bantu yah",

"Tunggu !!!, aku bisa sendiri kak", Senja mencengkram selimutnya tatkala Bara mencoba membuka selimut yang menutupi tubuhnya.

Bara hanya tersenyum, mengerti akan kecanggungan Senja.

Senja menuruni ranjang dengan tidak melepaskan selimutnya, tetapi baru beberapa langkah saja dia meringis kesakitan menahan ngilu di bagian intinya.

"Eh kak..", protes Senja tatkala Bara menggendongnya menuju toilet tanpa permisi dengan menanggalkan selimutnya dilantai.

"Diam saja atau kujatuhkan kelantai hem?", Ancam Bara menggendong Senja sampai ke toilet

"Kakak keluar dulu", usir Senja mengibaskan tangannya setelah Bara menurunkan tubuhnya

"Ckk...masih malu setelah beberapa kali....

"Stop!!!, keluar!!!!", Senja mendelik Bara yang belum selesai menggodanya.

Bara terkekeh keluar toilet sembari menutup pintunya, memberikan waktu kepada gadisnya untuk membuang hajat dan membersihkan diri.

Setelah selesai, Senja keluar toilet dengan berjalan terseok. Bara mendekat ingin kembali menggendongnya tetapi ditolak oleh Senja

"Tidak usah kak, tolong bantu saja aku berjalan", pinta Senja

Sungguh Bara tak sampai hati melihat Senja kesakitan begitu.

"Sakit sekali?", tanya Bara

"Apa? kenapa harus ditanya sih", Wajah Senja merah bak kepiting rebus

"Kenapa ngga boleh tanya? aku sangat khawatir, aku akan belikan obat di apotek bawah apartement yah",

"Kak please....jangan membuatku bertambah malu, ini adalah hal wajar saat melakukan untuk pertama kalinya, nanti juga hilang kalo sudah terbiasa", Opssss....Senja menutup mulutnya yang tak tau diri

"Haruskah kita melakukannya lagi agar ini terbiasa", Bara meraba luar inti Senja sembari menampakkan wajah mesumnya kembali.

"Kak!!!", Senja mencubit dada terbuka Bara dihadapannya

"Aw....sakit Senja", Bara meringis

"Kak maaf maaf", Senja mengusap dada Bara yang tadi dia cubit, tetapi tatapannya beralih menuju bagian atas dari dada Bara hingga ke pundaknya, kemudian dia membalikkan Bara agar bisa memeriksa punggung pemuda tersebut.

"Kak, sakit ngga?" kata Senja saat melihat begitu banyak gigitan dan cakaran di sekujur tubuh Bara

"Hemmm...sangat sakit, ternyata kamu sangat liar dan berbahaya", Bara memasang wajah nestapa untuk menggoda Senja

"Kak...jangan menggodaku lagi, aku sungguh malu"  Senja menenggelamkan wajahnya dibawah bantal

Tawa Bara menggema di seluruh penjuru kamarnya, gemas sekali melihat Senja seperti anak kucing, kadang malu-malu, kadang manja dan bisa juga liar.

"Senja...Bagaimana bisa kamu membuatku jatuh cinta seperti ini, aku tergila - gila kepadamu" Bara memeluk tubuh kekasihnya dengan sangat erat.

Senja berbalik menghadap Bara, bahagia sekali mendengar lelaki satu - satunya yang dia puja dimuka bumi mengatakan bahwa dia sama tergila - gilanya, cinta yang terbalas adalah cinta yang terasa amat manis.

"Senja terima kasih karena aku telah menjadi yang pertama bagimu, terima kasih untuk kenikmatan yang luar biasa ini", Lanjut Bara sembari mengecup jemari senja.

Senja tersenyum malu - malu mengingat pergulatan panasnya dengan Bara, benar ini merupakan pertama kalinya bagi mereka berdua karena itulah Senja merasa sangat kesakitan, sakit tetapi terlalu nikmat seperti kata Bara.

Manik mata mereka beradu mengisyaratkan gelora yang kembali membuncah, Bara melmat  bibir gadisnya lagi.

Senja tak tinggal diam\, memberikan celah untuk Bara bisa mengeksplore lid*hnya lebih leluasa\, Senja sudah lihai membalas permainan Bara\, mereka saling membel*t\, menyecap bertukar salva.

Senja mend*sah tatkala Bara memainkan intinya ditengah ci*man panas mereka\, dengan lihai satu jari Bara memasuki l*b*ng surgawi milik Senja. Senja hanya mampu memejamkan matanya\, menggigit bibir bawahnya agar des*h*nnya tidak terdengar lebih keras.

"Jangan ditahan\, aku ingin mendengar d*s*hanmu\, aku menyukaimu  kel*aranmu"\, suara Bara terdengar parau diliputi nafs* yang membuncah.

Senja tak mampu menjawab, dia hanya mengangguk tipis, permainan jari Bara terlalu nikmat baginya.

"Suka???", tanya Bara

"Suka", jawab Senja mendayu

Bara dengan cepat melepas permainan jarinya, membuat Senja sedikit kecewa.

"Aku akan memberimu lebih", Bara memperbaiki posisi terlentang Senja agar lebih nyaman.

Setelahnya dia kembali menc*umi sekujur tubuh Senja\, memainkan g*nung kemb*r kekasihnya\, merem*s\, mem*lin put*ngnya dengan gemas.

"Ahhh...Kak...Ahhh...", des*han nyaring tak hentinya keluar dari mulut Senja

Bara semakin menggila\, ci*man dan jil*tannya semakin turun sampai di bagian paling sensitif milik Senja.

Bara memperhatikan sejenak milik kekasihnya yang telah dia klaim sebagai haknya mulai kini.

Senja yang malu hendak menutup pah*nya tetapi ditahan oleh Bara. Selanjutnya yang terdengar adalah pekikan dari Senja ketika Bara menenggelamkan kepalanya diantara kedua pangk*l  pah* Senja.

Bara menci*minya\, menjil*ti setiap lekukan dan mema*nkan lid*hnya pada lob*ng kecil pemberi kepu*san itu. sungguh lihai permainan Bara yang hanya dia pelajari dari film - film laknat. Senja menikmati setiap sesap*n  yang diberikan oleh Bara\, seperti maunya Bara...dia tak henti mendes*h yang membuat b*rahi Bara semakin melesat.

Tak dapat dihindari  penyatuan kedua insan dimabuk asmara itu terjadi lagi\, lagi dan lagi.....mencoba dengan berbagai gaya yang dipimpin oleh Bara. Senja tak serta merta memasrahkan dirinya kepada Bara\, dia mengimbangi permainan Bara meski masih amatir. Hingga lewat tengah malam yang terdengar hanya rintih*an dan desah*n mereka memenuhi ruangan. Senja sudah mendapatkan pelepasan beberapa kali yang ditutup dengan erangan panjang dari Bara saat menumpahkan cairan man*nya di atas perut Senja.

"Sayang...terima kasih, aku mencintaimu Senja", Bara mengecup pucuk kepala Senja lalu membersihkan tubuh Senja dari sisa percintaanya.

"Kak...aku juga mencintaimu Kak Suryaku", Senja memeluk tubuh polos Bara yang telah berbaring di sisinya.

"Jika cinta ini amat berarti untukmu mari kita berjuang bersama, kita menghadap Papahmu dan Pijar secepatnya, semakin cepat maka semakin baik",

"Iya...", Senja mengangguk penuh keyakinan yang dibalas dengan senyum keyakinan juga dari Bara. Akhirnya mereka tertidur karena kelelahan.

************

Menurut readers....gimana part ena-ena dari author???? kurang greget atau gimana sih??? please kasi masukan yah.....

Terpopuler

Comments

Anicadia

Anicadia

bagus thor lebih greget lgi biar seru

2024-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!