Bahaya Kecil

Bara tengah bersandar di kursi balkon apartemennya, secangkir teh rempah menemaninya malam ini, dia baru saja mendapat telepone dari Pijara. Tunangannya sempat bersikeras ingin membawakan dia makan malam ke Apartement, yang tentu saja ditolak oleh Bara, dia belum siap mendapatkan kunjungan dari tunangannya itu.

Beruntung Pijar mau mengerti dan mengalah.

Bara sadar dia belum bisa membuka hati sepenuhnya untuk Pijar, tapi itu adalah pilihan terbaik yang bisa dia lakukan saat ini agar dia kelak tidak terlalu menyakiti hati Pijar . Tekad Bara sudah membulat untuk mendapatkan Senja kembali, apalagi tadi siang Pijar telah bercerita bagaimana adiknya itu bisa pergi dan menetap di Belanda.

Sedikit banyak Bara paham, daftar kesalahannya pada Senja telah bertambah. Selain memutuskan Senja dengan kejam, dia juga tidak berada di sisi Senja pada saat Senja terluka dengan kenyataan bahwa Senja tidak diterima dengan baik oleh Papahnya.

Bara merutuki kebodohannya, dia memang pantas disebut bangt, tolong maki dengan lantang BANG****T!!!!**

Untuk kebodohannya  itu Bara harus siap menerima segala resiko yang bisa saja dia hadapi nanti.

Ditengah kemelut hatinya, satu notifikasi masuk ke dalam ponselnya, pesan dari Arga.

TING

Bro....baca pesan di group, besok ada undangan nikahan dari Farrel dan Yulia, keduanya temen club pendakian kita, elu dateng kan? __ Arga

Senja???__Bara

Kayaknya sih dateng karena dulu dia dan Kania lumayan deket sama penganten ceweknya__Arga

Pastiin dong Ga__Bara

Lah si monyet, tinggal lo tanya aja calon adik ipar lo langsung___Arga

Kampret, jangan langsung ke Senja ntar dia malah ngga mau dateng karena menghindariku___Bara

Owh.....Kania dateng koq jadi kemungkinan Senja juga, dia tadi bilang hadir digroup, sekalian kita reuni kecil bro___Arga

Baguslah, thanks bro___Bara

Bara tersenyum, tak menyangka jika semesta memberi dia peluang secepat itu, kepalanya sudah dipenuhi bayang - bayang Senja, bagaimana gadis bar - bar itu akan dia dapatkan lagi, kembali memeluk dan bercanda tawa bersama seperti dulu.

"Noni  Senjaaaaaaaa.........." Teriak sendiri layaknya remaja kasmaran,.

* * * * *

Esok Malamnya disebuah tempat resepsi dengan tema Outdoor, Bara sudah berkumpul bersama teman - temannya. Banyak yang merasa kaget dengan kedatangan Bara secara tiba - tiba  bersama Arga, disitulah Bara menjelaskan kepada teman - temannya alasan dia sempat menghilang dulu. Mereka berceloteh tentang banyak hal yang tentu terlewatkan oleh Bara, tentang teman - temannya yang ternyata masih aktif mendaki selama ini, Bara hanya menjadi pendengar dan terkadang ikut tertawa bersama.

Setelah sekian lama saling bertukar cerita, sekelompok orang - orang tersebut mengalihkan pandangan mereka kepada dua wanita anggun dibalut dengan dress cantik yang mendekat kepada mereka. Semua lelaki disana memandang dengan mata takjub dan sebagian dengan mata lapar memandang Kania dan Senja tentunya. Sedangkan Para perempuan sudah berteriak histeris seraya berhamburan memeluk Senja, Mereka semua merindukan Noni Belanda kesayangan mereka.

Begitu pula Yulia sang pengantin ikut bergabung bersama Senja dan para kaum hawa yang cerewet itu, pesta ini memang dibuat santai dan hangat, kedua mempelai juga tampak berkeliling menyapa para tamu yang hadir.

Pertanyaan sama seperti yang ditanyakan kepada Bara mereka lontarkan kepada Senja, karena memang kepergian Bara dan Senja banyak mengundang tanda tanya . Bukan rahasia umum jika Senja tergila - gila kepada Bara, sehingga Kepergian Senja dikait - kaitkan dengan menghilangnya Bara kala itu, apalagi kemunculan mereka berduapun berbarengan saat ini.

Mata Bara tak pernah berhenti memandang Senja, gaun biru dongker dengan potongan sederhana yang tampak anggun membalut tubuh indahnya. Akan tetapi rambut Senja yang digelung messy membuat Bara tak nyaman, Senja terlihat manis dan dewasa menampakkan leher putih jenjangnya, Bara tidak suka hal itu, tepatnya dia tak suka mata lelaki lain tertuju kearah sana.

"Bisa ngga sih pake baju yang bener?", Suara bara yang tengah menahan kesal,

Senja terlonjak kanget karena tiba - tiba Bara sudah ada di belakangnya. Kini senja tengah mengambil minuman, dia merasa haus setelah sesi basa basi panjang dengan teman - temannya.

"Maksudnya?", Senja mengernyit ke arah Bara

"Sengaja yah memamerkan punggungmu?, Biar apa?",

"Kenapa?, tolong jangan mengikutiku, urus saja dirimu sendiri", Senja mulai sewot.

Bara memang sengaja mengikuti Senja, karena Saat Senja membalikkan tubuhnya hendak ke stand makanan, mata Bara terbelalak begitu juga dengan teman - temannya yang lain. Ternyata dress sederhana yang dipakai Senja memiliki aksen rendah di bagian punggung, sesungguhnya dibandingkan dengan dress yang dikenakan tamu lainnya, dress Senja masih dalam katagori aman, tetapi kulit putih mulus dan bodynya yang aduhailah yang membuat dia terlihat istimewa, Bahaya....ini bahaya menurut Bara, dia memutuskan membuntuti Senja.

Kania yang melihat Senja dari kejauhan sudah siap menghampiri sepasang mantan kekasih itu, akan tetapi dicegah oleh Arga.

"Biarin aja, mereka perlu menyelesaikan masalah diantara mereka, beri Surya waktu Kan", begitulah Arga meminta Kania untuk tidak mendekati Senja.

Kania mengerti maksud Arga dan memilih menurutinya, saat dia menoleh kembali ke arah Senja, ternyata mereka sudah tidak ada di depan stand makanan itu lagi, Kania menoleh pada Arga meminta penjelasan. Arga seolah mengerti tatapan Kania.

"Aman....ngga mungkin Surya macem - macem, elo tenang aja", Akhirnya Kania mengerti, kembali bergabung dengan Arga dan teman - teman lainnya.

Sementara Senja kini sudah digeret Bara ke area taman belakang tempat perjamuan, agak sedikit remang karena terhalang beberapa pohon besar yang tumbuh disana.

"Lepasin", sentak Senja

Seketika itu juga Bara malah melepaskan tangan Senja, tetapi paving yang dipijak Senja  kurang datar malah membuat tubuhnya terhuyung, dengan sigap Bara menagkap tubuh Senja.

"Bilang dong kalo pengen dipeluk", dengan pongahnya Bara malah memeluk Senja lebih erat.

"Apaan sih?", Senja masih mencoba melepaskan pelukan Bara.

Agaknya Bara menggunakan tenaga penuh sehingga Senja tidak bisa melepaskan dirinya.

Senja semakin panik melihat ke seluruh arah, takut ada yang memergoki mereka.

"Takut ada yang lihat yah?, di apartemen aja yuk", Bara semakin bersemangat menggoda calon adik iparnya itu.

Senja jengah, dia melotot ke arah Bara. Tetapi Senja salah perkiraan, Bara tak bergeming, dia malah terhipnotis dengan mata lelaki itu, pelan - pelat otot matanya mengendur, perlahan kedua insan itu saling menatap hangat mencari keteduhan yang dulu sama - sama pernah mereka nikmati berdua, Bara tak bisa menahan perasaannya.

Tangan kanannya yang tadi dia gunakan untuk memeluk Senja sekarang mulai membelai punggung terbuka Senja, dia memang lancang. Tetapi kulit mulus Senja memang terlalu menggoda untuk dia sentuh, usapan pertamanya membuat Senja meringis kecil. Melihat reaksi Senja kembali Bara melakukannya, kali ini belaiannya semakin lama dan menuju tengkuk Senja, Senja meremang, ada sejuta kupu - kupu terasa menggelitik di perutnya, rasa ini tak asing baginya, tak bisa Senja pungkiri...dia merindukan sentuhan Suryanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!