Gerimis

Konon rumah tempat kita pulang, meski pernah terasingkan waktu

"Selamat pagi", Senja menuruni tangga menuju meja makan, seluruh anggota keluarganya bersiap untuk sarapan

"Selamat pagi, sini nak sarapan", mama Winaya menarik kursi di sebelah Oma untuk Senja.

Ini adalah sarapan pertama Senja bersama keluarganya setelah lebih dari 5 tahun pergi menempuh pendidikan seni rupa di Radboud University, Belanda.

Hanya dentingan sendok garpu yang terdengar selama mereka sarapan, tidak satupun berbicara saat makan, Keluarga Kalandra memang terdidik menjaga nilai - nilai kesopanan, kecuali Senja remaja tentunya.

Senja remaja si tukang onar! si pembuat kekacauan! begitulah kira - kira Senja dimata Sang Papah.

"Pijar ngga mau istirahat dulu?, semalam kan acaranya sampai larut, kamu ngg capek?" Oma mengawali percakapan setelah mereka selesai sarapan.

"Ngga Oma, pijar hanya meeting sebentar pagi ini, setelah meeting pijar akan pulang untuk beristirahat, Owh iya...Oma semalam pulang duluan yah sama adek?"

"Iya Oma sudah lelah semalam karena itu Oma minta Senja menemani Oma pulang duluan"

"ooohhh.....",

"Senja hari ini kemana dek?" Pijar melanjutkan bicara sambil menoleh pada adiknya

"Belum tau mau kemana mba, temen - temen aku ngajak ketemuannya besok sih mba, kayaknya aku mau kangen - kangenan sama mamah dan oma aja dirumah", Senja tersenyum menatap oma dan mamahnya bergantian,

"Okay, kamu dirumah aja dulu hari ini, kayaknya Weekend ini mba mau minta tolong kamu anterin mba pilih Souvenir pernikahan mba dan mas Bara yah dek"

Deg!!!! Senja menegang, mengangguk kaku demi menyembunyikan ketegangannya, mendengar nama Bara tentu mengusik perasaan Senja saat ini, meski sebisa mungkin Senja bersikap normal tetapi mamahnya mampu menangkap sesuatu yang tidak baik dalam diri Senja.

"Kenapa???", meski tanpa suara tapi Senja bisa mengerti arti tatapan mamahnya, Senja hanya membalas dengan gelengan tipis.

Senja kemudian beralih pada papahnya, dengan hati - hati Senja mencoba membuka percakapan dengan papahnya yang sedari tadi diam tenang, hanya dengan melihat wajah dingin papahnya saja nyali Senja sudah menciut, helaan nafas terdengar sebelum senja akhirnya mendapatkan keberanian untuk berbicara,

"Papah ke kantor hari ini?", tidak ada sahutan, Hening!!!.

"Emppp....Papah ada proyek apa sekarang?" tambahnya lagi

"Sejak kapan berminat tau tentang proyek?", Papahnya menyahut ketus

"Maafkan Senja pah, Senja memang tidak tertarik proyek dan bisnis sampai hari ini, tapi Senja menghawatirkan kesehatan Papah, jangan terlalu bekerja keras sampai mengabaikan kesehatan pah", entah bagaimana Senja bisa mengumpulkan keberanian untuk berbicara sepanjang itu dengan papahnya,

"Tunjukkan kepedulianmu terhadapku seperti Pijar, tunjukkan padaku jika kehadiranmu di keluarga ini memang ditakdirkan untuk meneruskan kelangsungan nama besar keluarga Kalandra", Suara papahnya sudah meninggi bersamaan dengan itu meninggalkan ruang makan, dibelakangnya Mamah Winaya mengekor sambil membawa tas kerja suaminya, berjalan keluar rumah menuju mobil yang sudah disiapkan sopirnya menuju ke perusahannya.

Sebelum masuk ke mobil Ajipati berbalik menghadap istrinya,

"Urus anakmu, aku tidak mau dia kembali membuat onar selama tinggal dirumah ini" , sungguh kata - kata Ajipati membuat hati Winaya mencelos, dia hanya menunduk tidak berani menatap suaminya.

"Kau dengar aku?", kembali Ajipati berbicara lagi dengan ketus.

"Mas...Senja juga putrimu, bagaimanapun hubungan kita, senja adalah putrimu mas, masalahnya adalah aku bukan Senja", mata Winaya sudah berkaca - kaca, berbicara dengan tetap menunduk di depan Ajipati.

"Iya...dia seorang anak yang lahir karena keterpaksaan, jangan lupakan kelahirannya telah menghilangkan nyawa orang lain".

Runtuh sudah pertahanan Winaya, tangisnya pecah, sementara Ajipati berlalu dan masuk ke mobil tanpa memperdulikan Winaya yang sesegukan sembari menutup mulutnya, tidak ingin suara tangisnya yang memilukan  di dengar oleh orang lain.

Sementara di dalam mobil yang melaju menuju perusahaannya, Ajipati juga seolah menahan luka perih di hatinya, menahan derita kehilangan wanita yang amat sangat dicintainya saat kelahiran Senja, putri dari istri keduanya Winaya, istri paksaan yang dipilih keluarganya demi menyelamatkan kelangsungan perusahaan Kalandra, gerakan Ajipati meraba dadanya tak luput dari penglihatan sopirnya, dari spion depan sang sopir memperhatikan majikannya,

"Tuan....tuan baik - baik saja?, minumlah dulu tuan, Nyonya sudah menyiapkan air minum di jok belakang, jangan sampai sakit tuan kambuh",

"Aku baik - baik saja Priyo, kamu memang satu - satunya orang yang paham bagaimana aku kehilangan separuh alasan untuk  bertahan hidup", kata - kata tuannya terdengar begitu menyakitkan bagi Priyo. Priyo adalah sopir setia Ajipati selama puluhan tahun, jadi dia sangat paham bagaimana pria hangat dan penuh cinta itu berubah menjadi monster dingin.

Sementara dikediaman keluarga Kalandra, sebelum Pijara beranjak hendak pergi ke perusahaan juga, dia menghampiri Senja dan Oma yang duduk disebrangnya, dari belakang Pijar memeluk sang Oma, tangan kirinya dipakainya untuk mengusap lembut kepala senja, tanpa berkata apapun mereka bertiga berusaha menyelami perasaan mereka masing - masing, ternyata salah kata orang, bahwa luka tetaplah luka, waktu bahkan tak mampu menyembuhkannya.

"Oma..., Dek..., Pijar berangkat kerja dulu yah", Pijar berusaha menetralisir kedaan, menyalim tangan Oma dan mengelus pucuk kepala adik kesayangannya.

Tidak banyak hal yang bisa Pijara katakan untuk menguatkan Oma terlebih Senja adiknya. Ingin rasanya Pijar mengatakan bahwa sejujurnya Oma dan Almarhum Opanya adalah orang yang paling bertanggung jawab akan semua keadaan mereka saat ini.

Menggetirkan kisah cinta sejati papah Ajisaka dengan istri pertamanya Marisa, ibu kandung Pijara.

Tetapi Pijara memang laksana namanya, senantiasa berpijar teduh dengan kelembutan dan kebijaksanaan, Gadis berusia 26 tahun itu adalah kesayangan sang Papah, Paras cantiknya, kecerdasannya dalam berbisnis, kebaikan hatinya, semua hal dalam diri Pijara tercermin sempurna.

Terlebih Pijara adalah satu - satunya tanda cinta yang ditinggalkan Marisa untuk Ajisaka Kalandra.

Di depan pintu rumahnya, Pijar bertemu dengan Mamah Winaya, mata sembam Winaya tak luput dari perhatian Pijara,

"Mamah...,Pijar pamit berangkat kerja yah, mamah sabar dan kuat, apapun yang sudah terjadi...Pijar sayang sama mamah, karena bagiku mamah adalah mamah yang baik", Pijar memeluk winaya dan mengecup kedua pipi Winaya.

Winaya mengangguk tersenyum, dia masih bersyukur karena Pijar sangat santun kepadanya, begitupun dengan Winaya tidak pernah membedakan kasih sayang antara Senja dan Pijar dalam membesarkan mereka, bahkan bisa dibilang Winaya lebih mudah membesarkan Pijar yang penurut dibandingkan Senja.

Senjanya adalah anak ceroboh dan pembuat onar saat masih bersekolah di SMA, seringkali membolos hanya untuk menuruti hobinya naik gunung, lupa belajar saat ulangan karena sibuk melukis, kenakalan - kenalakan remaja yang mungkin bisa dimaklumi akan  tetapi tidak ditolerir oleh Papahnya.

Andai saja Senja mau belajar bisnis, dia bisa membantu Papah dan Pijar dalam mengembangkan bisnis keluarga Kalandra yang menggurita, mungkin saja hal ini akan membuat Papahnya melunak dan mau menerima kehadiran Senja dengan hati lapang.

Pagi ini adalah pagi yang mendung, rintik gerimis yang mulai turun terasa sejalan dengan perasaan di hati masing - masing klan Kalandra, gerimis mungkin tak akan tau apa yang telah dia basahi, akan tetapi masing - masing dari mereka paham, untuk siapa air mata mereka jatuh.

Terpopuler

Comments

Ira mamaya

Ira mamaya

Ajipati apa Ajisaka?.. berubah terus nama papanya

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Gerimis
3 In silince, memories tell stories
4 Noni
5 Jodoh?
6 Enyah
7 Bersalah
8 Hilang
9 Mencoba lagi
10 Terkuak
11 Genggaman
12 Bahaya Kecil
13 Bahaya Besar
14 Menginap
15 Pemandangan Indah
16 Harus apa ?
17 Meresahkan
18 Kenyamanan primitif
19 Sisi Lain
20 Sakit Sekali
21 Pembatalan
22 Keberanian
23 Nosebleed
24 Curiga
25 Pray for change ~ Pijara
26 Winaya
27 Doa disetiap Asa
28 Naughty
29 Ketahuan
30 Keep it a secret
31 Kejutan
32 Real Rival
33 Revenge
34 Gigih
35 Penggoda
36 Confusing Feeling
37 Perlahan
38 MyFirst
39 Myfiance
40 Sentuhan Papah
41 Kania Arga
42 Runtuh ___ Ajisaka
43 Awkward
44 Warning
45 Until the end
46 Permintaan Mamah
47 Kompromi
48 Lioness
49 Jangan Bimbang
50 Mario Sanatana
51 Kania Arga Wedding Day
52 Meet Again
53 Teman Baru
54 Betina
55 Biggest Fear
56 Firasat
57 Just Look At Me
58 Investigate
59 Berlebihan
60 Too Much Is Not Good
61 Love and logic
62 Pelajaran
63 Destiny
64 Stay With Me
65 Petuah Bijak
66 Uncomfortable
67 Bu....Maaf
68 Tawaran
69 Performances and exhibitions
70 Performances and Exhibitions (revisi)
71 Rindu candu
72 Will Not Back Down
73 Miracle di hari ke 3
74 I'm not Bad
75 Great Stuff
76 Hope
77 Dilema
78 Never Seen
79 Perkara
80 Sorry isn't enough
81 Mempertengkarkan takdir
82 Kehidupan Lain
83 Kehidupan Lain (Revisi)
84 Memandang Luka
85 Blessing
86 So easy to love
87 A Stab
88 Pijara's Departure
89 Poor Mario
90 Forius
91 Without Feelings
92 Mario's Sacrifice
93 People Who Give In
94 Pilihan Terbaik
95 The Day
96 Hurt and hurt
97 New Page
98 Line of Destiny
99 Matters of the heart
100 Seratus cerita
101 __Bagas__ Dia kembali
102 Senja...I Breath You
103 Renjana
104 Rescue Mission
105 Empty Space
106 It's all just SENJA
107 Anxiety
108 Kangen Mario?
109 Childish
110 Jadi Kamu???
111 Tanggung Jawab
112 Hai Adik Ipar
113 Raindrops
114 Alicia ___ Mario
115 Jika Gagal ???
116 Baby Birth (Kania Arga)
117 Life after break up
118 Datangnya Pria Pedalaman Itu
119 Perempuan Itu
120 TUGAS PERTAMA
121 Kencan Sederhana
122 Mengejar Pijara
123 BURNT
124 Marry Me
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Pulang
2
Gerimis
3
In silince, memories tell stories
4
Noni
5
Jodoh?
6
Enyah
7
Bersalah
8
Hilang
9
Mencoba lagi
10
Terkuak
11
Genggaman
12
Bahaya Kecil
13
Bahaya Besar
14
Menginap
15
Pemandangan Indah
16
Harus apa ?
17
Meresahkan
18
Kenyamanan primitif
19
Sisi Lain
20
Sakit Sekali
21
Pembatalan
22
Keberanian
23
Nosebleed
24
Curiga
25
Pray for change ~ Pijara
26
Winaya
27
Doa disetiap Asa
28
Naughty
29
Ketahuan
30
Keep it a secret
31
Kejutan
32
Real Rival
33
Revenge
34
Gigih
35
Penggoda
36
Confusing Feeling
37
Perlahan
38
MyFirst
39
Myfiance
40
Sentuhan Papah
41
Kania Arga
42
Runtuh ___ Ajisaka
43
Awkward
44
Warning
45
Until the end
46
Permintaan Mamah
47
Kompromi
48
Lioness
49
Jangan Bimbang
50
Mario Sanatana
51
Kania Arga Wedding Day
52
Meet Again
53
Teman Baru
54
Betina
55
Biggest Fear
56
Firasat
57
Just Look At Me
58
Investigate
59
Berlebihan
60
Too Much Is Not Good
61
Love and logic
62
Pelajaran
63
Destiny
64
Stay With Me
65
Petuah Bijak
66
Uncomfortable
67
Bu....Maaf
68
Tawaran
69
Performances and exhibitions
70
Performances and Exhibitions (revisi)
71
Rindu candu
72
Will Not Back Down
73
Miracle di hari ke 3
74
I'm not Bad
75
Great Stuff
76
Hope
77
Dilema
78
Never Seen
79
Perkara
80
Sorry isn't enough
81
Mempertengkarkan takdir
82
Kehidupan Lain
83
Kehidupan Lain (Revisi)
84
Memandang Luka
85
Blessing
86
So easy to love
87
A Stab
88
Pijara's Departure
89
Poor Mario
90
Forius
91
Without Feelings
92
Mario's Sacrifice
93
People Who Give In
94
Pilihan Terbaik
95
The Day
96
Hurt and hurt
97
New Page
98
Line of Destiny
99
Matters of the heart
100
Seratus cerita
101
__Bagas__ Dia kembali
102
Senja...I Breath You
103
Renjana
104
Rescue Mission
105
Empty Space
106
It's all just SENJA
107
Anxiety
108
Kangen Mario?
109
Childish
110
Jadi Kamu???
111
Tanggung Jawab
112
Hai Adik Ipar
113
Raindrops
114
Alicia ___ Mario
115
Jika Gagal ???
116
Baby Birth (Kania Arga)
117
Life after break up
118
Datangnya Pria Pedalaman Itu
119
Perempuan Itu
120
TUGAS PERTAMA
121
Kencan Sederhana
122
Mengejar Pijara
123
BURNT
124
Marry Me

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!