"namaku Eleine, Salam kenal semuanya" ucap Eleine dengan senyum diwajahnya
Kini Eleine ikut bersama Naila dan Eliza ke kerajaan ColdendEarth, ternyata Aryn juga ikut karena memang pada awalnya Aryn adalah pelayan setia Eleine.
Naila benar-benar tidak tau harus berkata seperti apa, untuk mengetahui alasan mengapa Eleine memutuskan ikut bersama nailar dan Eliza, kita akan mundur ke 2 hari yang lalu.
...................
2 hari lalu, kerajaan Ragtaros
Kerajaan sedang dalam pemulihan akibat yang ditimbulkan oleh iblis Ifrit. Eliza, Eleine dan Aryn turut ikut membantu para rakyat Ragtaros dalam membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh ifrit
Sementara itu Naila sedang memandangi langit di atas dinding yang tinggi sembari memegang Curse Stealer
Tiba-tiba Pangeran Willy menghampiri Naila dan berbicara padanya
"Langit yang indah bukan?" Basa basi Willy kepada Naila
Naila Mengangguk, pemandangan langit oranye membuat Naila teringat masa lalu
Akhirnya Naila menguatkan diri dan menghancurkan Curse Stealer. Hal itu membuat Willy sedikit terkejut karena Naila secara tiba-tiba menghancurkan benda.
"Senjata itu, yang kamu gunakan untuk membebaskan Eleine dari iblis Ifrit ya? Kamu yakin menghancurkannya?" Tanya Willy
Curse Stealer kini telah hancur, berubah kembali menjadi sihir kegelapan yang diserap oleh Naila, dengan senyum yang lemah diwajahnya ia menjawab pertanyaan Willy
"Aku bisa kapan saja dan dimana saja menciptakan senjata yang sama sebanyak yang kumau, tetapi bukan itu yang sedang kupikirkan saat ini" ucap Naila sambil memamerkan dirinya yang dapat menciptakan kembali Curse Stealer
Tentu hal itu membuat Willy terkejut sekaligus bingung
"Lalu, apa yang membuatmu sampai melamun dan hanya memandangi langit sepanjang hari?"
Mata biru bersinar, menatap Willy dengan sangat serius membuat Willy terpanah melihat kecantikan dari Naila
"Kalau gitu aku bertanya padamu, Willy. Bagaimana reaksimu jika ada seorang manusia yang memiliki umur yang jauh lebih lama daripada iblis Ifrit?"
Pertanyaan Naila membuat Willy terdiam, merenung sesaat kemudian menatap Naila cukup lama
"A-apa?" Tanya Naila yang merasa terganggu dengan tatapan Willy
Willy tersenyum lembut, kemudian ia berbalik dan pergi meninggalkan Naila
Saat Willy menuruni tangga, ia melihat Eleine di bawah
"Eleine, ada apa?" Tanya Willy kepada Eleine
Eleine bertanya kepada Willy mengenai keberadaan Naila. Willy tersenyum dan kemudian menunjuk keatas tembok sembari berkata bahwa Naila ada di atas tembok
Dengan sopan Eleine berterimakasih kepada Willy dan pergi menaiki tangga menuju atas tembok.
"Kak Naila" Eleine memanggil Naila dengan lembut
Naila menoleh kebelakang dan melihat Eleine yang tersenyum manis
"Ada apa, Eleine?"
Eleine gugup, merasa bahwa permintaan ini akan ditolak mentah-mentah oleh Naila. Dengan penuh keberanian ia menghela nafas sejenak dan berkata kepada Naila
"A-aku ada permintaan untukmu, kak" ucap Eleine dengan gugup
Naila tersenyum kepada Eleine
"Apa itu, Dik Eleine?"
"I-izinkan aku ikut berpetualang bersamamu, Kak Naila!" Ucap eleine dengan lantang dan berani
Naila terkejut, ia berpikir sejenak. Naila tau bahwa ada kemungkinan hidup Eleine dalam bahaya. Ia mengangguk setuju dan memperbolehkan Eleine ikut bersamanya
Rasa bahagia terlihat dari wajah Eleine, dengan penuh kegembiraan ia berlari ke arah Naila dan memeluknya dengan erat
Keesokan harinya, Naila dan Eliza memutuskan untuk kembali ke kerajaan ColdendEarth namun kali ini mereka berdua kedatangan teman baru, yaitu Eleine
Paling tidak sebelum mereka tiba di Kerajaan ColdendEarth
"Tunggu, kenapa dia ada disini?" Tanya Naila dengan heran sambil menunjuk ke arah Aryn
Ternyata Aryn memutuskan untuk ikut bersama Eleine tentu demi melindunginya dari marabahaya yang mengancam Eleine
"Maafkan aku, Nona Naila tapi aku memutuskan untuk ikut bersama dengan nona Eleine agar aku terus bisa menjaga keselamatan beliau" ucap Aryn dengan penuh kesetiaan kepada Eleine
Johan menyambut baik kedatangan Eleine dan Aryn. Naila mengajak Aryn dan Eleine kerumahnya, seemntara itu Eliza memutuskan untuk pergi ke serikat petualang terlebih dahulu.
Saat sampai didepan rumah, Naila melihat semacam panggung yang sedang dibangun tepat di samping rumahnya. Merasa tidak peduli Naila membuka pintu dan mempersilahkan Eleine dan Aryn untuk masuk kerumahnya
Naila mengantarkan Aryn dan Eleine ke kamar yang ada dirumahnya
"Kalian bisa tinggal disini, kebetulan kamar ini kosong tidak ada yang nempatin"
Eleine sangat berterimakasih kepada Naila karena diberikan tempat tinggal. Naila tersenyum, kemudian ia mengajak Aryn dan Eleine untuk mendaftar menjadi petualang di Serikat petualang.
Sesampainya di Serikat petualang mereka bertingkah menemui resepsionis yang juga kebetulan ada Eliza yang sedang menarik uang simpanan nya
"Kamu narik uang lagi, Eliza? Uang dari hasil misi kita waktu sudah habis?" Tanya Naila dengan heran
Eliza berbalik dan menyapa Naila
"Oh, Naila. Uang dari hasil misi kita kemarin aku menyimpannya di dalam bank, aku punya kebiasaan khilaf makanya aku menabungnya" jawab Eliza.
Naila membantu Eleine dan Aryn dalam proses pendaftaran petualang. Saat mereka sibuk membantu daftar tiba-tiba seorang petualang yang sedang mabuk memukul meja dengan sangat keras
Pria tersebut berteriak layaknya orang gila, kemudian pria itu berkata sesuatu yang membuat Naila sedikit tertarik
"Kamu tau Marvin? "Orang" itu benar-benar masih hidup sampai sekarang" ucap pria itu kepada temannya yang bernama Marvin
Marvin menghela nafas melihat sikap temannya dan bertanya apa yang temannya maksud
"Nova sang badai. Harusnya kamu familiar sama julukan tersebut, Marvin. Nova sang badai berada satu generasi bersama dengan Johan The Impact." Jawab teman Marvin tersebut
Mendengar nama Johan membuat Naila semakin tertarik. Setelah Eleine dan Aryn menyelesaikan pendaftaran nya, Naila segera bergegas ke kapal luar angkasa Johan untuk menanyakan tentang Nova sang badai
...................
Kapal luar angkasa Johan
Terlihat johan sedang duduk berdiam diri memandangi sebuah bingkai, dimana dalam foto tersebut terdapat Johan dan seorang wanita yang memeluk Johan dari belakang.
"Sudah 1500 tahun yang lalu sejak peristiwa tersebut terjadi, tetapi aku masih menganggap bahwa hal itu baru terjadi akhir akhir ini."
\*Serikat petualang\*
Obrolan petualang tersebut menarik perhatian Naila. Dengan penuh penasaran ia mendekati petualang tersebut
"Hey, bisa kamu beritahu lebih lanjut tentang Nova sang badai?" Tanya naila
Karena sedang mabuk dengan spontan petualang itu membentak Naila untuk tidak berbicara padanya
"Lebih baik kamu pergi, nona. Jika kamu tidak ingin kubunuh" ucap pria mabuk dengan tatapan tajam
Naila benar-benar dibuat kesal oleh Pria tersebut dan menatap balik si pria mabuk dengan tatapan yang lebih tajam
"Ho? Kamu ingin membunuhku? Baiklah kalo itu maumu, petualang yang malang" ucap Naila dengan tatapan sinisnya
Sang pria memukul meja hingga hancur kemudian berdiri menghadapi Naila, ia menerima tantangan dari Naila
Mereka keluar bangunan, mengatur jarak yang pas untuk bertarung. Dengan sombong pria mabuk menyombongkan rank dia saat ini, yaitu rank Adamantite
"Sekedar memberitahu, aku ini rank Adamantite dan kamu tidak mungkin bisa mengalahkan ku" ucap pria mabuk dengan penuh kesombongan
Si pria mulai memfokuskan sihirnya pada satu titik, dia menarikbelati dari sarungnya dan mengalirkan sihir api ke belati tersebut.
Melihat hal itu membuat Naila terkagum, merasa akan menang telak jika menggunakan sabit, Naila tau senjata apa yang cocok untuk melawan pria mabuk.
Aura kegelapan mulai keluar dari dalam diri Naila, perlahan-lahan membentuk sebuah belati dengan corak seperti senjata keris. Senjata tersebut bernama The Eater, senjata yang mampu menyerap energi sihir yang dialirkan pada senjata.
Tentu senjata ini juga berasal dari masa lalu, tepatnya dibuat oleh sang penempa terbaik dibumi pada saat itu, yaitu Rod.
Tanpa Naila sadari, warna matanya kini berubah menjadi hitam kegelapan yang sebelumnya adalah biru terang
"Tadi kamu bilang rank kamu Adamantite ya?” tanya Naila dengan nada rendah
"Ya, namaku Arden. Sang petualang rank Adamantite no 15!" Jelas si pria mabuk yang ternyata bernama Arden.
Tanpa basa-basi, Arden melesat dengan sangat cepat ke arah Naila dan mengincar kakinya.
Naila mampu menyadari hal tersebut dan dengan cepat ia melakukan serangan bertahan dengan menciptakan tanah pelindung dengan sihir bumi miliknya.
Arden gagal menyerang kaki Naila, kini ia mengganti targetnya menjadi leher naila. Dengan cepat ia menciptakan sihir petir dengan tangan kirinya dan menyerang naila dari 2 arah.
Naila mampu mengatasi hal tersebut, dengan kecepatan yang miliki dia bergerak dengan sangat cepat menghindari serangan 2 arah Arden
Arden benar-benar terkejut melihat Naila yang masih bisa menghindari serangan miliknya
(Tidak mungkin, selama pertarungan yang kulalui tidak pernah ada orang yang bisa bertahan dari serangan 2 arah milikku!) Isi hati Arden.
Berbanding terbalik dengan Arden yang terkejut, Naila sama sekali tidak menikmati pertarungan yang terjadi
"Membosankan, bagaimana kalo kita langsung akhiri saj-"
Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, dengan cepat Naila melesat ke arah Arden dan menyerangnya dengan belati miliknya. Arden menyadari hal tersebut dan dengan cepat ia menahan serangan Naila dengan belati miliknya
Semakin lama bertahan, sihir yang dialiri pada belati miliknya semakin pudar, Arden benar benar syok dengan apa yang terjadi.
Melihat celah tersebut dengan cepat Naila menyerang Arden dan membuat belatinya terbang ke langit
Naila memenangkan pertarungan, ia mendekati tubuh arden yang terbaring ditangan tak berdaya
"Hey, mana kesombongan mu yang tadi, ha?!" Ucap Naila dengan penuh amarah
Pintu serikat terbuka dengan sangat keras, terlihat Eliza,Eleine, aryn serta teman teman Arden ikut keluar bersama dengan Andrew
Mereka benar-benar tidak percaya bahwa Naila telah mengalahkan petualang rank Adamantite no 15 terutama teman-teman Arden
"Ada apa ini?" Tanya Andrew kepada Naila dan Arden
Naila menghancurkan belati miliknya dan menjawab pertanyaan Andrew
"Orang ini, aku bertanya baik-baik padanya tapi dia malah marah dan mengancam ingin membunuhku"
Andrew menghela nafas sesaat setelah mendengar penjelasan dari Naila.
"Sudah sudah, dia dalam keadaan mabuk. Lebih baik kamu maafkan saja dia" ucap Andrew
Dengan rasa bersalah Naila mengulurkan tangannya untuk membantu Arden berdiri, namun Arden malah menepis tangan Naila, ia berdiri sendiri dan pergi meninggalkan Naila dan yang lainnya
Naila yang awalnya telah tenang seketika kembali tersulut api amarah, namun Naila ditenangkan oleh seorang wanita dengan paras cantik, berambut pendek dan tubuh yang ramping.
"Maafkan dia, nona. Saat ini dia sedang banyak masalah yang sedang ia pikirkan, perkenalkan namaku Kelly" ucap wanita tersebut yang memperkenalkan dirinya sebagai Kelly.
"Pria berbadan besar ini bernama Marvin, wanita dengan penampilan seksi dan seperti penyihir ini bernama Delvi, dan pria yang tampak seperti tidak punya kehidupan ini bernama Sirius" Kelly memperkenalkan teman temannya kepada Naila dan yang lainnya
Naila pun menerima permintaan maaf dari Kelly, kemudian ia kembali ke tujuan awalnya, yaitu ingin mengetahui tentang Nova sang Badai
BERSAMBUNG~~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments