Terlihat Naila, Arden, dan Eleine sangat terpukau dengan kerajaan Dilforce.
"Kerajaan Dilforce, salah satu dari dua kerajaan maju" ucap Arden
Kerajaan Dilforce, salah satu dari dua kerajaan maju yang ada di dunia. Uap-uap keluar dari dalam pabrik dan terbang menuju langit, sepanjang jalan kerajaan terdapat ornamen mesin-mesin yang menambah ciri khas dari kerajaan tersebut
Jalanan yang terbuat dari marble brown serta tiang lampu yang menambah kesan indah dari kerajaan tersebut.
Banyak bangunan yang dibangun dengan menggunakan batu dan besi layaknya seperti bangunan modern.
Kerajaan Dilforce menjadi salah satu dari 6 kerajaan terluas di benua Tyre dan urutan 15 kerajaan terluas di dunia
Luas kerajaan Dilforce mencapai 371 kilometer persegi, tetapi 43% daerahnya merupakan daerah industri dan pabrik.
Ornamen-ornamen mesin membuat kerajaan ini dijuluki sebagai kerajaan Steampunk oleh banyak orang
Naila benar-benar sangat kagum melihat keindahan dari kerajaan tersebut, meskipun disebut kerajaan Steampunk tetapi kerajaan ini berhasil mengubah asap menjadi energi listrik serta tidak merusak lapisan ozon bumi
"Benar-benar kerajaan mesin" kagum Naila
"Baiklah, sekarang kita harus menyewa penginapan terlebih dahulu" ucap Arden
Naila dan Eleine mengangguk setuju, mereka akhirnya berjalan sembari bertanya ke orang sekitar tentang tempat penginapan.
Akhirnya mereka sampai di penginapan
"Naila, mana uangnya?" Tanya Arden
Naila mengeluarkan uang dari dalam sakunya dan memberikan 1 koin emas kepada Arden
"Yang benar aja? 1 koin emas? Kamu mau nginap satu tahun?" Ucap Arden dengan kesal
Dengan kesal Naila menunjukkan isi kantong nya yang ternyata penuh dengan koin emas
"Kalau gitu kau saja yang bayar, brengsek" ucap Naila dengan sangat kesal
Arden sangat terkejut melihat isi kantong uang Naila yang penuh dengan koin emas, ia akhirnya mengambil koin perak yang ada di saku nya kemudian membayar uang sewa 2 kamar.
"2 kamar? Kamu ini mau menghamburkan uang atau gimana" ucap Naila
"Aku ini cowo dan kalian berdua itu cewe, peka dikit lah, sialan" jawab Arden dengan kesal
Mereka terus bertengkar dan pada akhirnya dilerai oleh Eleine
"Sudah sudah, Ayo kita kekamar" ucap eleine dengan lembut
Mereka akhirnya menuju kamar mereka tanpa diduga ternyata kamarnya cukup bagus, kasur yang empuk menambah nilai plus
Naila berlari ke arah kasur dan membanting dirinya ke atas kasur, berguling-guling di atasnya dengan penuh kegembiraan
"Empuk banget. Eleine, kemari" ucap Naila mengajak Eleine untuk ikut berbaring di kasur yang empuk
Eleine tersenyum, menolak dengan lembut ajakan Naila. Ia ingin mandi terlebih dahulu
Naila bangkit dari kasur dan mengatakan bahwa dia juga ingin mandi
Saat Eleine hendak melangkah masuk, tiba-tiba terjadi guncangan cukup besar yang mampu menggetarkan bangunan. Naila terkejut melihat itu tersebut terjadi secara mendadak
Ia mengintip dari arah jendela dan terlihat gumpalan asap yang cukup besar dari arah pusat kerajaan
"Gumpalan asap apa itu? Apa ada ledakan disana?" Ucap Naila dengan penuh keheranan
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Eleine akhirnya tidak jadi mandi dan memutuskan untuk membuka pintu tersebut yang ternyata adalah Arden
"Kamu mendengar ledakan barusan?" Tanya Arden dengan panik
"Iya, kami berdua mendengar nya. Kurasa sesuatu yang buruk sedang terjadi disana" ucap Naila dengan wajah seriusnya
"Aku ingin pergi ke tempat ledakan terjadi, kalian mau ikut?" Tanya Arden
Naila memalingkan wajahnya dari jendela dan berjalan menuju kamar mandi
"Gak dulu, aku ingin mandi. Kurasa kalian berdua saja cukup" ucap Naila
Pada akhirnya Arden dan Eleine pergi menuju tempat kejadian perkara, mereka berdua melihat kerumunan orang yang seperti mengelilingi sesuatu
Mereka berdua mencoba menerobos kerumunan tersebut, mereka berdua benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya
Lubang besar terbentuk akibat dari ledakan yang terjadi
"Apa apaan ini?" Ucap Arden
Tiba-tiba, Eleine seperti menyadari sesuatu dari dalam lubang tersebut
"Coba lihat, ada seseorang di dalam sana" ucap Eleine sambil menunjuk ke lubang
Tanpa pikir panjang Arden melompat ke lubang tersebut untuk menyelamatkan orang yang telah tampaknya tidak sadarkan diri. Ternyata seseorang tersebut adalah seorang gadis remaja
Arden mengangkat tubuh gadis tersebut dan melompat keluar dari lubang, ia mengecek pernapasan gadis tersebut untuk memastikan bahwa dia masih hidup
"Dia masih hidup, segera bawa di kerumah sakit" teriak Arden
Dengan sigap para warga akhirnya turut ikut membantu membawa gadis tersebut ke rumah sakit terdekat
Sementara itu di penginapan
Naila akhirnya selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang
"Segar banget air nya, bersih lagi. Jadi pengen mandi lagi" ucap Naila
Ia mengambil pakaian miliknya, Naila hanya mengenakan Hoodie serta celana pendek miliknya
"Yah kurasa ini bisa sedikit mendinginkan tubuhku, kerajaan ini cukup panas" ucap Naila
Naila berjalan ke arah jendela, kembali memperhatikan tempat terjadinya ledakan beberapa saat yang lalu. Terlihat bahwa para pasukan kerajaan sudah mulai melakukan olah tempat kejadian
"Lambat juga kinerja pasukan kerajaan ini. Padahal udah hampir 30 menit sejak ledakan tetapi para pasukan kerajaan baru tiba sekarang" ucap Naila penuh kritikan
"Kurasa aku akan pergi ke perpustakaan untuk mencari tau tentang Heart of Rubia" ucap Naila.
Ia mengenakan jubah miliknya dan pergi keluar penginapan menuju ke perpustakaan utama di kerajaan tersebut
Naila berjalan mengitari kerajaan, benar-benar penuh dengan mesin-mesin sepanjang jalan yang ia lewati. Yang unik adalah sama sekali tidak ada asap perusak lapisan ozon yang ditimbulkan oleh mesin tersebut
"Hmm berdasarkan petunjuk dari warga, perpustakaan utama seharusnya ada di depan, nah itu dia" ucap Naila.
Terlihat bangunan yang cukup besar di depan Naila, bangunan tersebut merupakan perpustakaan utama kerajaan Dilforce. Beberapa dokumen lama yang terbuka untuk umum tersedia di perpustakaan tersebut
Bahkan informasi tentang artefak kuno seperti Heart of Rubia tersedia di perpustakaan utama.
Saat Naila memasuki gedung tersebut, ia dibuat terkagum-kagum dengan banyaknya rak-rak yang berisi macam jenis buku yang ada
Tempat yang asri serta nyaman tidak heran banyak orang betah membaca buku.
Naila mulai mencari buku tentang Heart of Rubia
Rak demi rak ia jelajahi dan akhirnya menemukan apa yang dia cari
Sementara itu Arden dan Eleine akhirnya kembali ke penginapan
"Yaampun, aku benar-benar kelelahan" ucap Arden
Saat Eleine memasuki kamar, ia terkejut karena tidak melihat keberadaan Naila
"Kak Naila? Kamu dimana kak?" Ucap Eleine dengan panik
Eleine mencari Naila hingga ke kamar mandi namun hasilnya nihil
"Arden, Naila menghilang " ucap Eleine dengan panik
"Biarkan saja, kurasa dia sedang berkeliling kerajaan saat ini" jawab Arden dengan nada dingin
Arden kembali ke kamarnya begitupula dengan Eleine, akhirnya ia dapat membersihkan tubuhnya.
Selama mandi, Eleine terus memikirkan tentang latih tanding beberapa hari yang lalu. Dirinya takut jika dalam misi ini dia tidak akan berguna
"Apa aku masih belum layak untuk berpetualang bersamanya?" Gumam Eleine dalam rintik-rintik air mengalir
Sementaraa itu, Naila mendapatkan sedikit informasi tentang Heart of Rubia. Ia cukup terkejut karena berdasarkan informasi dari yang ia cari, Heart of Rubia atau HoR tidak akan beresonansi dengan sendirinya dan harus ada campur tangan manusia
"Itu artinya Heart of Rubia tidak akan meledak dengan sendirinya. Ini pembunuhan berencana" gumam Naila
Saat dia hendak pergi dari perpustakaan, tiba-tiba ada seseorang yang menariknya. Memaksanya untuk kembali ke rak rak buku
Dengan kesal Naila Menarik tangan orang yang menariknya dan membantingnya
"Apa maumu, Sialan!?" Ucap Naila dengan kesal
Ternyata yang menarik Naila adalah seorang pria dengan jas berwarna putih, seperti seorang ilmuwan
"Kamu ini, apa tidak ada cara lain selain membanting orang?" Tanya pria tersebut
"Siapa kamu? Apa aku pernah bertemu denganmu?" Tanya Naila
Pria itu berdiri dan berkata
"Sayangnya tidak, aku sama sekali tidak mengenal mu"
Mendengar ucapan pria tersebut membuat Naila bingung
"Lalu, apa alasanmu menarik ku seakan kamu itu mengenalku?" Tanya Naila
Pria itu menghela nafas sesaat
"Aku memasang sensor pada setiap buku yang membahas tentang artefak kuno Heart of Rubia."
"Tidak banyak orang yang membaca buku tentang HoR, setidaknya sebelum kamu datang kemari" jelas pria tersebut
Naila dengan ekspresi tak bersalah kemudian berkata
"Lalu? Salahku dimana?"
"Heart of Rubia adalah artefak kuno, jika ada yang mencari tau tentangnya maka dia pantas untuk dicurigai" jelas pria itu
Pria itu mulai mengambil senjata dari belakang tubuhnya
Merasakan ancaman dari pria tersebut, Naila mulai menciptakan pedang dengan sihir kegelapan miliknya.
"Kamu ingin melawanku?" Tanya Naila
"Jika kamu ancaman, maka akan kulawan" ucap pria tersebut
BERSAMBUNG~~~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments