🌹Voteeee sebelum membaca yaaa ghaisss🌹
🌹Follow juga igeh emak : @Redlily123🌹
🌹Jangan lupa baca Stuck with an Arrogant CEO🌹
Ini adalah Novel Romantis Komedi. Jadi akan ada saatnya keromantisan atau humor humor yang mendominasi. Namun meski ini novel romantic komedi, pasti akan ada konflik yang menguras air mata.
Dan terima kasih kepada para pembaca setia yang selalu memberikan support dan masukan masukan.
Terima kasih telah membaca karya receh ini.
Ini adalah buku ke-2 dari series David- Sebastian – Luke. Jadi ada tiga sahabat yang mengalami kisah cinta yang berbeda beda.
Maka dari itu, saya sangat menyarankan alias memerintahkan kalian membaca :
STUCK WITH AN ARROGANT CEO.
Jadi kalian bisa tahu bagaimana asal usul persahabatan mereka, dan sifat Sebastian yang jahil. Di sana juga ada awal mula pertemuan Nana si gadis kampong yang melempar Sebastian dengan sandal saat dia menggodanya.
Bagaimana cara membacanya? Tinggal klik profil RED LILY alias saya sendiri kemudian cari judul ini.
Selamat membaca.
🌹🌹🌹🌹
Tiga hari lewat begitu saja, Nana lebih banyak belajar di hotel ditemani Eve yang ternyata baru Nana ketahui kalau dia adalah lulusan S3. Mengetahui itu, Nana selalu bertanya pada Eve atas apa yang ingin dia ketahui. Dimulai dari kejadian sains di sekitar sampai perhitungan.
Seperti sekarang, sambil sarapan Nana menanyakan beberapa pertanyaan pada Eve.
"Astaga, benarkah?" tanya Nana tidak percaya.
"Benar, Nona. Sepertinya anda lebih banyak tertarik pada sains."
"Entahlah, aku sangat suka mendengar penjelasan akan sesuatu yang tidak aku pahami sebelumnya." Nana tersenyum bahagia mendapatkan teman yang sangat baik. Meskipun Eve umurnya hampir jauh lebih tua dengannya. Karena merasa tidak sopan, Nana sebelumnya ingin memanggil Ibu pada Eve. Tapi Eve yang menolak dan meminta dipanggil Eve dengan nama mengingat dirinya sudah terbiasa dengan itu. Eve sering berada di negara bagian barat yang membuatnya merasa aneh jika mendapat sebutan di depan namanya.
"Terima kasih banyak, Eve."
"Sama sama, Nona. Tanyakan saja yang ingin anda ketahui, jika saya tahu maka akan saya beritahu."
Nana mengangguk, dia mengakhiri sarapannya kemudian mengecek ponselnya. "Tidak ada kabar dari beliau, apa dia baik baik saja?"
Beliau yang dimaksud adalah Sebastian.
"Tuan Sebastian baik baik saja, Nona. Saya yakin dia hanya sedang mempersiapkan pernikahan Nona dan Tuan."
"Benarkah? Aku menelpon pun tidak diangkat."
"Anda menelponnya?"
"Sebelum tidur aku selalu menelponnya. Mengingat dia memberikan banyak padaku, aku seharusnya berterima kasih dan menanyakan kabarnya," gumam Nana merasa khawatir.
Nana khawatir Sebastian sedang dalam keadaan sulit dan dia tidak ada di samping pria itu.
"Aku akan menelpon dulu, Eve," ucap Nana yang pergi ke ruangan di dekat balkon.
Disana dia duduk dan mencoba menghubungi Sebastian lagi, tapi nihil. Tidak ada jawaban sama sekali, begitu pun saat Nana mencoba menghubungi Hans.
Tidak ada jawaban sama sekali, yang membuatnya segera menghubungi ayahnya.
"Hallo, Ayah?"
"Putriku Sayang, bagaimana kabarmu?"
"Baik. Ayah terdengar bahagia, ada apa?"
"Ayah sangat bahagia, calon suamimu kemarin datang ke sini dan menengok ayah."
"Benarkah? Mau apa dia ke sana?"
"Dia menyapa ayah, dia orang yang sangat sopan dan baik. Dia juga bugar, Nak. Apa kau tidak salah akan menikah dengannya?"
"Itu dia, Ayah. Aku juga bingung, aku pikir orangnya akan penyakitan atau bagaimana."
"Bersyukur saja, mungkin Tuhan ingin kau bahagia bersamanya."
"Apa saja yang kalian bicarakan?" Tanya Nana penasaran.
"Tidak banyak, hanya tentang pernikahan kalian."
"Ayah tau siapa namanya?"
"Sebas bukan?"
"Ayah, jangan sebut nama lengkapnya," ucap Nana.
"Sebastian."
Ragu ragu, Nana bertanya…. "Apa dia juga bertemu Ibu Rina dan Lia?"
"Tidak, dia datang saat mereka sudah pulang. Jangan khawatir, mereka juga merawat ayah dengan sangat baik."
Nana menghela napas lega. Dia tidak munafik mengatakan kalau Sebastian jelek, calon suaminya itu tampan dan Nana mengakuinya. Dia tahu sifat Lia, dia tidak ingin Lia menghancurkan semuanya. Karena Nana tahu yang Sebastian butuhkan adalah sosok yang akan menemaninya merawat penyakit.
"Dan, Nana…"
"Iya, Ayah?"
"Kau tahu kemana Pamanmu pergi? Dia tiba tiba hilang."
"Entahlah, dia juga tidak menghubungi Nana lagi."
"Padahal Ayah sangat ingin bertemu dengannya."
Dan ketika sedang asyik menelpon, Eve mengetuk meja dan memberi isyarat kalau tutornya telah datang.
🌹🌹🌹🌹🌹
Sebastian mencoba bertahan tidak memegang ponselnya dan menelpon Nana. Dia sedang berusaha menahan gejolak hasratnya untuk tidak menemui calon istrinya itu.
Bukan hanya membuat kejantanannya mengeras dan tubuhnya mendidih, tapi Nana juga memiliki aroma yang memabukan.
Bahkan mengingat ketika hanya melihat Nana menggunakan handuk saja membuat Sebastian mendidih dan mengeras. Dan anehnya, adik kejantaanannya hanya terpengaruh pada Nana. Seolah hanya dia satu satunya orang yang diciptakan untuknya.
Oleh karena itu, sekarang Sebastian sedang berusaha tampil lebih menawan dengan melakukan segala perawatan.
Untuk memperlihatkan penampilan terbaik bagi Nana supaya perempuan itu betah di sampingnya, Sebastian merogoh kocek dalam.
Sampai sampai Marylin berkata, "Anda tidak ingin operasi pelastik saja, Tuan?"
"Kau bilang apa?!"
"Maafkan aku," ucap Marylin menciut. "Hanya saja anda terlalu banyak mengeluarkan uang."
"Aku ingin tampil alami."
"Bahan bahan alami yang anda minta itu sangatlah mahal."
"Itu uangku, kenapa kau yang protes?"
"Maaf, Tuan," ucap Marylin menatap heran majikannya yang sudah lama dia kenal.
Daripada David yang bucin, Sebastian melebihi lagi. Membuat Marylin penasaran kapan Luke akan membawa calon istrinya padanya.
"Kapan Tuan Luke menikah, Tuan?"
"Jangan bicara padaku."
"Baiklah," ucap Marylin kembali fokus untuk membuat kuku jari Sebastian menjadi lebih mengkilap.
Dengan dijaga oleh Hans yang ada di sana.
"Anda juga ingin seperti ini, Tuan?"
Hans memalingkan wajahnya.
"Astaga, mereka sama saja." Marylin mengakhirinya. "Oh astaga, bawahanku sudah sampai. Aku ke bawah dulu, Tuan."
"Sana," ucap Sebastian. Dia menatap Hans. "Kenapa menatap ponselmu seperti itu?"
"Nona Nana kembali menelpon."
"Astaga, kau pikir dia merindukanku, Hans?"
"Eum… entahlah," jawab Hans bingung, apalagi disuguhkan dengan wajah Sebastian yang senyam senyum sendiri.
"Dia pasti merindukanku, iya kan?"
"Mu… mungkin."
"Hei, ayolah. Kau bisa menebaknya. Dia mungkin benar benar menyukaiku, dia pasti mencintaiku tidak lama lagi."
🌹🌹🌹🌹🌹
To Be Continueee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
gia nasgia
Ihhh dasar Bule tua bucin 🤣🤣
2025-03-04
0
Sandisalbiah
dasar tuan bucin... 🤭🤭
2023-12-03
1
*~W¥^ Al~*
iyaaaah PD nya
2022-12-25
0