Bagian 16 Makan Siang

Setelah pulang sekolah ketiga bintang berkumpul di parkiran untuk memenuhi undangan dari kakaknya wina, dimana setelah mengutuk dimas setuju untuk menerima undangan romi, begitu juga dengan indra

" kita tunggu kak romi bentar ya.. katanya tadi udah di jalan" ucap wina pada ketiganya

" oke" balas dimas

" dimas.. indra.. aku minta maaf soal kejadian semalam ya.. aku benar-benar tidak tau kak romi akan seperti itu" ucap wina meminta maaf pada keduanya

" sudahlah.. tidak apa-apa" balas dimas

" em.. kami baik-baik saja kok" timpal indra sembari tersenyum manis, tak lama yang di tunggu datang juga

" kalian menunggu lama?" tanya romi begitu turun dari mobilnya dengan sombongnya.

" tidak kok kak" balas wina

" saya minta maaf soal kejadian semalam, saya benar-benar tidak bermaksud buruk" ucap romi oada ketiga bintang

" tidak apa-apa kami mengerti" balas david

" sebagai permintaan maaf saya berjanji mentraktir kalian makan siang" ucap romi

" dengan senang hati" balas david

" oh iya.. sepertinya kalian harus mengunakan mobil kalian juga karena mobil ku terlalu kecil untuk kita berlima, akan terasa sangat sesak" ucap romi

" tentu saja" balas david

" ya sudah ayo pergi" balas romi

" silahkan pimpin jalannya" balas david....mereka masuk ke mobil masing-masing

" pak ikuti mobil yang di depan ya" ucap david pada pao supir

" siap tuan muda" balas pak supir yang mengemudikan mobilnya mengikuti mobil romi

" cih.. sombong sekali dia itu.." ucap dimas geram

" mobil ku terlalu kecil untuk kita semua" dimas meniru gaya bicara romi barusan

" cih apa-apaan itu.. dia pikir kita tidak punya yang seperti itu ya" gerutu dimas sangat kesal atas sikap sombong romi

" sepertinya dia bukan ingin minta maaf dengan tulus deh tapi ingin memamerkan kekayaannya" celetuk indra yang juga merasa jengkel atas sikap romi

" benarkan.. aku juga berpikir begitu" balas dimas

" jadi males ikut makan siang bareng..." lanjut dimas

" kita ikut kan karena ngak enak sama wina.. tapi kakaknya malah sifatnya buruk banget" ucap indra

" benar banget tuh" balas dimas setuju

" kalian sadar tidak.. kalau kalian juga sekarang sedang julid?" ucap david

" abisnya kita kesal david" ucap indra

" em.." dimas mengangguk

" david tidak kesal ya dengan bagaimana cara dia memamerkan diri begitu" ucap indra

" kenapa harus kesal itu miliknya terserah dia mau menggunakannya seperti apa" balas david

" oke-oke baiklah..." balas dimas

" benar juga kata david kenapa kita harus kesal itukan terserah dia" balas indra

" tapi kalau dia sampai merendahkan orang lain itu baru keterlaluan" ucap dimas

" saat itu terjadi aku takkan menahan kalian" ucap david

Diantara ketiganya david lebih ahli dalam menahan emosi dan mengatur perasaan diri, ia berpikir lebih dingin dari keduanya, namun itu tak berlaku jika sudah sangat keterlaluan, dan diantara ketiganya juga dimas yang paling mudah terbawa emosi, indra lebih terlihat manis dan lembut dari luar namun sebenarnya ia juga cukup sering terbawa emosi meskipun tak separah dimas.

Mereka tiba di restoran terkenal di kota itu.

" oho.. kita makan disini ya" ucap dimas

" wah aku jadi tidak sabar" ucap indra

" kita akan makan disini... apa kalian sudah pernah kesini.. kalau keluarga kami sih sering" ucap romi setelah mereka berkumpul di tempat parkir

" mama cukup sibuk jadi kami terkadang kesini jika ada waktu" balas indra

" begitu ya" balas romi dengan nada meremehkan

" ya sudah ayo masuk.. aku sudah pesan meja untuk kita sebelumnya" ucap romi memimpin jalan

" bapak juga masuklah dan makan dulu..." ucap indra pada pak supir

" tapi tuan muda.. mana mungkin saya" ucap pak supir yang sungkan bila harus masuk

" kenapa tidak masuk saja.. jika bapak tidak nyaman bapak bisa duduk di meja lain" ucap indra

" bapak akan cari makan di sekitar sini" ucap pak supir yang enggan masuk

" sudahlah tidak apa-apa masuk saja.. aku akan pesan meja untuk bapak" ucap indra yang terlihat jelas tak ingin di tolak

" kalau begitu maaf kan saya tuan muda.. dan terimakasih" balas pak supir setuju untuk masuk, pasalnya ia sangat tau bagaimana indra, tuan mudanya yang manis itu takkan berhenti sebelum dia setuju.

" kalian ingin pesan apa?" tanya romi yang saat ini mereka sudah duduk di tempat yang sudah di pesan romi dan bapak supir juga telah duduk di tempat yang di pesan indra

" silahkan anda yang pesan ini kan traktiran anda" ucap david

" jangan kaku begitu dong panggil romi saja.. supaya kita bisa lebih akrab" ucap romi

" oh oke... silahkan kak romi saja yang pesan inikan traktiran kak romi" balas david mengulangi kembali kalimatnya

" baiklah" balas romi menutup buku menu

" mbak tolong bawakan makanan paling enak di sini dan juga yang paling mahal" ucap romi memesan makanan

" baik pak.." balas pelayan itu dan pergi untuk menyampaikan pesanan romi

" tunggu sebentar ya.. aku harap kalian bisa menikmati makanannya" ucap romi dengan sombongnya yang tak berkurang sejak tadi

" tentu saja kami akan senang.. kan kak romi memesan makanan paling enak disini" balas indra dengan ramah dan senyum manisnya

Tak berapa lama makanan yang di pesan romi satu persatu datang.

" ayo silahkan dinikmati..." ucap romi mempersilahkan, mereka mulai menyantap makanan yang di hidangkan

" hah... bagaimana mereka bisa makan dengan sangat berkelas seperti itu" pikir romi setelah melihat betapa elegannya ketiga bintang menyantap makanan

" siapa sih mereka ini" romi merasa penasaran tentang ketiga bintang, takjub dengan tatakrama mereka saat makan romi bahkan tak bisa berkata apa-apa lagi hingga tak terasa mereka telah selesai makan

" terimakasih atas traktiran kak romi" balas david

" ini sangat enak.. terimakasih ya kak romi" balas indra dengan diiringi senyum manis mautnya

" tentu saja ini bukan apa-apa" balas romi

" mbak apa saya bisa bertemu dengan kokinya, saya ingin berterimakasih untuk makanan enak ini" ucap romi pada pelayan itu

" tunggu sebentar pak saya akan sampaikan" balas pelayan

" wah kak romi juga kenal kokinya ya.. hebat sekali" ucap indra

" tentu saja.. karena kami sering kesini jadi aku cukup kenal dengan kokinya" balas romi menyombongkan dirinya

" permisi pak.. kepala koki sekaligus pemilik tempat ini sudah datang" ucap pelayan itu setelah ia datang bersama kepala koki sekaligus pemilik tempat itu

" anda memanggil saya" ucap pria yang tak terlalu tua itu

" ah iya... saya ingin berterimakasih atas makanan yang enak ini" ucap romi

" tentu saja itu tugas kami" balas bapak itu dengan sopan dan senang melihat pelanggan

" om rehan makanannya enak banget" celetuk indra yang sepertinya pria bernama rehan itu tak memperhatikan mereka disana

" indra... kalian disini?" ucap pak rehan setelah melirik kearah asal suara dan mendapati ketiga bintang duduk disana

" ah iya om.. kak romi mentraktir kita makan siang" balas dimas

" kenapa tidak bilang pada om kalau kalian disini" ucap pak rehan yang kini berfokus pada ketiganya

" ah om kan lagi kerja masa kita ganggu ya kan indra" balas dimas

" em..." indra mengangguk tanda ia setuju

" hah? apa-apaan ini.. kenapa mereka seakrab itu dengan pak rehan" batin romi yang terkejut ternyata ketiga bintang kenal dengan pemilik restoran terbaik di kota itu, bukan hanya kenal bahkan mereka terlihat akrab

" kalau begitu om lanjut kerja dulu ya" pamit pak rehan

" oke om... nanti sore aku datang" balas dimas yang di balas anggukan oleh pak rehan, setelah pamit dengan romi ia langsung pergi kebelakang lagi

" kalian kenal pak rehan?" tanya romi

" ah iya kak.. pak rehan itu teman mama" balas indra

" begitu ya" balas romi kecut, ia kehilangan muka, niat ingin sombong tapi malah kalah dengan sendirinya

Bersambung...

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Terpopuler

Comments

endang sari

endang sari

Thor,tiga bintang ni jago beladiri apa engak sih

2024-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 Tania
2 Bagian 2 Tiga Bintang
3 Bagian 3 Sang Idola
4 Bagian 4 Pria Manis
5 Bagian 5 Kedekatan
6 Bagian 6 Mama Sakit?
7 Bagian 7 Khawatir
8 Bagian 8 Fan Boy
9 Bagian 9 Pantai
10 Bagian 10 Sayang Mama
11 Bagian 11 Cinta
12 Bagian 12 Romi
13 Bagian 13 Menghadiri Pesta
14 Bagian 14 Tak Terduga
15 Bagian 15 Maaf
16 Bagian 16 Makan Siang
17 Bagian 17 Tak Sengaja
18 Bagian 18 Kebetulan
19 Bagian 19 Indra Keluar
20 Bagian 20 Si Kampret
21 Bagian 21 Sampul Yang Manis
22 Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23 Bagian 23 Bu Miski
24 Bagian 24 David
25 Bagian 25 Pertama Kali
26 Bagian 26 Dia Putra Ku
27 Bagian 27 Bertemu Kakek
28 Bagian 28 Mendekat
29 Bagian 29 Perhatian
30 Bagian 30 Dimas
31 Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32 Bagian 32 Terimakasih
33 Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34 Bagian 34 Kakek Bima
35 Bagian 35 Keputusan
36 Bagian 36 Mencari
37 Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38 Bagian 38 Mama Tania
39 Bagian 39 Permainan Si Manis
40 Bagian 40 Sudah Pasti
41 Bagian 41 Gelisah
42 Bagian 42 Tampak Berbeda
43 Bagian 43 Bersama
44 Bagian 44 Senandung Si Manis
45 Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46 Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47 Bagian 47 Dilema Orang Tua
48 Bagian 48 Kau Kuat
49 Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50 Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51 Bagian 51 Mantan Suami?
52 Bagian 52 Temuan
53 Bagian 53 Si Manis Marah?
54 Bagian 54 Kau Marah?
55 Bagian 55 Jadi Begitu
56 Bagian 56 Pak Marwan
57 Bagian 57 Bertemu Camer
58 Bagian 58 Menang
59 Bagian 59 Rumah Tania
60 Bagian 60 Keinginan Si Manis
61 Bagian 61 Kedok
62 Bagian 62 Rasa Syukur
63 Bagian 63 Hubungan
64 Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65 Bagian 65 Bagaimana Ini?
66 Bagian 66 Ketemu
67 Bagian 67 Zaki
68 Bagian 68 Akhir Zaki
69 Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70 Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71 Bagian 71 Apa Ini?
72 Bagian 72 Mengharukan
73 Bagian 73 Mahardika
74 Bagian 74 Dia Ya?
75 Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76 Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77 Bagian 77 Kabar Baik
78 Bagian 78 Kembali Pulang
79 Bagian 79 Kau Kembali
80 Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81 Bagian 81 Hiks...hiks...
82 Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83 Bagian 83 Astaga!!!
84 Bagian 84 Ragu
85 Bagian 85 Selesaikan
86 Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87 Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88 Bagian 88 Bertemu
89 Bagian 89 Peringatan
90 Bagian 90 Ugh!!!
91 Bagian 91 Rumah Sakit
92 Bagian 92 Mengikhlaskan
93 Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94 Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95 Bagian 95 Wina
96 Bagian 96 Menemui Dika
97 Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98 Bagian 98 Kediaman Gunadi
99 Bagian 99 Pukulan Dimas
100 Bagian 100 Nasehat
101 Bagian 101 Luka
102 Bagian 102 Meminta Kesempatan
103 Bagian 103 Senyum Dan Benci
104 Bagian 104 Saling Berhubungan
105 Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106 Bagian 106 Kemana Mama?
107 Bagian 107 Pencarian Mama
108 Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109 Bagian 109 Malam Badai
110 Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111 Bagian 111 Sudah Ku Duga
112 Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113 Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114 Bagian 114 Brengsek!!!
115 Bagian 115 Berdiskusi
116 Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117 Bagian 117 Teman
118 Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119 Bagian 119 Cinta
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bagian 1 Tania
2
Bagian 2 Tiga Bintang
3
Bagian 3 Sang Idola
4
Bagian 4 Pria Manis
5
Bagian 5 Kedekatan
6
Bagian 6 Mama Sakit?
7
Bagian 7 Khawatir
8
Bagian 8 Fan Boy
9
Bagian 9 Pantai
10
Bagian 10 Sayang Mama
11
Bagian 11 Cinta
12
Bagian 12 Romi
13
Bagian 13 Menghadiri Pesta
14
Bagian 14 Tak Terduga
15
Bagian 15 Maaf
16
Bagian 16 Makan Siang
17
Bagian 17 Tak Sengaja
18
Bagian 18 Kebetulan
19
Bagian 19 Indra Keluar
20
Bagian 20 Si Kampret
21
Bagian 21 Sampul Yang Manis
22
Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23
Bagian 23 Bu Miski
24
Bagian 24 David
25
Bagian 25 Pertama Kali
26
Bagian 26 Dia Putra Ku
27
Bagian 27 Bertemu Kakek
28
Bagian 28 Mendekat
29
Bagian 29 Perhatian
30
Bagian 30 Dimas
31
Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32
Bagian 32 Terimakasih
33
Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34
Bagian 34 Kakek Bima
35
Bagian 35 Keputusan
36
Bagian 36 Mencari
37
Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38
Bagian 38 Mama Tania
39
Bagian 39 Permainan Si Manis
40
Bagian 40 Sudah Pasti
41
Bagian 41 Gelisah
42
Bagian 42 Tampak Berbeda
43
Bagian 43 Bersama
44
Bagian 44 Senandung Si Manis
45
Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46
Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47
Bagian 47 Dilema Orang Tua
48
Bagian 48 Kau Kuat
49
Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50
Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51
Bagian 51 Mantan Suami?
52
Bagian 52 Temuan
53
Bagian 53 Si Manis Marah?
54
Bagian 54 Kau Marah?
55
Bagian 55 Jadi Begitu
56
Bagian 56 Pak Marwan
57
Bagian 57 Bertemu Camer
58
Bagian 58 Menang
59
Bagian 59 Rumah Tania
60
Bagian 60 Keinginan Si Manis
61
Bagian 61 Kedok
62
Bagian 62 Rasa Syukur
63
Bagian 63 Hubungan
64
Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65
Bagian 65 Bagaimana Ini?
66
Bagian 66 Ketemu
67
Bagian 67 Zaki
68
Bagian 68 Akhir Zaki
69
Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70
Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71
Bagian 71 Apa Ini?
72
Bagian 72 Mengharukan
73
Bagian 73 Mahardika
74
Bagian 74 Dia Ya?
75
Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76
Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77
Bagian 77 Kabar Baik
78
Bagian 78 Kembali Pulang
79
Bagian 79 Kau Kembali
80
Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81
Bagian 81 Hiks...hiks...
82
Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83
Bagian 83 Astaga!!!
84
Bagian 84 Ragu
85
Bagian 85 Selesaikan
86
Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87
Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88
Bagian 88 Bertemu
89
Bagian 89 Peringatan
90
Bagian 90 Ugh!!!
91
Bagian 91 Rumah Sakit
92
Bagian 92 Mengikhlaskan
93
Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94
Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95
Bagian 95 Wina
96
Bagian 96 Menemui Dika
97
Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98
Bagian 98 Kediaman Gunadi
99
Bagian 99 Pukulan Dimas
100
Bagian 100 Nasehat
101
Bagian 101 Luka
102
Bagian 102 Meminta Kesempatan
103
Bagian 103 Senyum Dan Benci
104
Bagian 104 Saling Berhubungan
105
Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106
Bagian 106 Kemana Mama?
107
Bagian 107 Pencarian Mama
108
Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109
Bagian 109 Malam Badai
110
Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111
Bagian 111 Sudah Ku Duga
112
Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113
Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114
Bagian 114 Brengsek!!!
115
Bagian 115 Berdiskusi
116
Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117
Bagian 117 Teman
118
Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119
Bagian 119 Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!