Dimas dan indra telah tiba di rumah sejak siang hari, kini keduanya telah menyelesaikan pekerjaan rumah yang di berikan guru mereka masing-masing, mereka sangat rajin belajar, mereka tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan takdir pada mereka yang tak semua anak terlantar bisa mendapatkannya.
Indra menatap kalender di kamarnya, matanya tertuju pada satu tanggal yang ia tandai dengan bertuliskan hari pertama bertemu mama, ya pada tanggal yang ia beri tanda itu adalah hari dimana ketiganya bertemu dengan tania yang membawanya pulang dan merawatnya hingga sekarang, biasanya pada hari itu ketiganya akan memberikan kejutan pada tania dan menghabiskan waktu sepanjang hari dengan tania, mengenangasa lalu, hari-hari bahagia yang sudah terlewati dan rencana masa depan.
" kali ini enaknya ngapain ya?" gumam indra sembari melihat tanggal yang ia tandai tinggal satu minggu lagi sebelum waktunya tiba
" apa buat pesta saja ya.. udang teman-teman" pikir indra
" nggak-nggak... inikan waktu spesial dengan mama masa ada orang lain ya harus kita berempat aja" ucap indra yang tak setuju dengan idenya sendiri
" tanya dimas ah" akhirnya indra memutuskan untuk berdiskusi dengaj dimas, ia pun menemui dimas di kamarnya yang berada sudut lain rumah
Tok... tok... tok.. indra mengetuk pintu kamar dimas setelah tiba disana
" dimas.. kau di dalam?" tanya indra dari balik pintu
" masuk saja pintunya tidak di kunci" sahut dimas dari dalam
" cklek!!!" pintu di buka indra dan langsung masuk, ia mendapati dimas sedang main game
" ada apa?" tanya dimas yang masih fokus main game
" kamar dimas selalu menyenangkan" indra menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dimas
" em.. lembutnya" ucap indra yang sedang merasakan lembutnya bed cover ranjang dimas
" huh..." dimas menggelengkan kepalanya melihat kelakuan indra yang sedang berguling-guling ria di atas ranjangnya
" ada apa sih, kesini cuma buat guling-guling aja, toh dikamar mu juga sama aja bed cover nya" ucap dimas yang menghentikan bermain gamenya sejenak
" sebentar lagi kan anniversary kita sama mama... enaknya ngapain ya?" tanya indra yang masih belum duduk diam
" benarkah??" dimas segera melihat kalender di kamarnya untuk memastikan
" benar... tinggal seminggu lagi" lanjut dimas setelah melihat kalendernya
" iya kan... enaknya kita ngapain kali ini?" ucap indra
" bingung juga mau ngapain.. bagaimana kalau kita makan malam di luar aja?" usul dimas
" nggak-nggak itu terlalu biasa" balas indra
" benar juga" sahut dimas setuju
" lalu apa dong?" tanya dimas yang tak bisa memikirkan ide apapun saat ini
" hm... apa ya?" indra tampak berpikir apa yang akan mereka lakukan kali ini
" tahun lalu kita makan di luar, tahun ini enaknya ngapain ya?" gumam indra, masih belum menemukan ide yang cocok hingga matanya tertuju pada gambar yang ada pada kalender di kamar dimas, seketika ide muncul di kepalanya
" bagaimana kalau ke pantai?" ucap indra
" pantai?" tanya dimas
" iya pantai... udara dan suasay di sana bagua banget, sekalian mama bisa refreshing juga" jelas indra
" boleh tuh.. entar kita nginep semalam disana" dimas setuju dengan ide indra
" kelanjutannya nanti kita bicarakan dulu sama david" balas indra
" oke" balas dimas
" ah ternyata udah jam segini, aku harus siap-siap" dimas melirik jam di kamarnya dan mendapati waktu sudah menunjukkan pukul empat sore sementara sekitar pukul enam sore nanti jam masuk kerjanya
" masuk kerja hari ini?" tanya indra yang melihat dimas buru-buru masuk ke kamar mandi
" iya" teriak dimas dari dalam kamar mandi, di ketahui bahwa tidak setiap hari dimas masuk kerja, karena tania tak mengijinkan hal itu, takut jika menganggu waktu belajar dan istirahat dimas, selain itu tempat dimas bekerja adalah restoran milik teman tania
" owh..." balas indra yang masih dalam posisi rebahan
Tak lama dimas pun keluar dari kamar mandi dan mendapati indra masih di sana
" masih di sini?" tanya dimas
" hm" balas indra yang asik dengan ponselnya
" wah david dalam posisi teratas lagi dalam kategori pria tertampan di sekolah" ucap indra yang sedang melihat semacam web sekolah tentang kumpulan cowok-cowok tampan di sekolah yang di buat oleh orang yang kurang kerjaan menurut david dan dimas, pasalnya gara-gara hal itu orang-orang yang kalah populer akan membenci david dan dimas
" kau melihat hal tidak berguna itu lagi" ucap dimas yang sedang berpakaian dan bersiap-siap akan pergi
" abisnya seru liat komentar orang-orang" balas indra yang masih asik dengan ponselnya
" kalau nggak ada kerjaan mending balik kamar sana, belajar biar bermanfaat" balas dimas sembari melemparkan handuk yang tadi ia gunakan pada indra
" dimas!! jorok tau" gerutu indra yang kena lemparan handuk tempat di wajahnya
" aku pergi dulu ya" pamit dimas yang tak menanggapi gerutun indra
" jangan berantakin kamarku ya.. awas lo kalau berantakan" pesan dimas
" iya-iya entar juga aku balik kok" balas indra
" jangan aneh-aneh ya, bentar lagi david pulang entar dimarahin loh kalau kau aneh-aneh" pesan dimas lagi sebelum pergi
" iya-iya bawel" balas indra
" aku pergi ya dah" pamit dimas lagi dan benar-benar pergi kali ini
" hati-hati ya dim" balas indra, yang di respon dengan dimas mengangkat tangannya
Dimas pergi menggunakan sepeda motornya menuju restoran tempat ia bekerja yang berjarak sekitar tiga puluh menit perjalanan
David masih belum kembali entah karena ada latihan tambahan atau bagaimana hingga david belum juga di rumah, menyisakan indra sendiri disana.
Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam namun david belum kembali dan juga tak memberi kabar di grup chat mereka, indra sudah tertidur di kamar dimas karena asik bermain ponsel dan lupa kembali ke kamarnya
" duaarr!!!" petir menggelar di langit membuat indra yang terbangun
" apa itu?" indra terkejut mendengar suara petir dan guntur yang menghiasi langit
" david udah pulang belum ya?" gumam indra dan bangkit dari sana menuju kamar david, du luar hujan sangat deras di sertai angin kencang serta petir dan guntur yang memekakkan telinga
" cklek!!!" pintu kamar david masih terkunci saat indra berusaha membukanya
" david... kau dimana?" ucap indra yang terlihat gemetar, sepertinya pria manis ini takut dengan suara guntur dan petir yang memekakkan telinga
" duaarr!!!" suara di langit semakin kencang
" aaaaa.. david.. david" indra berteriak karena takut dan berlari ke kamarnya, ia bersembunyi di bawah selimut sembari terus memanggil david, pelayan yang mendengar teriakkan indra langsung menuju kamarnya
" tuan muda... tuan muda.. apa yang terjadi?" ucap kepala pelayan mengetuk pintu kamar indra, pria itu tak menjawab dan hanya bergumam memanggil david.
Bersambung....
Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments