Bagian 4 Pria Manis

Dimas dan indra telah tiba di rumah sejak siang hari, kini keduanya telah menyelesaikan pekerjaan rumah yang di berikan guru mereka masing-masing, mereka sangat rajin belajar, mereka tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan takdir pada mereka yang tak semua anak terlantar bisa mendapatkannya.

Indra menatap kalender di kamarnya, matanya tertuju pada satu tanggal yang ia tandai dengan bertuliskan hari pertama bertemu mama, ya pada tanggal yang ia beri tanda itu adalah hari dimana ketiganya bertemu dengan tania yang membawanya pulang dan merawatnya hingga sekarang, biasanya pada hari itu ketiganya akan memberikan kejutan pada tania dan menghabiskan waktu sepanjang hari dengan tania, mengenangasa lalu, hari-hari bahagia yang sudah terlewati dan rencana masa depan.

" kali ini enaknya ngapain ya?" gumam indra sembari melihat tanggal yang ia tandai tinggal satu minggu lagi sebelum waktunya tiba

" apa buat pesta saja ya.. udang teman-teman" pikir indra

" nggak-nggak... inikan waktu spesial dengan mama masa ada orang lain ya harus kita berempat aja" ucap indra yang tak setuju dengan idenya sendiri

" tanya dimas ah" akhirnya indra memutuskan untuk berdiskusi dengaj dimas, ia pun menemui dimas di kamarnya yang berada sudut lain rumah

Tok... tok... tok.. indra mengetuk pintu kamar dimas setelah tiba disana

" dimas.. kau di dalam?" tanya indra dari balik pintu

" masuk saja pintunya tidak di kunci" sahut dimas dari dalam

" cklek!!!" pintu di buka indra dan langsung masuk, ia mendapati dimas sedang main game

" ada apa?" tanya dimas yang masih fokus main game

" kamar dimas selalu menyenangkan" indra menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dimas

" em.. lembutnya" ucap indra yang sedang merasakan lembutnya bed cover ranjang dimas

" huh..." dimas menggelengkan kepalanya melihat kelakuan indra yang sedang berguling-guling ria di atas ranjangnya

" ada apa sih, kesini cuma buat guling-guling aja, toh dikamar mu juga sama aja bed cover nya" ucap dimas yang menghentikan bermain gamenya sejenak

" sebentar lagi kan anniversary kita sama mama... enaknya ngapain ya?" tanya indra yang masih belum duduk diam

" benarkah??" dimas segera melihat kalender di kamarnya untuk memastikan

" benar... tinggal seminggu lagi" lanjut dimas setelah melihat kalendernya

" iya kan... enaknya kita ngapain kali ini?" ucap indra

" bingung juga mau ngapain.. bagaimana kalau kita makan malam di luar aja?" usul dimas

" nggak-nggak itu terlalu biasa" balas indra

" benar juga" sahut dimas setuju

" lalu apa dong?" tanya dimas yang tak bisa memikirkan ide apapun saat ini

" hm... apa ya?" indra tampak berpikir apa yang akan mereka lakukan kali ini

" tahun lalu kita makan di luar, tahun ini enaknya ngapain ya?" gumam indra, masih belum menemukan ide yang cocok hingga matanya tertuju pada gambar yang ada pada kalender di kamar dimas, seketika ide muncul di kepalanya

" bagaimana kalau ke pantai?" ucap indra

" pantai?" tanya dimas

" iya pantai... udara dan suasay di sana bagua banget, sekalian mama bisa refreshing juga" jelas indra

" boleh tuh.. entar kita nginep semalam disana" dimas setuju dengan ide indra

" kelanjutannya nanti kita bicarakan dulu sama david" balas indra

" oke" balas dimas

" ah ternyata udah jam segini, aku harus siap-siap" dimas melirik jam di kamarnya dan mendapati waktu sudah menunjukkan pukul empat sore sementara sekitar pukul enam sore nanti jam masuk kerjanya

" masuk kerja hari ini?" tanya indra yang melihat dimas buru-buru masuk ke kamar mandi

" iya" teriak dimas dari dalam kamar mandi, di ketahui bahwa tidak setiap hari dimas masuk kerja, karena tania tak mengijinkan hal itu, takut jika menganggu waktu belajar dan istirahat dimas, selain itu tempat dimas bekerja adalah restoran milik teman tania

" owh..." balas indra yang masih dalam posisi rebahan

Tak lama dimas pun keluar dari kamar mandi dan mendapati indra masih di sana

" masih di sini?" tanya dimas

" hm" balas indra yang asik dengan ponselnya

" wah david dalam posisi teratas lagi dalam kategori pria tertampan di sekolah" ucap indra yang sedang melihat semacam web sekolah tentang kumpulan cowok-cowok tampan di sekolah yang di buat oleh orang yang kurang kerjaan menurut david dan dimas, pasalnya gara-gara hal itu orang-orang yang kalah populer akan membenci david dan dimas

" kau melihat hal tidak berguna itu lagi" ucap dimas yang sedang berpakaian dan bersiap-siap akan pergi

" abisnya seru liat komentar orang-orang" balas indra yang masih asik dengan ponselnya

" kalau nggak ada kerjaan mending balik kamar sana, belajar biar bermanfaat" balas dimas sembari melemparkan handuk yang tadi ia gunakan pada indra

" dimas!! jorok tau" gerutu indra yang kena lemparan handuk tempat di wajahnya

" aku pergi dulu ya" pamit dimas yang tak menanggapi gerutun indra

" jangan berantakin kamarku ya.. awas lo kalau berantakan" pesan dimas

" iya-iya entar juga aku balik kok" balas indra

" jangan aneh-aneh ya, bentar lagi david pulang entar dimarahin loh kalau kau aneh-aneh" pesan dimas lagi sebelum pergi

" iya-iya bawel" balas indra

" aku pergi ya dah" pamit dimas lagi dan benar-benar pergi kali ini

" hati-hati ya dim" balas indra, yang di respon dengan dimas mengangkat tangannya

Dimas pergi menggunakan sepeda motornya menuju restoran tempat ia bekerja yang berjarak sekitar tiga puluh menit perjalanan

David masih belum kembali entah karena ada latihan tambahan atau bagaimana hingga david belum juga di rumah, menyisakan indra sendiri disana.

Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam namun david belum kembali dan juga tak memberi kabar di grup chat mereka, indra sudah tertidur di kamar dimas karena asik bermain ponsel dan lupa kembali ke kamarnya

" duaarr!!!" petir menggelar di langit membuat indra yang terbangun

" apa itu?" indra terkejut mendengar suara petir dan guntur yang menghiasi langit

" david udah pulang belum ya?" gumam indra dan bangkit dari sana menuju kamar david, du luar hujan sangat deras di sertai angin kencang serta petir dan guntur yang memekakkan telinga

" cklek!!!" pintu kamar david masih terkunci saat indra berusaha membukanya

" david... kau dimana?" ucap indra yang terlihat gemetar, sepertinya pria manis ini takut dengan suara guntur dan petir yang memekakkan telinga

" duaarr!!!" suara di langit semakin kencang

" aaaaa.. david.. david" indra berteriak karena takut dan berlari ke kamarnya, ia bersembunyi di bawah selimut sembari terus memanggil david, pelayan yang mendengar teriakkan indra langsung menuju kamarnya

" tuan muda... tuan muda.. apa yang terjadi?" ucap kepala pelayan mengetuk pintu kamar indra, pria itu tak menjawab dan hanya bergumam memanggil david.

Bersambung....

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Episodes
1 Bagian 1 Tania
2 Bagian 2 Tiga Bintang
3 Bagian 3 Sang Idola
4 Bagian 4 Pria Manis
5 Bagian 5 Kedekatan
6 Bagian 6 Mama Sakit?
7 Bagian 7 Khawatir
8 Bagian 8 Fan Boy
9 Bagian 9 Pantai
10 Bagian 10 Sayang Mama
11 Bagian 11 Cinta
12 Bagian 12 Romi
13 Bagian 13 Menghadiri Pesta
14 Bagian 14 Tak Terduga
15 Bagian 15 Maaf
16 Bagian 16 Makan Siang
17 Bagian 17 Tak Sengaja
18 Bagian 18 Kebetulan
19 Bagian 19 Indra Keluar
20 Bagian 20 Si Kampret
21 Bagian 21 Sampul Yang Manis
22 Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23 Bagian 23 Bu Miski
24 Bagian 24 David
25 Bagian 25 Pertama Kali
26 Bagian 26 Dia Putra Ku
27 Bagian 27 Bertemu Kakek
28 Bagian 28 Mendekat
29 Bagian 29 Perhatian
30 Bagian 30 Dimas
31 Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32 Bagian 32 Terimakasih
33 Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34 Bagian 34 Kakek Bima
35 Bagian 35 Keputusan
36 Bagian 36 Mencari
37 Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38 Bagian 38 Mama Tania
39 Bagian 39 Permainan Si Manis
40 Bagian 40 Sudah Pasti
41 Bagian 41 Gelisah
42 Bagian 42 Tampak Berbeda
43 Bagian 43 Bersama
44 Bagian 44 Senandung Si Manis
45 Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46 Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47 Bagian 47 Dilema Orang Tua
48 Bagian 48 Kau Kuat
49 Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50 Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51 Bagian 51 Mantan Suami?
52 Bagian 52 Temuan
53 Bagian 53 Si Manis Marah?
54 Bagian 54 Kau Marah?
55 Bagian 55 Jadi Begitu
56 Bagian 56 Pak Marwan
57 Bagian 57 Bertemu Camer
58 Bagian 58 Menang
59 Bagian 59 Rumah Tania
60 Bagian 60 Keinginan Si Manis
61 Bagian 61 Kedok
62 Bagian 62 Rasa Syukur
63 Bagian 63 Hubungan
64 Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65 Bagian 65 Bagaimana Ini?
66 Bagian 66 Ketemu
67 Bagian 67 Zaki
68 Bagian 68 Akhir Zaki
69 Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70 Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71 Bagian 71 Apa Ini?
72 Bagian 72 Mengharukan
73 Bagian 73 Mahardika
74 Bagian 74 Dia Ya?
75 Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76 Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77 Bagian 77 Kabar Baik
78 Bagian 78 Kembali Pulang
79 Bagian 79 Kau Kembali
80 Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81 Bagian 81 Hiks...hiks...
82 Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83 Bagian 83 Astaga!!!
84 Bagian 84 Ragu
85 Bagian 85 Selesaikan
86 Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87 Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88 Bagian 88 Bertemu
89 Bagian 89 Peringatan
90 Bagian 90 Ugh!!!
91 Bagian 91 Rumah Sakit
92 Bagian 92 Mengikhlaskan
93 Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94 Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95 Bagian 95 Wina
96 Bagian 96 Menemui Dika
97 Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98 Bagian 98 Kediaman Gunadi
99 Bagian 99 Pukulan Dimas
100 Bagian 100 Nasehat
101 Bagian 101 Luka
102 Bagian 102 Meminta Kesempatan
103 Bagian 103 Senyum Dan Benci
104 Bagian 104 Saling Berhubungan
105 Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106 Bagian 106 Kemana Mama?
107 Bagian 107 Pencarian Mama
108 Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109 Bagian 109 Malam Badai
110 Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111 Bagian 111 Sudah Ku Duga
112 Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113 Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114 Bagian 114 Brengsek!!!
115 Bagian 115 Berdiskusi
116 Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117 Bagian 117 Teman
118 Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119 Bagian 119 Cinta
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bagian 1 Tania
2
Bagian 2 Tiga Bintang
3
Bagian 3 Sang Idola
4
Bagian 4 Pria Manis
5
Bagian 5 Kedekatan
6
Bagian 6 Mama Sakit?
7
Bagian 7 Khawatir
8
Bagian 8 Fan Boy
9
Bagian 9 Pantai
10
Bagian 10 Sayang Mama
11
Bagian 11 Cinta
12
Bagian 12 Romi
13
Bagian 13 Menghadiri Pesta
14
Bagian 14 Tak Terduga
15
Bagian 15 Maaf
16
Bagian 16 Makan Siang
17
Bagian 17 Tak Sengaja
18
Bagian 18 Kebetulan
19
Bagian 19 Indra Keluar
20
Bagian 20 Si Kampret
21
Bagian 21 Sampul Yang Manis
22
Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23
Bagian 23 Bu Miski
24
Bagian 24 David
25
Bagian 25 Pertama Kali
26
Bagian 26 Dia Putra Ku
27
Bagian 27 Bertemu Kakek
28
Bagian 28 Mendekat
29
Bagian 29 Perhatian
30
Bagian 30 Dimas
31
Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32
Bagian 32 Terimakasih
33
Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34
Bagian 34 Kakek Bima
35
Bagian 35 Keputusan
36
Bagian 36 Mencari
37
Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38
Bagian 38 Mama Tania
39
Bagian 39 Permainan Si Manis
40
Bagian 40 Sudah Pasti
41
Bagian 41 Gelisah
42
Bagian 42 Tampak Berbeda
43
Bagian 43 Bersama
44
Bagian 44 Senandung Si Manis
45
Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46
Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47
Bagian 47 Dilema Orang Tua
48
Bagian 48 Kau Kuat
49
Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50
Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51
Bagian 51 Mantan Suami?
52
Bagian 52 Temuan
53
Bagian 53 Si Manis Marah?
54
Bagian 54 Kau Marah?
55
Bagian 55 Jadi Begitu
56
Bagian 56 Pak Marwan
57
Bagian 57 Bertemu Camer
58
Bagian 58 Menang
59
Bagian 59 Rumah Tania
60
Bagian 60 Keinginan Si Manis
61
Bagian 61 Kedok
62
Bagian 62 Rasa Syukur
63
Bagian 63 Hubungan
64
Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65
Bagian 65 Bagaimana Ini?
66
Bagian 66 Ketemu
67
Bagian 67 Zaki
68
Bagian 68 Akhir Zaki
69
Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70
Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71
Bagian 71 Apa Ini?
72
Bagian 72 Mengharukan
73
Bagian 73 Mahardika
74
Bagian 74 Dia Ya?
75
Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76
Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77
Bagian 77 Kabar Baik
78
Bagian 78 Kembali Pulang
79
Bagian 79 Kau Kembali
80
Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81
Bagian 81 Hiks...hiks...
82
Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83
Bagian 83 Astaga!!!
84
Bagian 84 Ragu
85
Bagian 85 Selesaikan
86
Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87
Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88
Bagian 88 Bertemu
89
Bagian 89 Peringatan
90
Bagian 90 Ugh!!!
91
Bagian 91 Rumah Sakit
92
Bagian 92 Mengikhlaskan
93
Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94
Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95
Bagian 95 Wina
96
Bagian 96 Menemui Dika
97
Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98
Bagian 98 Kediaman Gunadi
99
Bagian 99 Pukulan Dimas
100
Bagian 100 Nasehat
101
Bagian 101 Luka
102
Bagian 102 Meminta Kesempatan
103
Bagian 103 Senyum Dan Benci
104
Bagian 104 Saling Berhubungan
105
Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106
Bagian 106 Kemana Mama?
107
Bagian 107 Pencarian Mama
108
Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109
Bagian 109 Malam Badai
110
Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111
Bagian 111 Sudah Ku Duga
112
Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113
Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114
Bagian 114 Brengsek!!!
115
Bagian 115 Berdiskusi
116
Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117
Bagian 117 Teman
118
Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119
Bagian 119 Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!