Malam hari hujan deras disertai guntur dan petir saling beradu di langit, membuat suasana dingin nan mencekam bagi sebagian insan, ada yang memiliki kenangan buruk dengan hujan deras di sertai petir atau sekedar ketakutan yang alami.
David yang sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah dengan di jemput supir setelah sebelumnya ia baru saja selesai latihan basket, melihat keadaan malam dengan hujan deras yang di sertai guntur dan petir membuatnya seketika teringat indra.
" pak.. apa dimas dirumah?" tanya david pada supirnya
" tidak tuan... tuan muda dimas sudah pergi bekerja sejak sore" jawab pak supir
" jadi indra sendirian dirumah.. di cuaca seperti ini pasti dia sangat takut" gumam david
" lebih cepat pak.. indra sendirian di rumah" ucap david yang mencemaskan saudaranya itu
" baik tuan muda" balas pak supir
🌹
" david... david..." indra memanggil-manggil david, masih menutupi dirinya dengan selimut, meskipun kepala pelayan sudah masuk ke kamarnya dan memanggil-manggilnya namun indra tak berkutik sama sekali
" indra... indra..." teriak david yang baru tiba di rumah dan menuju kamar indra untuk memeriksanya
" tuan muda indra ada di kamarnya tuan muda" ucap pelayan
" pak muklis sudah ada disana tuan muda" lanjut pelayan itu memberitahukan
David segera menuju kamar indra dan segera masuk ia bergegas mendekati indra yang menutupi dirinya dengan selimut sembari bergumam terus memanggil david
" tuan muda david..." ucap pao muklis setelah melihat david masuk
" tidak apa pak.. biar saya yang tangani... bapak istirahat saja" ucap david pada pak muklis
" baik tuan muda.. saya permisi dulu" balas pao muklis yang pamit undur diri
" indra..." ucap david dengan lembut sembari menyentuh kepala indra yang masih tertutup selimut, mendengar suara david indra langsung mengeluarkan kepalanya untuk memastikan apakah itu benar david
" david..." indra langsung memeluk david
" aku takut..." ucap indra memeluk david dengan erat
" tidak apa-apa aku disini... tidak ada yang akan terjadi.." balas david sembari mengelus rambut indra seperti anak kecil
" indra sudah dewasa masa masih takut dengan petir dan guntur" ucap david berusaha membuat indra tenang
" suaranya itu mengerikan" balas indra yang masih belum melepaskan pelukannya pada david, dari dulu saat di panti juga indra sangat manja dengan david dan dimas
" nah sudah ya... itu hanya fenomena alam tidak ada yang akan terjadi" ucap david, indra yang mendengarnya mengangguk tanda ia mengerti meskipun ia tetap saja takut
" kau sudah makan malam?" tanya david, indra menggeleng
" ayo kita makan malam dulu" ajak david, indra mengangguk
" aku mandi dulu.. tunggu aku di meja makan ya" ucap david
" aku takut" ucap indra tak ingin melepaskan david
" indra... tidak ada yang akan terjadi" ucap david dengan lembut
" ya sudah ayo ikut ke kamar ku dan tunggu disana hingga aku selesai mandi dan kita akan turun bersama" ucap david, melihat indra yang tak ingin di tinggal, indra mengangguk
Indra mengikuti david ke kamarnya, cuaca diluar masih belum membaik tampak hujan semakin deras
" tunggu disini aku akan selesai dengan cepat" ucap david meminta indra menunggunya di dalam kamarnya saja agar indra tak terlalu takut, indra mengangguk
Malam berlalu begitu saja setelah hujan reda serta petir dan guntur juga telah hilang, indra tak lagi merasa takut dan tidur nyenyak hingga pagi di kamarnya sendiri, sekitar pukul sebelas malam dimasa baru kembali dari tempatnya bekerja, dan langsung istirahat karena merasa lelah.
🌹
" tadi malam cuacanya sangat kurang bagus ya" ucap dimas pada david yang saat ini mereka sedang menunggu indra di meja makan untuk sarapan, tania baru kembali besok hingga hanya mereka bertiga yang sarapan pagi ini
" cukup parah... aku juga baru kembali saat hujan deras" balas david
" jadi indra sendirian di rumah?" ucap dimas
" iya... saat aku tiba dia menutup dirinya dengan selimut" balas david
" dia masih takut suara petir dan guntur ya?" balas dimas
" sepertinya begitu" balas david
" pagi semuanya...." sapa indra datang dengan ceria
" pagi" balas keduanya secara bersamaan
" katanya semalam ada yang ketakutan nih..." dimas meledek indra
" dimas..." indra memanyunkan bibirnya mendengar ejekan dimas, ia pun memilih langsung duduk
" apa dia memelukmu lagi david?" tanya dimas dengan maksud meledek
" sangat erat" balas david yang malah ikut-ikutan
" dia bahkan mengikutiku ke kamar" lanjut david
" benarkah... gawat dong.. masa udah gede masih penakut" lanjut dimas masih meledek indra yang kini bibirnya makin manyun
" dimas... aku benar-benar marah nih" ucap indra yang merajuk
" david juga" ucap indra menggembungkan wajahnya
" utututu...." dimas malah menoel pipi indra yang menggembung
" iya deh iya... aku minta maaf" ucap dimas agar indra berhenti merajuk
" aku juga minta maaf" timpal david, indra sudah mengembalikan senyumnya, entah mengapa kedua saudaranya sangat suka meledek dirinya.
Indra akan muali sarapan namun dimas malah meledeknya lagi
" dia berani mukul preman tapi malah takut sama gledek... hufttt" dimas menahan tawanya setelah mulai meledek indra lagi
" dimas..." ucap indra
" sudah-sudah ayo sarapan kita harus segera le sekolah" ucap david yang kali ini memilih menengahi
Semuanya mulai sarapan dengan tenang, hingga mereka selesai dan akan berangkat ke sekolah
" david..." dimas menirukan suara indra dan memeluk david, sepertinya dimas masih belum selesai meledek indra
" dimas..." indra marah tapi lebih terlihat seperti anak kecil yang tak dibelikan permen oleh ibunya
" david takut..." ucap dimas semakin erat memeluk david, jelas saja ia meledek indra, david malah tersenyum melihat indra yang merajuk seperti anak kecil, menurutnya itu lucu
" aku ngak mau duduk di sebelah dimas" ucap indra, yang biasanya ia duduk di tengah
" david takut..." dimas masih meledek indra
" miow...miow.. david takut" dimas malah berlagak seperti anak kucing dan meminta perhatian david
" hufh..." indra memalingkan wajahnya, ia masih merajuk pada dimas
" dimas sudahlah..." david meminta dimas berhenti meledek indra
Ketiganya memang kerap bercanda, mereka sangat dekat meskipun bukan saudara kandung, diketahui bahwa david dan dimas sudah lebih dulu berteman sebelum ibu panti membawa indra yang akhirnya mereka bertiga menjadi akrab, hingga kini mereka menjadi saudara setelah di angkat anak oleh tania.
Bersambung....
Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments