Bagian 5 Kedekatan

Malam hari hujan deras disertai guntur dan petir saling beradu di langit, membuat suasana dingin nan mencekam bagi sebagian insan, ada yang memiliki kenangan buruk dengan hujan deras di sertai petir atau sekedar ketakutan yang alami.

David yang sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah dengan di jemput supir setelah sebelumnya ia baru saja selesai latihan basket, melihat keadaan malam dengan hujan deras yang di sertai guntur dan petir membuatnya seketika teringat indra.

" pak.. apa dimas dirumah?" tanya david pada supirnya

" tidak tuan... tuan muda dimas sudah pergi bekerja sejak sore" jawab pak supir

" jadi indra sendirian dirumah.. di cuaca seperti ini pasti dia sangat takut" gumam david

" lebih cepat pak.. indra sendirian di rumah" ucap david yang mencemaskan saudaranya itu

" baik tuan muda" balas pak supir

🌹

" david... david..." indra memanggil-manggil david, masih menutupi dirinya dengan selimut, meskipun kepala pelayan sudah masuk ke kamarnya dan memanggil-manggilnya namun indra tak berkutik sama sekali

" indra... indra..." teriak david yang baru tiba di rumah dan menuju kamar indra untuk memeriksanya

" tuan muda indra ada di kamarnya tuan muda" ucap pelayan

" pak muklis sudah ada disana tuan muda" lanjut pelayan itu memberitahukan

David segera menuju kamar indra dan segera masuk ia bergegas mendekati indra yang menutupi dirinya dengan selimut sembari bergumam terus memanggil david

" tuan muda david..." ucap pao muklis setelah melihat david masuk

" tidak apa pak.. biar saya yang tangani... bapak istirahat saja" ucap david pada pak muklis

" baik tuan muda.. saya permisi dulu" balas pao muklis yang pamit undur diri

" indra..." ucap david dengan lembut sembari menyentuh kepala indra yang masih tertutup selimut, mendengar suara david indra langsung mengeluarkan kepalanya untuk memastikan apakah itu benar david

" david..." indra langsung memeluk david

" aku takut..." ucap indra memeluk david dengan erat

" tidak apa-apa aku disini... tidak ada yang akan terjadi.." balas david sembari mengelus rambut indra seperti anak kecil

" indra sudah dewasa masa masih takut dengan petir dan guntur" ucap david berusaha membuat indra tenang

" suaranya itu mengerikan" balas indra yang masih belum melepaskan pelukannya pada david, dari dulu saat di panti juga indra sangat manja dengan david dan dimas

" nah sudah ya... itu hanya fenomena alam tidak ada yang akan terjadi" ucap david, indra yang mendengarnya mengangguk tanda ia mengerti meskipun ia tetap saja takut

" kau sudah makan malam?" tanya david, indra menggeleng

" ayo kita makan malam dulu" ajak david, indra mengangguk

" aku mandi dulu.. tunggu aku di meja makan ya" ucap david

" aku takut" ucap indra tak ingin melepaskan david

" indra... tidak ada yang akan terjadi" ucap david dengan lembut

" ya sudah ayo ikut ke kamar ku dan tunggu disana hingga aku selesai mandi dan kita akan turun bersama" ucap david, melihat indra yang tak ingin di tinggal, indra mengangguk

Indra mengikuti david ke kamarnya, cuaca diluar masih belum membaik tampak hujan semakin deras

" tunggu disini aku akan selesai dengan cepat" ucap david meminta indra menunggunya di dalam kamarnya saja agar indra tak terlalu takut, indra mengangguk

Malam berlalu begitu saja setelah hujan reda serta petir dan guntur juga telah hilang, indra tak lagi merasa takut dan tidur nyenyak hingga pagi di kamarnya sendiri, sekitar pukul sebelas malam dimasa baru kembali dari tempatnya bekerja, dan langsung istirahat karena merasa lelah.

🌹

" tadi malam cuacanya sangat kurang bagus ya" ucap dimas pada david yang saat ini mereka sedang menunggu indra di meja makan untuk sarapan, tania baru kembali besok hingga hanya mereka bertiga yang sarapan pagi ini

" cukup parah... aku juga baru kembali saat hujan deras" balas david

" jadi indra sendirian di rumah?" ucap dimas

" iya... saat aku tiba dia menutup dirinya dengan selimut" balas david

" dia masih takut suara petir dan guntur ya?" balas dimas

" sepertinya begitu" balas david

" pagi semuanya...." sapa indra datang dengan ceria

" pagi" balas keduanya secara bersamaan

" katanya semalam ada yang ketakutan nih..." dimas meledek indra

" dimas..." indra memanyunkan bibirnya mendengar ejekan dimas, ia pun memilih langsung duduk

" apa dia memelukmu lagi david?" tanya dimas dengan maksud meledek

" sangat erat" balas david yang malah ikut-ikutan

" dia bahkan mengikutiku ke kamar" lanjut david

" benarkah... gawat dong.. masa udah gede masih penakut" lanjut dimas masih meledek indra yang kini bibirnya makin manyun

" dimas... aku benar-benar marah nih" ucap indra yang merajuk

" david juga" ucap indra menggembungkan wajahnya

" utututu...." dimas malah menoel pipi indra yang menggembung

" iya deh iya... aku minta maaf" ucap dimas agar indra berhenti merajuk

" aku juga minta maaf" timpal david, indra sudah mengembalikan senyumnya, entah mengapa kedua saudaranya sangat suka meledek dirinya.

Indra akan muali sarapan namun dimas malah meledeknya lagi

" dia berani mukul preman tapi malah takut sama gledek... hufttt" dimas menahan tawanya setelah mulai meledek indra lagi

" dimas..." ucap indra

" sudah-sudah ayo sarapan kita harus segera le sekolah" ucap david yang kali ini memilih menengahi

Semuanya mulai sarapan dengan tenang, hingga mereka selesai dan akan berangkat ke sekolah

" david..." dimas menirukan suara indra dan memeluk david, sepertinya dimas masih belum selesai meledek indra

" dimas..." indra marah tapi lebih terlihat seperti anak kecil yang tak dibelikan permen oleh ibunya

" david takut..." ucap dimas semakin erat memeluk david, jelas saja ia meledek indra, david malah tersenyum melihat indra yang merajuk seperti anak kecil, menurutnya itu lucu

" aku ngak mau duduk di sebelah dimas" ucap indra, yang biasanya ia duduk di tengah

" david takut..." dimas masih meledek indra

" miow...miow.. david takut" dimas malah berlagak seperti anak kucing dan meminta perhatian david

" hufh..." indra memalingkan wajahnya, ia masih merajuk pada dimas

" dimas sudahlah..." david meminta dimas berhenti meledek indra

Ketiganya memang kerap bercanda, mereka sangat dekat meskipun bukan saudara kandung, diketahui bahwa david dan dimas sudah lebih dulu berteman sebelum ibu panti membawa indra yang akhirnya mereka bertiga menjadi akrab, hingga kini mereka menjadi saudara setelah di angkat anak oleh tania.

Bersambung....

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Episodes
1 Bagian 1 Tania
2 Bagian 2 Tiga Bintang
3 Bagian 3 Sang Idola
4 Bagian 4 Pria Manis
5 Bagian 5 Kedekatan
6 Bagian 6 Mama Sakit?
7 Bagian 7 Khawatir
8 Bagian 8 Fan Boy
9 Bagian 9 Pantai
10 Bagian 10 Sayang Mama
11 Bagian 11 Cinta
12 Bagian 12 Romi
13 Bagian 13 Menghadiri Pesta
14 Bagian 14 Tak Terduga
15 Bagian 15 Maaf
16 Bagian 16 Makan Siang
17 Bagian 17 Tak Sengaja
18 Bagian 18 Kebetulan
19 Bagian 19 Indra Keluar
20 Bagian 20 Si Kampret
21 Bagian 21 Sampul Yang Manis
22 Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23 Bagian 23 Bu Miski
24 Bagian 24 David
25 Bagian 25 Pertama Kali
26 Bagian 26 Dia Putra Ku
27 Bagian 27 Bertemu Kakek
28 Bagian 28 Mendekat
29 Bagian 29 Perhatian
30 Bagian 30 Dimas
31 Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32 Bagian 32 Terimakasih
33 Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34 Bagian 34 Kakek Bima
35 Bagian 35 Keputusan
36 Bagian 36 Mencari
37 Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38 Bagian 38 Mama Tania
39 Bagian 39 Permainan Si Manis
40 Bagian 40 Sudah Pasti
41 Bagian 41 Gelisah
42 Bagian 42 Tampak Berbeda
43 Bagian 43 Bersama
44 Bagian 44 Senandung Si Manis
45 Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46 Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47 Bagian 47 Dilema Orang Tua
48 Bagian 48 Kau Kuat
49 Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50 Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51 Bagian 51 Mantan Suami?
52 Bagian 52 Temuan
53 Bagian 53 Si Manis Marah?
54 Bagian 54 Kau Marah?
55 Bagian 55 Jadi Begitu
56 Bagian 56 Pak Marwan
57 Bagian 57 Bertemu Camer
58 Bagian 58 Menang
59 Bagian 59 Rumah Tania
60 Bagian 60 Keinginan Si Manis
61 Bagian 61 Kedok
62 Bagian 62 Rasa Syukur
63 Bagian 63 Hubungan
64 Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65 Bagian 65 Bagaimana Ini?
66 Bagian 66 Ketemu
67 Bagian 67 Zaki
68 Bagian 68 Akhir Zaki
69 Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70 Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71 Bagian 71 Apa Ini?
72 Bagian 72 Mengharukan
73 Bagian 73 Mahardika
74 Bagian 74 Dia Ya?
75 Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76 Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77 Bagian 77 Kabar Baik
78 Bagian 78 Kembali Pulang
79 Bagian 79 Kau Kembali
80 Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81 Bagian 81 Hiks...hiks...
82 Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83 Bagian 83 Astaga!!!
84 Bagian 84 Ragu
85 Bagian 85 Selesaikan
86 Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87 Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88 Bagian 88 Bertemu
89 Bagian 89 Peringatan
90 Bagian 90 Ugh!!!
91 Bagian 91 Rumah Sakit
92 Bagian 92 Mengikhlaskan
93 Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94 Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95 Bagian 95 Wina
96 Bagian 96 Menemui Dika
97 Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98 Bagian 98 Kediaman Gunadi
99 Bagian 99 Pukulan Dimas
100 Bagian 100 Nasehat
101 Bagian 101 Luka
102 Bagian 102 Meminta Kesempatan
103 Bagian 103 Senyum Dan Benci
104 Bagian 104 Saling Berhubungan
105 Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106 Bagian 106 Kemana Mama?
107 Bagian 107 Pencarian Mama
108 Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109 Bagian 109 Malam Badai
110 Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111 Bagian 111 Sudah Ku Duga
112 Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113 Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114 Bagian 114 Brengsek!!!
115 Bagian 115 Berdiskusi
116 Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117 Bagian 117 Teman
118 Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119 Bagian 119 Cinta
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bagian 1 Tania
2
Bagian 2 Tiga Bintang
3
Bagian 3 Sang Idola
4
Bagian 4 Pria Manis
5
Bagian 5 Kedekatan
6
Bagian 6 Mama Sakit?
7
Bagian 7 Khawatir
8
Bagian 8 Fan Boy
9
Bagian 9 Pantai
10
Bagian 10 Sayang Mama
11
Bagian 11 Cinta
12
Bagian 12 Romi
13
Bagian 13 Menghadiri Pesta
14
Bagian 14 Tak Terduga
15
Bagian 15 Maaf
16
Bagian 16 Makan Siang
17
Bagian 17 Tak Sengaja
18
Bagian 18 Kebetulan
19
Bagian 19 Indra Keluar
20
Bagian 20 Si Kampret
21
Bagian 21 Sampul Yang Manis
22
Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23
Bagian 23 Bu Miski
24
Bagian 24 David
25
Bagian 25 Pertama Kali
26
Bagian 26 Dia Putra Ku
27
Bagian 27 Bertemu Kakek
28
Bagian 28 Mendekat
29
Bagian 29 Perhatian
30
Bagian 30 Dimas
31
Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32
Bagian 32 Terimakasih
33
Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34
Bagian 34 Kakek Bima
35
Bagian 35 Keputusan
36
Bagian 36 Mencari
37
Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38
Bagian 38 Mama Tania
39
Bagian 39 Permainan Si Manis
40
Bagian 40 Sudah Pasti
41
Bagian 41 Gelisah
42
Bagian 42 Tampak Berbeda
43
Bagian 43 Bersama
44
Bagian 44 Senandung Si Manis
45
Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46
Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47
Bagian 47 Dilema Orang Tua
48
Bagian 48 Kau Kuat
49
Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50
Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51
Bagian 51 Mantan Suami?
52
Bagian 52 Temuan
53
Bagian 53 Si Manis Marah?
54
Bagian 54 Kau Marah?
55
Bagian 55 Jadi Begitu
56
Bagian 56 Pak Marwan
57
Bagian 57 Bertemu Camer
58
Bagian 58 Menang
59
Bagian 59 Rumah Tania
60
Bagian 60 Keinginan Si Manis
61
Bagian 61 Kedok
62
Bagian 62 Rasa Syukur
63
Bagian 63 Hubungan
64
Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65
Bagian 65 Bagaimana Ini?
66
Bagian 66 Ketemu
67
Bagian 67 Zaki
68
Bagian 68 Akhir Zaki
69
Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70
Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71
Bagian 71 Apa Ini?
72
Bagian 72 Mengharukan
73
Bagian 73 Mahardika
74
Bagian 74 Dia Ya?
75
Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76
Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77
Bagian 77 Kabar Baik
78
Bagian 78 Kembali Pulang
79
Bagian 79 Kau Kembali
80
Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81
Bagian 81 Hiks...hiks...
82
Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83
Bagian 83 Astaga!!!
84
Bagian 84 Ragu
85
Bagian 85 Selesaikan
86
Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87
Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88
Bagian 88 Bertemu
89
Bagian 89 Peringatan
90
Bagian 90 Ugh!!!
91
Bagian 91 Rumah Sakit
92
Bagian 92 Mengikhlaskan
93
Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94
Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95
Bagian 95 Wina
96
Bagian 96 Menemui Dika
97
Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98
Bagian 98 Kediaman Gunadi
99
Bagian 99 Pukulan Dimas
100
Bagian 100 Nasehat
101
Bagian 101 Luka
102
Bagian 102 Meminta Kesempatan
103
Bagian 103 Senyum Dan Benci
104
Bagian 104 Saling Berhubungan
105
Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106
Bagian 106 Kemana Mama?
107
Bagian 107 Pencarian Mama
108
Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109
Bagian 109 Malam Badai
110
Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111
Bagian 111 Sudah Ku Duga
112
Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113
Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114
Bagian 114 Brengsek!!!
115
Bagian 115 Berdiskusi
116
Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117
Bagian 117 Teman
118
Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119
Bagian 119 Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!