Bagian 3 Sang Idola

Di SMA TAWAR, dimas yang merupakan salah satu dari tiga bintang, pria itu terkenal lebih fleksibel dari pada saudaranya, dimana itu dapat dilihat dari caranya berinteraksi dengan para fansnya, dimas kerap menanggapi fansnya baik itu fan girl maupun fan boy, selama mereka tak bertindak melewati batas itu tak masalah bagi dimas, tentu saja pria ini tak sendiri ia juga punya sahabat yang ia kenal sejak pertama kali masuk SMA yang bernama diki, dimana sikap diki ini berkebalikan dengan sikap sahabat david yang cerewet, diki cenderung lebih pendiam dan entah kenapa ia bisa cocok dengan dimas

" dim..." panggil diki yang saat ini mereka sedang makan di kantin

" hm?" balas dimas mengangkat wajahnya yang sedari tadi ia sedang memakan semangkuk mie

" ni kantin penuh sama fans lo deh" ucap diki yang melihat sekelilingnya kebanyakan yang ada di kantin adalah fans dimas

" ya terus?" tanya dimas yang sempat-sempatnya melambai pada fansnya yang sedang menikmati makanan mereka juga, tentu saja sembari menikmati ketampanan dari salah satu idola sekolah, bagi para fans itu hitung-hitung cuci mata, perut kenyang mata pun segar.

" masih sempat-sempatnya gitu" diki menutup wajahnya melihat kelakuan dimas yang menurutnya ngak banget

" dik.." panggil dimas yang melihat temannya itu diam saja sekarang

" hm? jawab diki

" gimana kalau aku manfaatin aja para fans ku ini.. lumayankan buay senang-senang" ucap dimas sembari membuat wajah nakal

" gila ya!!" diki terkejut hingga tak sengaja mengebrak meja

" hahaha... becanda dik... duduk dulu aku cuma becanda" dimas tertawa senang melihat ekspresi diki

" ngak aku udah kenyang" ucap diki menyudahi makannya

" eh tunggu dong dik" ucap dimas yang juga menyudahi makannya

" para fansku.. dimas udah kenyang nih balik kelas duluan ya.. kalian lanjut makan aja.. dah" sebelum pergi dimas berteriak di kantin di khususkan untuk para fans nya sembari membentuk tanda cinta dengan tangannya dan melambai sebelum pergi dari kantin, tentu saja itu membuat para fans senang dan histeris

" selalu saja tidak tenang jika dia ada di kantin" gerutu seorang wanita yang bernama reni, tampaknya reni tak terlalu menyukai keributan yang di sebabkan oleh dimas

" kamu kenapa sih reni... aku perhatikan kayaknya kamu ngak suka banget sama dimas, padahal dia salah satu dari tiga bintang" ucap teman reni

" tiga bintang apanya.. mereka cuma sekumpulan anak orang kaya yang tidak berguna jika bukan karena uang orang tuannya" balas reni dengan raut muka yang sangat jelas bahwa ia tak suka dengan dimas dan dua lainnya

" wah dimas baik banget ya, udah ganteng, pinter, baik lagi" salah satu fan girl dimas berbicara dengan temannya

" oiya hari ini dimas bakal kerjakan di restoran XX" celetuk fans lainnya

" wah dia juga rajin ya... tambah sayang deh sama dimas" balas fans lainnya, pembicaraan mereka tentu saja terdengar oleh reni dan temannya itu.

" paling juga cari sensasi" celetuk reni, sepertinya ketidak sukaannya sudah mendalam

Dimas dan diki yang sedang dalam perjalanan menuju kelas mereka, tak sengaja berpapasan dengan anggota osis yang di ketahui bahwa ia juga kurang suka dengan dimas, tentu saja alasannya karena kala populer, diki yang melihat tatapan sinis pria itu menjadi tak nyaman

" grep!! jangan di ladenin" diki memengang lengan dimas, takut jika pria itu terprovokasi

" siapa juga yang mau ladenin" balas dimas yang juga tak mau memulai keributan

" hari ini kau kerja lagi?" tanya diki

" iya.. dari sore sampe malam...hitung-hitung belajar" balas dimas

" iya aku paham maksudmu" balas diki

Saat tiba di depan pintu masuk kelas, dimas berpapasan dengan david dan santi yang kelasnya tepat berada di sebelah kelas dimas

"yo..." sapa dimas pada david sembari mengangkat tangannya dan david membalas dengan mengangkat wajahnya

" hai dimas..." sapa santi yang berada di sebelah david

" hai santi.." balas dimas dengan ramah

" kantin sesak gara-gara fans mu lagi ya" santi menggoda dimas

" mau gimana lagi.. kau tau aku sangat tampan kan" balas dimas sembari berpose tampan

" hahaha.. bener tuh aku setuju" santi sependapat dengan dimas, sementara david dan diki hanya menggelengkan kepalanya melihat kalakuan teman mereka

" kita masuk duluan" ucap dimas pada david yang di balas anggukan oleh david

" dah santi" pamit dimas

" dah orang ganteng" balas santi yang membuat keduanya menahan tawa

Jam pelajaran kembali dimulai, para siswa mengikutinya dengan sungguh-sungguh.

Waktu berlalu begitu saja hingga tak terasa bel berbunyi pertanda waktu belajar mengajar pada hari itu telah usai, para siswa berhamburan keluar kelas dan akan pulang, ada yang di jemput, ada yang berjalan kaki, ada pula yang naik angkutan umum.

Seperti halnya tiga bintang yang di jemput oleh supir kepercayaan ibundanya, pak supir yang sedang menunggu di parkiran, tak lama ketiganya tiba di parkiran, dua di antaranya masuk mobil namun tidak dengan david

" tuan david tidak ikut pulang?" tanya pak supir yang melihat david tak masuk mobil

" saya masih ada latihan basket setelah ini... saat saya pulang nanti saya akan menghubungi bapak" jawab david

" baik tuan" balas pao supir

" dah.. kami pulang ya" indra melambaikan tangan pada david yang dibalas oleh david

Mobil pun melaju meninggalkan parkiran sekolah, menyisakan david yang masih berdiri disana, setelahnya david beranjak dari sana menuju ruang klub basket yang disana santi juga ada.

" bruk!!!" tak sengaja tubuh david di tabrak seorang gadis yang sedang berlari namun tak melihat kedapan

" gerp!!" david menangkap tubuh gadis itu agar tak menyentuh lantai, pandangan mereka bertemu saling memikat dan mengagumi, cukup lama mereka dalam posisi sedekat itu hingga david menyadarkan dirinya

" ehem!!" david berdeham agar gadis itu tersadar juga

" eh.. maaf" sontak gadis itu melepaskan diri dari pelukan david dan berdiri dwngay benar

" maaf ya david aku ngak liat kamu" lanjut gadia itu dengan rasa malu

" lain kali hati-hati wina" balas david pada gadia itu yang diketahui bernama wina

" iya.. hehehe" balas wina

" mau kemana nih?" tanya wina

" klub basket" balas david singkat

" oh.. ya udah aku juga mau balik dulu ya udah di jemput nih" ucap wina pamit yang di balas anggukan oleh david, gadia itupun pergi meninggalkan david yang juga melanjutkan langkahnya menuju ruang klub basket.

Wina... gadis cantik dan pintar, berkulit putih bersih, bibir tipis dan merona, hidup standar, manik mata berwarna coklat, tidak terlalu tinggi dan memiliki bentuk tubuh yang indah dan ideal, wina adalah teman sekelas david.

Bersambung...

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Episodes
1 Bagian 1 Tania
2 Bagian 2 Tiga Bintang
3 Bagian 3 Sang Idola
4 Bagian 4 Pria Manis
5 Bagian 5 Kedekatan
6 Bagian 6 Mama Sakit?
7 Bagian 7 Khawatir
8 Bagian 8 Fan Boy
9 Bagian 9 Pantai
10 Bagian 10 Sayang Mama
11 Bagian 11 Cinta
12 Bagian 12 Romi
13 Bagian 13 Menghadiri Pesta
14 Bagian 14 Tak Terduga
15 Bagian 15 Maaf
16 Bagian 16 Makan Siang
17 Bagian 17 Tak Sengaja
18 Bagian 18 Kebetulan
19 Bagian 19 Indra Keluar
20 Bagian 20 Si Kampret
21 Bagian 21 Sampul Yang Manis
22 Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23 Bagian 23 Bu Miski
24 Bagian 24 David
25 Bagian 25 Pertama Kali
26 Bagian 26 Dia Putra Ku
27 Bagian 27 Bertemu Kakek
28 Bagian 28 Mendekat
29 Bagian 29 Perhatian
30 Bagian 30 Dimas
31 Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32 Bagian 32 Terimakasih
33 Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34 Bagian 34 Kakek Bima
35 Bagian 35 Keputusan
36 Bagian 36 Mencari
37 Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38 Bagian 38 Mama Tania
39 Bagian 39 Permainan Si Manis
40 Bagian 40 Sudah Pasti
41 Bagian 41 Gelisah
42 Bagian 42 Tampak Berbeda
43 Bagian 43 Bersama
44 Bagian 44 Senandung Si Manis
45 Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46 Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47 Bagian 47 Dilema Orang Tua
48 Bagian 48 Kau Kuat
49 Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50 Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51 Bagian 51 Mantan Suami?
52 Bagian 52 Temuan
53 Bagian 53 Si Manis Marah?
54 Bagian 54 Kau Marah?
55 Bagian 55 Jadi Begitu
56 Bagian 56 Pak Marwan
57 Bagian 57 Bertemu Camer
58 Bagian 58 Menang
59 Bagian 59 Rumah Tania
60 Bagian 60 Keinginan Si Manis
61 Bagian 61 Kedok
62 Bagian 62 Rasa Syukur
63 Bagian 63 Hubungan
64 Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65 Bagian 65 Bagaimana Ini?
66 Bagian 66 Ketemu
67 Bagian 67 Zaki
68 Bagian 68 Akhir Zaki
69 Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70 Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71 Bagian 71 Apa Ini?
72 Bagian 72 Mengharukan
73 Bagian 73 Mahardika
74 Bagian 74 Dia Ya?
75 Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76 Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77 Bagian 77 Kabar Baik
78 Bagian 78 Kembali Pulang
79 Bagian 79 Kau Kembali
80 Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81 Bagian 81 Hiks...hiks...
82 Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83 Bagian 83 Astaga!!!
84 Bagian 84 Ragu
85 Bagian 85 Selesaikan
86 Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87 Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88 Bagian 88 Bertemu
89 Bagian 89 Peringatan
90 Bagian 90 Ugh!!!
91 Bagian 91 Rumah Sakit
92 Bagian 92 Mengikhlaskan
93 Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94 Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95 Bagian 95 Wina
96 Bagian 96 Menemui Dika
97 Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98 Bagian 98 Kediaman Gunadi
99 Bagian 99 Pukulan Dimas
100 Bagian 100 Nasehat
101 Bagian 101 Luka
102 Bagian 102 Meminta Kesempatan
103 Bagian 103 Senyum Dan Benci
104 Bagian 104 Saling Berhubungan
105 Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106 Bagian 106 Kemana Mama?
107 Bagian 107 Pencarian Mama
108 Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109 Bagian 109 Malam Badai
110 Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111 Bagian 111 Sudah Ku Duga
112 Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113 Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114 Bagian 114 Brengsek!!!
115 Bagian 115 Berdiskusi
116 Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117 Bagian 117 Teman
118 Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119 Bagian 119 Cinta
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bagian 1 Tania
2
Bagian 2 Tiga Bintang
3
Bagian 3 Sang Idola
4
Bagian 4 Pria Manis
5
Bagian 5 Kedekatan
6
Bagian 6 Mama Sakit?
7
Bagian 7 Khawatir
8
Bagian 8 Fan Boy
9
Bagian 9 Pantai
10
Bagian 10 Sayang Mama
11
Bagian 11 Cinta
12
Bagian 12 Romi
13
Bagian 13 Menghadiri Pesta
14
Bagian 14 Tak Terduga
15
Bagian 15 Maaf
16
Bagian 16 Makan Siang
17
Bagian 17 Tak Sengaja
18
Bagian 18 Kebetulan
19
Bagian 19 Indra Keluar
20
Bagian 20 Si Kampret
21
Bagian 21 Sampul Yang Manis
22
Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23
Bagian 23 Bu Miski
24
Bagian 24 David
25
Bagian 25 Pertama Kali
26
Bagian 26 Dia Putra Ku
27
Bagian 27 Bertemu Kakek
28
Bagian 28 Mendekat
29
Bagian 29 Perhatian
30
Bagian 30 Dimas
31
Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32
Bagian 32 Terimakasih
33
Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34
Bagian 34 Kakek Bima
35
Bagian 35 Keputusan
36
Bagian 36 Mencari
37
Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38
Bagian 38 Mama Tania
39
Bagian 39 Permainan Si Manis
40
Bagian 40 Sudah Pasti
41
Bagian 41 Gelisah
42
Bagian 42 Tampak Berbeda
43
Bagian 43 Bersama
44
Bagian 44 Senandung Si Manis
45
Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46
Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47
Bagian 47 Dilema Orang Tua
48
Bagian 48 Kau Kuat
49
Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50
Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51
Bagian 51 Mantan Suami?
52
Bagian 52 Temuan
53
Bagian 53 Si Manis Marah?
54
Bagian 54 Kau Marah?
55
Bagian 55 Jadi Begitu
56
Bagian 56 Pak Marwan
57
Bagian 57 Bertemu Camer
58
Bagian 58 Menang
59
Bagian 59 Rumah Tania
60
Bagian 60 Keinginan Si Manis
61
Bagian 61 Kedok
62
Bagian 62 Rasa Syukur
63
Bagian 63 Hubungan
64
Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65
Bagian 65 Bagaimana Ini?
66
Bagian 66 Ketemu
67
Bagian 67 Zaki
68
Bagian 68 Akhir Zaki
69
Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70
Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71
Bagian 71 Apa Ini?
72
Bagian 72 Mengharukan
73
Bagian 73 Mahardika
74
Bagian 74 Dia Ya?
75
Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76
Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77
Bagian 77 Kabar Baik
78
Bagian 78 Kembali Pulang
79
Bagian 79 Kau Kembali
80
Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81
Bagian 81 Hiks...hiks...
82
Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83
Bagian 83 Astaga!!!
84
Bagian 84 Ragu
85
Bagian 85 Selesaikan
86
Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87
Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88
Bagian 88 Bertemu
89
Bagian 89 Peringatan
90
Bagian 90 Ugh!!!
91
Bagian 91 Rumah Sakit
92
Bagian 92 Mengikhlaskan
93
Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94
Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95
Bagian 95 Wina
96
Bagian 96 Menemui Dika
97
Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98
Bagian 98 Kediaman Gunadi
99
Bagian 99 Pukulan Dimas
100
Bagian 100 Nasehat
101
Bagian 101 Luka
102
Bagian 102 Meminta Kesempatan
103
Bagian 103 Senyum Dan Benci
104
Bagian 104 Saling Berhubungan
105
Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106
Bagian 106 Kemana Mama?
107
Bagian 107 Pencarian Mama
108
Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109
Bagian 109 Malam Badai
110
Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111
Bagian 111 Sudah Ku Duga
112
Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113
Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114
Bagian 114 Brengsek!!!
115
Bagian 115 Berdiskusi
116
Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117
Bagian 117 Teman
118
Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119
Bagian 119 Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!