Bagian 7 Khawatir

Hari sudah sore namun dua dari tiga bintang belum tiba di rumah, hanya indra yang berada di rumah saat ini, meskipun ia khawatir dengan tania namun ia tak ingin berpikir berlebihan dan membiarkan tania istirahat, indra memilih untuk mengurusi tanamannya di rumah kaca, sembari menenangkan hati dan pikirannya akan tania.

" sedang sibuk ya?" terdengar suara seseorang yang sangat indra kenal mengajak berbicara, saat ini indra sedang mengurusi tanamannya di rumah kaca, segera ia pun menoleh keasal sumber suara dan mendapati tania berdiri disana

 " mamaaa..." ucap indra sedikit berteriak dan langsung menghampiri tania

" grep!!" pria manis itu langsung memeluk ibundanya seperti anak kecil saja

" ada apa denganmu?" tanya tania merasa heran dengan sikap indra yang langsung memeluknya, meskipun biasanya juga seperti ini namun kali ini sedikit berbeda

" mama baik-baik saja kan... mama tidak sakit kan?" tanya indra terlihat jelas pria manis ini khawatir

" mama baik-baik saja.. kenapa tiba-tiba bertanya begitu?" balas tania merasa heran

" saat aku pulang sekolah ku lihat mama tidur dan baru bangun sekarang, jadi aku khawatir mama sakit" ucap indra dengan manja dan cemas

" mama baik-baik saja... mama cuma sedikit lelah" balas tania diiringi senyum di wajahnya membuat indra tenang

" syukurlah kalau mama baik-baik saja" ucap indra

" indra kangen mama" ucap indra dengan manja kembali memeluk tania

" kamu ini seperti anak kecil saja mama kan baru pergi beberapa hari" balas tania yang gemas melihat tingkah indra yang manja

" hehehe..." indra malah tertawa kecil mendengar ucapan tania yang mengatainya anak kecil

" mama juga rindu kalian" balas tania sembari mengelus rambut indra

" david dan dimas dimana?" tanya tania

" david ada latihan basket... kalau dimas katanya kerja kelompok di rumah temannya" jawab indra, tania mengangguk tanda ia mengerti

" kalau indra sedang apa sekarang?" tanya tania

" memeriksa tanaman" balas indra

" mama boleh ikutan ya?" balas tania yang di balas anggukan oleh indra

Tania ikut berkebun bersama indra di rumah kaca, sembari indra menjelaskan tanaman apa saja yang ada disana.

Saat sedang asyik bersama indra di rumah kaca kedua bintang lainnya tiba di rumah secara bersamaan dan mereka melihat mobil tania terparkir di garasi

" mama sudah pulang ya?" gumam dimas

" baru pulang juga dim?" tanya david yang melihat dimas celingak-celinguk

" ah david?" ucap dimas setelah menoleh dan melihat david tepat di belakangnya

" iya nih baru selesai kerja kelompoknya" lanjut dimas

" kau juga baru pulang?" balik tanya dimas

" iya.. hari ini selesai lebih cepat" balas david

" itu mobil mama kan?" ucap david setelah melihat garasi dan mendapati mobil tania sudah ada di garasi

" sepertinya begitu" balas dimas

Keduanya masuk ke rumah hendak menemui tania

" pak muklis..." panggil dimas setelah melihat kepala pelayan itu melintas di sekitar sana

" saya tuan muda.." balas pak muklis mendekat

" mama sudah pulang ya?" tanya dimas

" sudah tuan muda.. sekarang nyonya besar sedang bersama tuan muda indra di ruang kaca" jawab pak muklis

" terimakasih pak" balas dimas

Keduanya langsung menuju ke rumah kaca setelah meletakkan tas mereka di sofa yang ada di ruang tengah.

" grep!!" dimas langsung memeluk tania dari belakang membuat perempuan tua itu kaget

" dimas..." ucap tania yang mengenali siapa yang memeluknya

" kok mama bisa tau sih?" tanya dimas kecewa padahal ia ingin mengerjai mamanya

" bagaimana mungkin mama tidak tau" balas tania

" mama kapan pulang?" tanya david sembari memberi pelukan pada tania juga, ketiga bintang itu meskipun sudah dewasa mereka masih saja suka memeluk tania dan bersikap manja, meskipun yang paling patah adalah indra.

" mama baru tiba tadi pagi" jawab tania

" indra kenapa tidak bilang kalau mama sudah pulang?" tanya dimas

" aku saja baru bertemu mama sekarang" ucap indra

" hah?" dimas mengeryitkan dahinya

" tadi pas aku pulang mama lagi tidur dan baru bangun sekarang" ucap indra

" mama tidur dari siang dan baru bangun sorw hari?" david memperjelas maksud indra

" iya... kata pak muklis mama sudah tidur sebelum aku pulang" lanjut indra

" mama tidak apa-apa.... apa mama sakit?" tanya dimas kini agak khawatir, pasalnya tidur siang bukanlah kebiasaan tania jadi hal ini cukup tak biasa bagi mereka

" mama baik-baik saja... cuma sedikit lelah" balas tania

" ya sudah mama lanjut istirahat saja" ucap david

" sekarang sudah baik-baik saja" balas tania meyakinkan

" tidak.. mama harus istirahat lagi sekarang" ucap david bersikeras yang di setujui oleh dua lainnya

Tak ingin membuat anak-anaknya khawatir tania menuruti kemauan mereka dan kini ia di antara langsung oleh ketiga putranya untuk beristirahat

" mama benar-benar baik-baik saja" ucap tania

" mama harus istirahat" jawab david bersikeras

" iya mama harus istirahat" timpal dimas yang juga di setujui indra

Setelahnya mereka duduk di ruang tengah membahas soal tania yang menurut mereka sedang tidak baik-baik saja

" mama kenapa ya?" tanya dimas

" pas aku balik.. aku ketemu om raffa dan dia bilang mama kecapean aja dan lagi istirahat" jelas indra

" apa rencana ke pantainya kita batalin aja ya?" tanya dimas soal merayakan anniversary mereka di pantai yang juga di setujui david, tanggalnya sangat pas dengan akhir pekan

" sepertinya begitu..." balas david

" mau gimana lagi.. kalau mama sakit kita juga ngak tenang" ucap indra

" aku sudah panggil dokter, sebentar lagi juga sampai" ucap david, dua lainnya mengangguk tanda mereka mengerti

Tak berapa lama dokter yang di panggil tiba, dengan segera dokter memeriksa kesehatan tania

" bagaimana keadaan mama dokter?" tanya david tampak cemas

" ibu tania baik-baik saja... beliau hanya sedikit kelelahan dan akan pulih setelah istirahat yang cukup" jelas dokter

" fyuh..." ketiganya bernafas lega mendengar penjelasan dokter

" mama kan sudah bilang tidak perlu panggil dokter.. mama cuma kecapean setelah istirahat juga pulih" ucap tania

" tetap saja kita khawatir ma" balas dimas

" saya akan resepkan vitamin untuk ibu tania" ucap dokter

" jangan lupa di minum... dan jaga pola tidur ibu juga" ucap dokter

" baik dokter terimakasih" balas david

" kalau begitu saya permisi dulu" pamit dokter

" pak muklis tolong antar pak dokter keluar" perintah david pada pak muklis yang di balas anggukan oleh pria itu

" tuh kan mama harus jaga kesehatan mama" ucap dimas yang duduk tepat di sebelah tania yang masih berbaring karena tak di biarkan bangun oleh ketiga putranya

" mama baik-baik saja" balas tania masih bersikeras

Ketiganya menunggu hingga tania tertidur lagi setelah minum vitamin, mereka memastikan bahwa mamanya benar-benar istirahat dengan baik.

Bersambung...

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Episodes
1 Bagian 1 Tania
2 Bagian 2 Tiga Bintang
3 Bagian 3 Sang Idola
4 Bagian 4 Pria Manis
5 Bagian 5 Kedekatan
6 Bagian 6 Mama Sakit?
7 Bagian 7 Khawatir
8 Bagian 8 Fan Boy
9 Bagian 9 Pantai
10 Bagian 10 Sayang Mama
11 Bagian 11 Cinta
12 Bagian 12 Romi
13 Bagian 13 Menghadiri Pesta
14 Bagian 14 Tak Terduga
15 Bagian 15 Maaf
16 Bagian 16 Makan Siang
17 Bagian 17 Tak Sengaja
18 Bagian 18 Kebetulan
19 Bagian 19 Indra Keluar
20 Bagian 20 Si Kampret
21 Bagian 21 Sampul Yang Manis
22 Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23 Bagian 23 Bu Miski
24 Bagian 24 David
25 Bagian 25 Pertama Kali
26 Bagian 26 Dia Putra Ku
27 Bagian 27 Bertemu Kakek
28 Bagian 28 Mendekat
29 Bagian 29 Perhatian
30 Bagian 30 Dimas
31 Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32 Bagian 32 Terimakasih
33 Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34 Bagian 34 Kakek Bima
35 Bagian 35 Keputusan
36 Bagian 36 Mencari
37 Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38 Bagian 38 Mama Tania
39 Bagian 39 Permainan Si Manis
40 Bagian 40 Sudah Pasti
41 Bagian 41 Gelisah
42 Bagian 42 Tampak Berbeda
43 Bagian 43 Bersama
44 Bagian 44 Senandung Si Manis
45 Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46 Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47 Bagian 47 Dilema Orang Tua
48 Bagian 48 Kau Kuat
49 Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50 Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51 Bagian 51 Mantan Suami?
52 Bagian 52 Temuan
53 Bagian 53 Si Manis Marah?
54 Bagian 54 Kau Marah?
55 Bagian 55 Jadi Begitu
56 Bagian 56 Pak Marwan
57 Bagian 57 Bertemu Camer
58 Bagian 58 Menang
59 Bagian 59 Rumah Tania
60 Bagian 60 Keinginan Si Manis
61 Bagian 61 Kedok
62 Bagian 62 Rasa Syukur
63 Bagian 63 Hubungan
64 Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65 Bagian 65 Bagaimana Ini?
66 Bagian 66 Ketemu
67 Bagian 67 Zaki
68 Bagian 68 Akhir Zaki
69 Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70 Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71 Bagian 71 Apa Ini?
72 Bagian 72 Mengharukan
73 Bagian 73 Mahardika
74 Bagian 74 Dia Ya?
75 Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76 Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77 Bagian 77 Kabar Baik
78 Bagian 78 Kembali Pulang
79 Bagian 79 Kau Kembali
80 Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81 Bagian 81 Hiks...hiks...
82 Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83 Bagian 83 Astaga!!!
84 Bagian 84 Ragu
85 Bagian 85 Selesaikan
86 Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87 Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88 Bagian 88 Bertemu
89 Bagian 89 Peringatan
90 Bagian 90 Ugh!!!
91 Bagian 91 Rumah Sakit
92 Bagian 92 Mengikhlaskan
93 Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94 Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95 Bagian 95 Wina
96 Bagian 96 Menemui Dika
97 Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98 Bagian 98 Kediaman Gunadi
99 Bagian 99 Pukulan Dimas
100 Bagian 100 Nasehat
101 Bagian 101 Luka
102 Bagian 102 Meminta Kesempatan
103 Bagian 103 Senyum Dan Benci
104 Bagian 104 Saling Berhubungan
105 Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106 Bagian 106 Kemana Mama?
107 Bagian 107 Pencarian Mama
108 Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109 Bagian 109 Malam Badai
110 Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111 Bagian 111 Sudah Ku Duga
112 Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113 Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114 Bagian 114 Brengsek!!!
115 Bagian 115 Berdiskusi
116 Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117 Bagian 117 Teman
118 Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119 Bagian 119 Cinta
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bagian 1 Tania
2
Bagian 2 Tiga Bintang
3
Bagian 3 Sang Idola
4
Bagian 4 Pria Manis
5
Bagian 5 Kedekatan
6
Bagian 6 Mama Sakit?
7
Bagian 7 Khawatir
8
Bagian 8 Fan Boy
9
Bagian 9 Pantai
10
Bagian 10 Sayang Mama
11
Bagian 11 Cinta
12
Bagian 12 Romi
13
Bagian 13 Menghadiri Pesta
14
Bagian 14 Tak Terduga
15
Bagian 15 Maaf
16
Bagian 16 Makan Siang
17
Bagian 17 Tak Sengaja
18
Bagian 18 Kebetulan
19
Bagian 19 Indra Keluar
20
Bagian 20 Si Kampret
21
Bagian 21 Sampul Yang Manis
22
Bagian 22 Aku Peduli Dan Kau Percaya
23
Bagian 23 Bu Miski
24
Bagian 24 David
25
Bagian 25 Pertama Kali
26
Bagian 26 Dia Putra Ku
27
Bagian 27 Bertemu Kakek
28
Bagian 28 Mendekat
29
Bagian 29 Perhatian
30
Bagian 30 Dimas
31
Bagian 31 Apa Dia Seperti Itu?
32
Bagian 32 Terimakasih
33
Bagian 33 Mimpi Buruk Mama
34
Bagian 34 Kakek Bima
35
Bagian 35 Keputusan
36
Bagian 36 Mencari
37
Bagian 37 Pak Muklis Di Eliminasi
38
Bagian 38 Mama Tania
39
Bagian 39 Permainan Si Manis
40
Bagian 40 Sudah Pasti
41
Bagian 41 Gelisah
42
Bagian 42 Tampak Berbeda
43
Bagian 43 Bersama
44
Bagian 44 Senandung Si Manis
45
Bagian 45 Yang Masih Tertinggal Di Sudut Hati
46
Bagian 46 Tak Ada Yang Tau Isi Sebuah Rumah
47
Bagian 47 Dilema Orang Tua
48
Bagian 48 Kau Kuat
49
Bagian 49 Sungguh Dunia Ini Begitu Sempit
50
Bagian 50 Pesona Dan Ketampanan
51
Bagian 51 Mantan Suami?
52
Bagian 52 Temuan
53
Bagian 53 Si Manis Marah?
54
Bagian 54 Kau Marah?
55
Bagian 55 Jadi Begitu
56
Bagian 56 Pak Marwan
57
Bagian 57 Bertemu Camer
58
Bagian 58 Menang
59
Bagian 59 Rumah Tania
60
Bagian 60 Keinginan Si Manis
61
Bagian 61 Kedok
62
Bagian 62 Rasa Syukur
63
Bagian 63 Hubungan
64
Bagian 64 Siapa Bajingan Ini?
65
Bagian 65 Bagaimana Ini?
66
Bagian 66 Ketemu
67
Bagian 67 Zaki
68
Bagian 68 Akhir Zaki
69
Bagian 69 Kenapa Jadi Begini?
70
Bagian 70 Tak Kunjung Reda
71
Bagian 71 Apa Ini?
72
Bagian 72 Mengharukan
73
Bagian 73 Mahardika
74
Bagian 74 Dia Ya?
75
Bagian 75 Peringatan Dan Kesedihan
76
Bagian 76 Khawatir Sang Teman
77
Bagian 77 Kabar Baik
78
Bagian 78 Kembali Pulang
79
Bagian 79 Kau Kembali
80
Bagian 80 Cara Indra Membungkam
81
Bagian 81 Hiks...hiks...
82
Bagian 82 Bagaimana Bersikap?
83
Bagian 83 Astaga!!!
84
Bagian 84 Ragu
85
Bagian 85 Selesaikan
86
Bagian 86 Dia Menangis Untuk Mu
87
Bagian 87 Kecamuk Di Hati
88
Bagian 88 Bertemu
89
Bagian 89 Peringatan
90
Bagian 90 Ugh!!!
91
Bagian 91 Rumah Sakit
92
Bagian 92 Mengikhlaskan
93
Bagian 93 Sesuatu Yang Belum Bisa Di Katakan
94
Bagian 94 Dia Melukai Dunia Ku...
95
Bagian 95 Wina
96
Bagian 96 Menemui Dika
97
Bagian 97 Anak Muda Yang Bersemangat
98
Bagian 98 Kediaman Gunadi
99
Bagian 99 Pukulan Dimas
100
Bagian 100 Nasehat
101
Bagian 101 Luka
102
Bagian 102 Meminta Kesempatan
103
Bagian 103 Senyum Dan Benci
104
Bagian 104 Saling Berhubungan
105
Bagian 105 Apa Yang Terjadi?
106
Bagian 106 Kemana Mama?
107
Bagian 107 Pencarian Mama
108
Bagian 108 Aku Ingin Berguna
109
Bagian 109 Malam Badai
110
Bagian 110 Dia Tidak Pernah Ke Toilet
111
Bagian 111 Sudah Ku Duga
112
Bagian 112 Khawatir Dan Kegilaan
113
Bagian 113 Tiba Di rumah Rahmat
114
Bagian 114 Brengsek!!!
115
Bagian 115 Berdiskusi
116
Bagian 116 Mencintai Penyelamat
117
Bagian 117 Teman
118
Bagian 118 Kisah Yang Telah Berakhir
119
Bagian 119 Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!