5

Lili mebereskan semua barang barang yang ada dirumah sendiri. dan velo hanya memperhatikan lili, dia tidak menyangka lili juga pandai dalam urusan rumah, orang tuanya sangat pandai dalam membesarkan anak.dan sebenarnya velo belum tau jika lili tidak memiliki keluarga sejak kecil, mungkin jika velo tau dia akan membantu lili mungkin.

Setelah lili selesai dengan pekerjaan nya bunyi tepuk tengan dari atas tangga.

"Lili kau sangat rajin"

"hos hos hos kau hanya tau menyuruh, disini bukan perusahaan dimana kau bisa menyuruh karyawan mu seenaknya tau "

"marah kau marah padaku "

lili yang berjalan kearah tangga dan melewati Velo lalu berkata.

"Marah? aku marah padamu? hah aku tidak mempunyai hak untuk itu"

lili pun berlalu pergi kekamar nya untuk membersihkan diri.

"Velo sialan aku sudah bekerja sangat malam dan ini sudah mau setengah 10 malam dan aku belum ke supermarket aduhhh mana stok habis lagi, aku harus pergi sekarang"

Lili memakai mantel nya dan pergi ke supermarket. Velo yang melihat pun pergi mengikuti istrinya itu.

Sesampainya di supermarket.

"hey navi kenapa pesanan ku belum diantar, kau bilang barang itu sudah sampai? "

"Aduh lili aku sudah bilang barang itu sudah sampai tapi belum diantar kesini, jika sudah aku akan menghubungi mu "

"aduhhh terserah lah, aku mau membeli momo dulu masih ada kan"

"tentu saja aku selalu menyimpan kan 3 untuk mu , karna aku tau kau menyukai makanan itu"

"ahhhhhh terimakasih kau sangat baik, aku ambil ya "

"oh iya li kau selalu memakan itu dari dulu apakah kau tidak bosan? "

"tidak aku sangat menyukai nya rasa nya sama dengan buatan seseorang"

senyum pahit lili tergores di wajahnya.

"oklah makasih yah aku pulang dulu lain kali kesini lagi "

"okeh"

Setelah itu lili berjalan pulang, dan ada sosok pria datang ke supermarket menanyakan makanan yang sama, iya dia adalah Velo.

"permisi kak "

"eh iya ada yang bisa dibantu mas? "

"saya mau pesan makanan yang sama seperti wanita tadi"

"ah wanita tadi? , emmm maaf ya mas makanan itu hanya ada saat sore saja, dan itu sangat antri"

"sebenarnya mkanan apa itu? "

"oh itu, itu adalah makanan khas Jepang mochi hanya saja wanita itu memanggilnya momo, oiya ada yang lain?"

"ah aku nescafe aja ""

"oh baik "

Kemudian Velo pulang dan saat diperjalanan pulang ia melihat lili duduk di tepi danau degan memakan momo sembari menyeka air matanya.

Velo yang melihat hal itu merasa sesak didada nya karena melihat lili menagis, padahal selama ini dia selalu melihat lili yang selalu menebar senyum dan tawanya, ia pun menghampiri lili sambil menyodorkan tisu

"nih"

lili terkejut dan cepat cepat meyeka airmatanya dan mencoba menyembunyikan momo yang ada ditangan nya.

"kenapa, kau tidak mau tisu ini? "

"mau aku mau"

dan Velo pun duduk disamping lili sembari menanyakan beberapa hal.

"kau kenapa? dimarahi bosmu? "

"sok tau "

"tchh, lalu kenapa kau menagis"

"ah apa aku, tidak tidak aku tidak menagis "

"hais kau pikir aku tidak melihat nya, hanya karena segigit mochi itu kau sampai menagis? "

lili yang mendegar ucapan Velo tiba tiba tidak mengeluarkan suara apapun dan hanya air mata yang terus mengalir hingga Velo menyadari bahwa lili sedang menagis lagi.

"hey kenapa menagis lagi, aku salah ucap?

" kau tidak salah, kau tidak akan pernah salah " lili berbicara sembari mwngelap air mata dan juga ingus nya

"ada apa? cerita saja, jika ingin menagis, menagis lah siapa tau aku punya solusi"

"hehehehh kau tau Velo, sampai kapan pun kau tidak akan menemukan solusinya "

"heh tidak mungkin, "

"sok sekali ya "

"aku berniat baik tau"

"eh tunggu kau kenapa bisa ad diluar? "tanya lili sembari mengalihkan pembicaraan

" aaaa akuuu aku tadi melihat pintu tidak dikunci kupikir ada maling jadi aku berkeliling dan melihat mu duduk sendiri tegah malam disini, kau dari mana hemmm"

"hehehhe akuuuuu, akuu aku lapar, ya aku lapar "

"kau berbohong bukan? "

"tidak, kau tidak melihat makanan ini ditangan ku? "

"bukannya kau bisa masak? "

"males"

"ayo pulang disini dingin " ajak Velo

"tidak, aku ingin disini, kau duluan saja"

"aku mengantuk tau, ayo pulang " rengek Velo

"sudah ku bilang ak-- aaaaaa turun kan aku " teriak lili sambil memukul punggung Velo

"sudah ku bilang kau harus pulang, ya pulang "

"tunggu moci ku jatuh "

"kau bisa membelinya besok "

*-*

Velo membawa lili kekamar nya dan menidurkan lili dikasur.

"sudah tidur" titah Velo

"kenapa, kenapa kau hanya diam "

lili masih saja memalingkan wajahnya tanpa melihat Velo yang keluar dari kamar nya. tidak lama pemuda itu membawakan segelas teh hangat untuk lili minum.

"ini minum lah , tadi diluar dingin "

lili masih mengabaikan Velo

"Li kau kenapa? "tnya Velo sembari mengusap kepala lili

" jngn sentuh aku "

"lili kau... heyyy ada apa mengapa kau menagis? apakah karena moci tadi? "

"hiks hiks hiks " lili hanya menagis

"oke oke besok kita pergi beli ya, hanya moci bukan aku bisa membuat nya kau mau? "

"kau tidak tau apa yang aku rasakan jadi lebih baik kau keluar dari sini "

Lili mendorong Velo keluar dari kamarnya.

brak suara pintu tertutup

"lili lili dengar kan aku, ok aku akan kesana untuk membelinya sekarang kau dengar"

Velo pergi untuk membeli moci itu di supermarket tadi

"heh kau pikir semudah itu mendapatkan moci itu, "

lili memaksa dirinya untuk segera tidur.

sedangkan Velo saat ini sedang berada supermarket.

"hy tuan ada yang bisa saya bantu? karena kami sudah tutup " kata pemuda itu sembari memakai helm nya

"begini hos hos aku aku butuh moci yang dibeli gadis yang ku tanyakan di RI mu tadi " tanya Velo yang teregah engah nafasnya karena berlari

"aduhhhh tuan sudah ku katakan moci yang Anda maksud tidak ada jika anda lambat datang kesini "

"apa lalu? jika siang apa ada? "

"tunggu tuan anda ingin rasa yang sama seperti nona tadi itu "

"iya "

"anda kenal lili "

"kau tau namanya, oh ya aku kenal"

"tentu saja lili adalah sahabat saya, sebelum dia menjadi seperti ini dulu saat masih sekolah dia dan saya bekerja disini "

"benar kah, lalu bagaimana degan moci itu"

"emmm begini tuan moci itu tidak banyak dijual, hanya ada beberapa dan yang membelinya juga sangat banyak, dan yang tuan cari adalah moci dengan isian kacang merah dengan irisan rasmeri, dan rasa itu yang paling susah di dapat terkadang ada dan terkadang juga tidak ada "

"begini tuan moci itu hanya dijual saat malam hari, sekitar pukul 7-9 malam, ada pengantar moci itu kesini dan orang nya ganti ganti, mereka bilang mereka hanya mengantarkan saja, jadi jika tuan ingin datang kesini datang lah dijam jam itu, sekarang sudah jam 11 susah tidak ada loh, kalau begitu saya pamit ya "

"ahhh iya iya "

Velo jadi merasa bersalah karena ia telah membuat lili kehilangan kesempatan memakan moci itu. ya walaupun Velo masih binggung kenapa dia menyukai moci itu.

"pantas saja lili selalu keluar jam 9 , ternyata hanya untuk moci itu "

"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!