Lolos kualifikasi, Zastrom mengejutkan semua player game ini. Zastrom yang bukan lah tim besar, memecah rekor menjadi tim pertama dengan peringkat dibawah 150 yang lolos kualifikasi. Kabar yang menggemparkan banyak forum di dalam game.
Banyak komunitas dan penggemar game ini yang mulai tertarik dengan Zastrom. Terutama Tera, yang mulai menjadi sangat terkenal. Tera menjadi buah bibir pembicaraan usai peforma apik nya juga gol nya di kualifikasi kemarin.
Tapi sekarang kualifikasi telah usai. Sejenak tim Zastrom bisa beristirahat mengambil nafas sebelum nantinya memulai kembali pertandingan.
Istirahat yang memang sangat diperlukan setelah menjalani pertandingan keras kemarin.
Tera, Jasmine, dan Kayn memiliki waktu senggang sekarang. Berjalan di hamparan rumput hijau, menikmati angin tanpa harus khawatir dengan pertandingan. Sungguh sebuah relaksasi untuk memulai kembali pertandingan nantinya.
Mereka berjalan menuju bangunan yang tidak asing lagi. Sebelumnya Tera sudah pernah kemari. Bangunan ini adalah Football cafe tempat para maniak sepakbola berkumpul.
"Hari ini timnas Indonesia u-19 bertanding di kualifikasi piala Asia kan?"
"Bener, jadi gak sabar nonton. Pasti antrean hari ini panjang"
Benar saja, antrean cafe panjang membludak. Penonton yang mengenakan atribut timnas. Warna merah berkerumun di dalam cafe.
Saat Tera masuk keruangan, seseorang menyerukan namanya. Entah siapa yang memanggil nya? Dia terlihat asing. Tera tak pernah bertemu dengan nya
"Tera ya? Yang main di Zastrom kemarin waktu kualifikasi kan"
"Ya", Tera mengangguk menjawab pertanyaan itu.
Sepertinya perempuan ini menonton pertandingan kemarin, tapi mungkin hanya melihat berita nya saja. Tak heran jika dia kenal dengan Tera.
"Foto bareng dong!", Perempuan ini langsung mendekati Tera, menggandeng tangan nya dan mengajaknya berfoto bersama.
Tera hanya bisa menerima ajakannya. Dibelakang aura tidak mengenakan dapat terasa. Jasmine seperti nya sangat marah.
"Apaan sih cewek ini", pikir Jasmine sambil mengigit kerah bajunya, dan terus mencemooh perempuan itu dalam hatinya.
Begitu perempuan itu selesai mengambil fotonya. Dia langsung saja mengambil tangan Tera membawa nya ke kursi kosong yang telah dipesan sebelumnya.
"Ada-ada saja tingkah pasangan", Kayn seperti menghilang tidak dipedulikan. Mereka hanya fokus pada diri sendiri.
Lalu seketika lampu ruangan redup menggelap. Cahaya yang tersisa hanya pada layar besar dihadapan. Seketika layar itu menampilkan lapangan hijau.
Pemain timnas masuk kelapangan, diantara pemain itu ada beberapa yang sudah tidak asing bagi Tera.
"Mereka masih bermain ya? Aku harap mereka bisa terus bermain untuk timnas", pikir Tera. Dia menatap ke atas, di dalam kegelapan raut muka sedih disembunyikan. Teman-teman timnas nya dulu sekarang tetap bermain untuk timnas.
Tapi dirinya sekarang hanya dapat menyaksikan. Ingin rasanya dapat kembali bermain, tapi sudah tidak bisa lagi", pikir Tera
"Tera?", Jasmine memanggil nya. Dia melihat tingkah aneh dari Tera yang terus menatap ke atas.
"Tidak, aku tidak apa-apa"
"Kamu ini, masih saja......!"
"Kamu ngomong apa tadi?"
Suara sorakan menutupi pembicaraan mereka. Tidak ada yang bisa didengar Tera.
"Hadirin sekalian! Diharapkan berdiri", lagu kebangsaan Indonesia raya akan berkumandang. Semua penonton baik yang didalam stadion maupun yang ada di cafe ini ikut berdiri. Tak sedikit juga yang ikut bernyanyi bersama.
Singkat cerita, setelah lagu selesai berkumandang. Pertandingan dimulai, hingga akhirnya berakhir dengan kemenangan timnas Indonesia 2-1 atas lawannya.
Pertandingan cukup menghibur. Selesai sudah, semua penonton bubar kecuali Tera, Jasmine dan Kayn yang masih duduk di kursi.
Tera keluar sebentar karena ada yang memanggil nya. Lagi-lagi karena dia yang menjadi topik hangat pembicaraan.
Saat Tera sedang tidak ada. Kayn dan Jasmine membicarakan sesuatu. Mereka terlihat sedikit berbisik, seakan memang merahasiakan nya dari Tera.
"Ini kesempatan mu, tembak saja. Mumpung situasi memungkinkan", ujar Kayn
"Tapi aku gak siap"
"Mau sampai kapan, nanti malah telat. Dia juga tidak tahu siapa kamu"
"Tapi? Gimana cara nya, hati ku masih belum siap"
"Masa bodoh untuk urusan itu, tembak saja!!", Suara Kayn terlalu keras. Dan na'as nya Tera datang disaat yang tidak tepat.
Tera hanya mendengar bagian akhir nya. Membuat nya berpikir sesuatu yang berbeda.
"Gawat, kedengaran Tera!", Pikir Jasmine.
"Kamu mau latihan Mine?"
"Huh? Latihan?"
"Tadi katanya tembak!"
Syukur nya Tera agak bodoh untuk urusan semacam ini. Tapi setelah menonton bola juga yang biasa dibahas tentang bola. Tak heran Tera malah berpikir demikian.
"Ah! Enggak kok", Jasmine bersyukur tidak ketahuan. Dia masih bisa mengelak dari ketahuan.
Tapi Kayn memperburuk keadaan. Entah dia mau membantu atau malah memperparah.
"Ah tidak! Jasmine bilang mau ngomong sesuatu sama kamu Tera", kayn mengedipkan satu matanya, seolah memberikan isyarat kepada Jasmine.
Didalam hatinya Kayn berkata "semangat!", Kepada Jasmine. Dan entah bagaimana Jasmine bisa mengerti itu.
"Semangat matamu! Dasar orang dungu!! Awas aja nanti", pikir Jasmine
Setelah itu dia seperti biasa, Kayn langsung log out. Kebiasaan setelah membuat masalah langsung keluar.
"Malah AFK, Kayn kamu ini keterlaluan", Jasmine terus mencemooh Kayn didalam hatinya
"Ada apa? Mau bicara apa?"
Seketika dia langsung terbata-bata. Tak jelas ngomong apa. Gerakan tangannya juga menunjukkan dia sangat gugup.
Tapi........! "Aku harus memberanikan diri", Jasmine membulatkan tekad nya. Dia ingin mengatakan kepada Tera kebenaran nya. Tentang perasaan nya selama ini
Dengan wajah merah dan lidah yang terbata-bata seakan mengeja bacaan. Jasmine mengatakan nya
"Tera, sebenarnya aku itu...........!"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Tera langsung memotong pembicaraan seakan telah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh Jasmine
Walaupun sebenarnya apa yang dia pikirkan dengan apa yang Jasmine pikirkan itu berbeda
"Aku tahu!"
"Eh? Kamu udah tahu! Sejak kapan"
"Sejak awal!"
"Sejak awal? Sudah ketahuan?"
"Ya! Aku tahu. Kamu itu Shina kan?"
"Eh? Gimana kamu tahu?"
Sekarang semua jadi berantakan. Apa yang ingin diungkapkan oleh Jasmine bukan itu, tapi pembicaraan ini membuat semuanya malah jadi aneh.
"Tunggu! Kok dia tahu? Padahal aku gak pernah ngomong. Dan kenapa bisa padahal bukan itu yang pengen aku omongin"
Acara untuk mengungkapkan perasaan, malah berubah menjadi pengungkapan identitas asli
"Aku pikir kau tidak suka jika aku mengatakan identitas asli mu. Tapi sepertinya kau sudah mau mengungkapkan nya juga"
"Ah enggak....! Bukan itu yang mau ku.....?", Jasmine menghentikan perkataan nya. Dia masih ragu untuk mengatakan nya. Apalagi setelah Tera sadar identitas asli nya. Tapi berkat ini dia juga bisa menahan agar tidak mengungkapkan perasaan nya.
"Bener banget! Kok kamu tau aku Shina sih. Padahal aku gak pernah ngomong"
"Seharusnya kamu juga mengubah cara bicara mu, mudah sekali di tebak. Bisa dibilang insting kiper"
"Tapi kamu bilang dari awal, gimana bisa?"
"Tiba-tiba ngasih hadiah game. Lalu bersama dengan itu saat pertama kali login, kau bertemu dengan ku, melihat status ku, saat itu yang aku pikirkan gadis ini mirip sekali dengan Shina. Mungkin pada saat itu kau tahu kalau tempat kemungkinan pemain baru muncul adalah disana!", Ujar Tera.
Tapi semua itu belum cukup untuk membuat Tera sadar akan identitas asli Jasmine. Yang menyandarkan nya adalah sifat dari Jasmine. Apalagi saat Jasmine dan Shine menyukai club yang sama.
"Lalu yang membuat ku yakin adalah saat kau mengkhawatirkan ku saat menonton timnas tadi. Mungkin karena kau sudah tahu masa lalu ku yang juga seorang pemain timnas."
Tera telah gagal sebagai pemain timnas akibat cidera fatal. Setiap kali mengingat hal itu dia jadi terpuruk. Pada saat terpuruk, hanya Shina lah yang selalu mengkhawatirkan nya hingga sampai membeli kan game ini kepada Tera.
Bahkan saat dia menyamar kan identitas nya sekalipun dia tetap mengkhawatirkan Tera
Lalu Tera mengelus kepala Jasmine sembari berkata
"Terimakasih berkat kau aku bisa bermain bola lagi!"
Senyuman itu. Jasmine sangat senang. Tidak apa dia tidak bisa mengungkapkan perasaan nya kali ini. Asalkan dia terus bisa melihat Tera tersenyum. Dia sudah begitu senang sambil terus mengingat tangisan demi tangisan Terakhir selama ini.
Senyuman itu menghapus segala air mata juga kekhawatiran Jasmine. Atau mungkin sekarang bisa disebut Shina.
"Sama-sama. Selamat datang kembali didunia sepakbola yang baru Tera"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments