BAB 8

Evan memasuki rumah sambil bersenandung membuat Carissa dan Liam saling pandang melihat tingkah anaknya itu. Evan yang tidak menyadari keberadaan kedua orang tuanya sedikit kaget ketika mendengar suara Carissa yang menegurnya.

“*Assalamualaikum* dulu kalau masuk rumah Van, jangan asal masuk aja,” ucap Carissa dengan nada sedikit menyindir.

“Eh ada mama sama papa toh ternyata, aku kira lagi pada keluar,” jawab Evan santai. Evan lalu ikut duduk bersama Carissa dan Liam yang sedang bersantai menikmati cuaca sore saat itu.

“Tadinya memang Papa sama Mama mau keluar, tapi mobil dipake abang kamu ke kantor, ada kerjaan mendadak katanya,” jelas Liam tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca.

“Oh iya aku lupa bilang sama Abang kalau hari ini mau pake mobilnya. Abang gak akan marah sama aku kan, Mah?” tanya Evan sambil berpura\-pura memasang raut wajah sedih ke Carissa. Carissa yang melihat tingkah Evan hanya bisa tertawa kecil.

“Untung aja kamu punya abang kayak Abang Ravi, Van, dia sabar banget sama kamu yang modelannya kayak gini,” jawab Carissa sembari mencubit kecil pipi Evan.

“Tapi Papa mau nanya deh, akhir\-akhir ini Papa perhatiin kamu kayaknya jadi lebih sering senyum\-senyum sendiri. Kamu lagi jatuh cinta ya?” tanya Liam penasaran. Kali ini ia sudah menutup bukunya dan menatap Evan. Carissa jadi ikut penasaran karena pertanyaan Liam.

Evan langsung menoleh setelah mendengar pertanyaan ayahnya dan seketika tertawa renyah. Evan merasa lucu melihat ekspresi penasaran kedua orang tuanya. Baik Liam maupun Carissa, mereka sama\-sama ingin mengetahui jawaban Evan. Mereka terus menatap dengan setengah berharap kepada Evan.

Melihat kedua orang tuanya tidak merespon tawa renyahnya, Evan pun menghentikan tawanya. Evan kemudian mengeluarkan ponselnya. Ia ingin menunjukkan sesuatu kepada orang tuanya. Dibukanya galeri foto ponsel miliknya dan ia memilih sebuah foto disana.

Ia lalu menunjukkan foto tersebut kepada kedua orang tuanya. Dalam foto itu Evan tengah berdiri dibelakang seorang gadis yang duduk disebuah bangku taman. Evan melingkarkan kedua lengannya dileher gadis itu dan mereka berdua tersenyum lebar.

“Cantik kan? Namanya Hana,” ujar Evan dengan senyum penuh bangga. Liam dan Carissa masih memperhatikan foto itu, memastikan apa yang mereka lihat ini tidak salah. Ini benar Hana yang mereka kenal.

Belum sempat Evan menyadari perubahan raut wajah kedua orang tuanya, perhatiannya teralihkan kearah pintu rumah mereka. Terlihat Ravi memasuki rumah sambil memberi salam. “Assalamualaikum, Abang udah pulang nih,” kata Ravi setengah berteriak.

“Abang sini cepet! Aku mau Abang liat juga fotonya, sini cepet!” teriak Evan dari arah taman. Sementara Carissa dan Liam masih terpaku dengan foto yang Evan perlihatkan, Ravi berjalan menuju sumber suara Evan.

“Emang foto apa sih, Van?” tanya Ravi penasaran. Namun seketika ekspresi Ravi berubah setelah melihat foto itu. Ia terdiam. Carissa dan Liam menyadari perubahan sikap Ravi. Mereka tahu, Ravi menyukai Hana.

Carissa menatap Ravi yang masih terdiam. Perlahan ia menyetuh tangan Ravi membuat Ravi menoleh ibunya itu. Ravi tersenyum lemah kepada Carissa, mengisyaratkan dia baik\-baik saja. Sekali lagi, Ravi terlambat.

“Loh kok pada diem? Cantik kan pacar aku?” tanya Evan bingung. Ia menyadari adanya perubahan suasana diantara mereka.

“Kamu kenal Hana darimana, Van?” Liam balik bertanya kepada Evan alih-alih menjawab pertanyaan anak bungsunya itu. Ia tidak ingin Evan menyadari perubahan raut wajah Carissa dan Ravi.

“Dia teman kampus Evan, Pah. Kita pacarana udah hampir tiga tahun deh kayaknya,” jelas Evan kepada Liam. Dada Ravi seperti dihantam palu besar, sangat sakit rasanya. Ternyata sudah selama itu Evan dan Hana bersama.

“Mah, Pah, aku naik ke kamar dulu ya. Capek banget pengen istirahat,” ucap Ravi berbohong. Rasanya ia tidak bisa tetap berada disana saat Evan menceritakan hubungannya dengan Hana. Carissa hanya mengangguk mendengar ucapan Ravi.

...*****...

Ravi berjalan menuju kamar tidurnya dengan langkah kaki yang terasa sangat berat. Sejujurnya ia tidak lelah, namun setelah mendengar ucapan Evan tadi, seketika seluruh tubuhnya menjadi lemas. Hilang sudah kesempatannya untuk bisa mendapatkan hati Hana. Ia bahkan belum memulai.

Ravi tidak pernah menjalin hubungan percintaan seumur hidupnya. Jangan salah paham, banyak wanita yang menyukai dan mendekati Ravi. Tapi tidak satupun yang Ravi tanggapi. Semua baginya sama, hanya teman dan tidak lebih.

Satu-satunya wanita yang dekat dengannya hanyalah Renata, wanita yang sudah berteman lama dengannya. Bahkan Renata pun bagi Ravi hanya seorang sahabat, tidak lebih. Mungkin memang sejak dulu, hanya Hana yang mengisi hatinya.

Ravi berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia memejamkan mata, kembali mengingat awal pertemuannya dengan Hana. Ravi tahu saat itu mereka masih kecil, Hana bahkan masih berusia lima tahun. Tetapi entah mengapa, ada rasa spesial yang ia rasakan terhadap Hana.

Bertahun-tahun tidak pernah bertemu, lantas tidak memudarkan rasa itu di dalam hatinya. Tidak bisa ia jelaskan, namun rasa itu tumbuh perlahan didalam hatinya. Ada rasa hangat yang ia rasakan ketika mengingat Hana. Apalagi setelah bertemu kembali dengan Hana beberapa bulan yang lalu. Rasa itu semakin kuat, ia yakin bahwa kali ini ia menyukai Hana. Ravi berharap bisa memiliki kesempatan untuk bisa lebih dekat lagi dengan Hana.

Namun hari ini kesempatan itu telah tertutup, bahkan sebelum ia memulai. Ia tidak mungkin tetap berusaha mendekati Hana sementara ia sudah tahu Hana adalah kekasih Evan. Tidak sampai hati ia melukai hati Evan, kandungnya sendiri dan tidak mungkin juga ia memaksa Hana untuk membalas perasaannya.

Suara ketukan dipintu mengaburkan lamuna Ravi. Ketika ia menoleh ke arah pintu kamarnya, sudah ada Carissa yang berdiri disana. Ravi tersenyum kepada ibunya, ia tahu Carissa pasti khawatir dengannya.

Ravi mempersilahkan Carissa masuk tanpa beranjak dari tempat tidurnya. Ia masih merasa terlalu lemas untuk sekedar bangun dari pembaringannya. Ia hanya tersenyum lemah ketika ibunya mengusap ubun-ubunnya dengan lembut.

Kini Carissa sudah duduk ditepi ranjang Ravi. Ia tahu saat ini putranya sedang tidak baik-baik saja. Sejak Ravi bercerita mengenai Hana, ia tahu bahwa Ravi menyimpan rasa kepada Hana. Apalagi ketika ia mendapati Ravi diam-diam mencuri pandang kepada Hana saat mereka mengantarkan Hana pulang beberapa waktu yang lalu.

"Kamu gak apa-apa, Vi? Mama tahu kalau kamu menyukai Hana," tanya Carissa dengan lembut.

"Aku bohong kalau bilang aku baik-baik aja, Mah. Ada rasa tidak nyaman disini," jawab Ravi sambil memegang dadanya.

"Tapi aku juga gak bisa ngapa-ngapain kan, Mah. Tuhan sudah mengatur takdirku seperti ini. Mungkin takdirku dengan Hana hanya sebatas pertemuan kami sembilan belas tahun yang lalu," lanjut Ravi berbicara sambil memejamkan mata.

"Mama yakin, suatu saat kamu akan bertemu dengan wanita yang bisa membuat kamu jatuh cinta," ujar Carissa mencoba menghibur Ravi. Ravi hanya tersenyum.

"Eh Mama baru ingat, Renata kabarnya gimana? Atau kamu sama Renata aja gimana, Vi?" tanya Carissa semangat. Ravi langsung menatap heran kepada ibunya.

"Mah, aku cuma anggap Renata sebagai teman dan gak akan pernah lebih dari itu," jawab Ravi dengan santai.

Entah ini sudah kali keberapa ia dengan Renata dijodoh-jodohkan seperti yang Carissa lakukan barusan. Terkadang Ravi merasa heran dengan orang-orang yang sering menjodoh-jodohkan ia dengan Renataa. Karena ia tidak pernah melihat Renata sebagai seorang wanita spesial, ia hanya menganggap Renata sebagai sahabatnya. Bukan sebagai wanita yang bisa ia jadikan pasangan.

Ting!

Tiba-tiba ponsel Ravi berbunyi menandakan ada pesan singkat yang masuk. Ternyata pesan tersbut dari Renata. Ia menanyakan kabar Ravi dan memberi tahukan Ravi kalau ia akan segera kembali ke Indonesia. "Baru juga diomongin," gumam Ravi sambil menatap ponselnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!