Teriakan mulai banyak terdengar di beberapa tempat. Hal tersebut tidak mengejutkan karena satu demi satu para pemain mulai mengerti maksud dari permainan yang sekarang mereka lakukan.
Mereka harus mendapatkan kartu dan menjadi satu-satunya pemenang untuk bisa pergi ke tahap berikutnya.
Beberapa dari pemain mulai mengerti kemampuan dan sistem mereka masing-masing, namun ada juga yang mengerti tentang permainan tersebut di saat dirinya mendekati kematian.
Tenn yang berada di ketinggian sebuah menara di kota yang seperti hantu itu mulai mengamati dengan matanya.
Mata itu adalah mata merah asli miliknya, Magan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Demon Eye.
“Hmm~di sebelah sana ada satu anak yang baru saja mati. Tampaknya dia tidak terbiasa bertarung.”
“Yang itu…uuueek! Sedang apa mereka?! Pemandangan menjijikkan apa itu?!”
“Bisa-bisanya mereka memaksa satu perempuan untuk menemani enam orang berhubungan intim bergiliran begitu. Mereka harus mati setelah ini.”
“Um…tapi di sini, pelecehan seksual tidak dilarang. Ya sudahlah. Anggap saja mereka melakukan cara itu untuk menang.”
“Tapi menjijikkan juga. Kubunuh dari sini saja.”
Tangan Tenn kembali membuat pose seperti akan menembak, namun ada sebuah lingkaran sihir yang muncul mengelilingi tangannya.
“Strzal wiatru (tembakan angin)”
Tenn mulai membuat suara tembakan yang biasa dia buat.
“Bang!”
-Craaat
Pemain yang ditembaknya adalah pemain yang saat itu sedang menggerayangi tubuh korbannya.
“Yeah! Kurasa akan lebih baik jika gadis itu juga mati. Kasihan, dia sudah tidak suci lagi. Mungkin dia akan lebih baik jika mati. Dadah~”
“Bang! Bang!”
-Craaat…
Dari pengelihatannya, Tenn melihat kepanikkan para pemuda yang tersisa.
“Sisanya menyusul segera.”
Selang beberapa waktu, semua pemain di kejauhan tersebut telah dibunuhnya. Tenn dengan cepat pergi menuju lokasi tersebut dan mendarat dengan sempurna.
“Akhirnya mati juga mereka. Memang paling menyenangkan melawan manusia yang tidak tau kapan dia akan diserang ya. Coba kita tanya dulu. Sistem, berapa banyak kartu di tempat ini?”
[4 dari 7 pemain terdeteksi memiliki kartu klondike yang dicari]
“Wow, kemajuan yang bagus! Yosh, kita cari satu per satu…tunggu. Mereka pasti kotor, aku tidak mau menyentuhnya lagi.”
“Pokaz sie ukryty w ciemnosci (tunjukkan dirimu, wahai yang tersembunyi di kegelapan)”
Lingkaran sihir terlihat mengelilingi ketujuh mayat-mayat itu dan muncul empat buah kartu yang melayang.
“Demi saus tartar dalam cheeseburger milikku, kenapa mereka punya kartu bagus begini?!”
[Terdeteksi. “Ace of Spades”]
[Terdeteksi. “Heart 10”]
[Terdeteksi. “Queen of Clovers”]
[Terdeteksi. “Clover 9”]
Keempat kartu-kartu itu terbang menuju tangan Tenn. Setelah diambil, dia langsung memasukkannya dalam saku celananya.
“Aku jenius! Sisa 42 kartu lagi dan ini tidak sesulit itu. Mungkin karena masih level 0 makanya mudah.”
“Membunuh manusia demi kartu sebenarnya tidak baik, tapi karena ini game–...sebentar. Sistem, aku ingin tau bagaimana nasib mereka semua yang sudah kubunuh.”
“Ini berbeda dengan dunia yang kami tau, kan? Apakah jika mati di sini, mereka akan dianggap mati di dunia aslinya?”
Tenn bergumam dalam hati, “Di film dan anime pasti begitu, jadi seharusnya konsep itu juga berlaku.”
[Semua pemain yang mati akan dianggap hilang]
[Data dan ingatan yang tersisa akan semakin menipis hingga keberadaan dan kenangan mereka tidak akan diingat oleh siapapun]
“Dianggap hilang?”
Tenn ingat apa yang terjadi saat dirinya makan malam.
[Sepertinya banyak berita yang harus diliput]
[Akhir-akhir ini, ada kasus orang hilang. Ayah harus mencari sumber informasinya untuk berita utama]
[Yang ini tidak seperti diculik]
Akhirnya, dia sedikit menyadari sesuatu, “Jadi itu maksudnya. Berarti berita yang sedang diliput oleh ayahku adalah berita soal ini. Hmm, aku paham sekarang.”
Tenn melanjutkan perjalanannya melihat-lihat bangunan era Victoria tersebut. Tidak sulit untuknya menemukan pemain lain di sekitar tempat itu. Meskipun luas, tapi dia memiliki kemampuan sihir bawaannya yang bisa dianggap sebuah cheat terkuat saat ini.
Sedikitnya, Tenn sudah berhasil menemukan 23 kartu dari hasil berkeliling dan ‘berburu’ manusia.
Saat ini, Tenn sedang berada di dekat korban lainnya yang baru selesai dieksekusi mati olehnya.
“Ketemu. “Clover 7” ya. Tidak buruk. Ini jadi yang ke-24 dari 52 kartu yang harus aku kumpulkan.”
“Aku tidak tau berapa banyak orang yang sudah mengumpulkan kartunya. Sistem, berapa jumlah pemain yang tersisa dan berapa pemain yang membawa kartunya?”
[Jumlah pemain saat ini ada 21 orang. 10 dari 21 pemain membawa item yang dicari]
“Ada 9 pemain lain yang punya kartu klondike selain aku? Itu tidak masuk–...tunggu, itu masuk akal. Mereka pasti pemain yang sudah memburu pemain lain dan mendapatkan kartunya.”
“Hebat juga mereka. Kupikir manusia biasa tidak suka membunuh orang lain. Mereka mulai mengalami kemajuan rupanya.”
“Kemungkinan para pemain yang membawa kartu klondike itu memiliki dua kartu atau lebih.”
Tenn berjalan sambil berpikir sejenak.
“Jumlah kartu klondike yang tersisa saat ini ada 28 buah. Berarti, aku hanya perlu menemukan 9 orang yang dimaksud dan merebutnya.”
“Untuk 11 pemain yang tersisa…kurasa hanya perlu dihabisi saja.”
Tenn berhenti di depan sebuah teater tua dan melihat sekeliling tempat itu. Ada tiga jalur yang bisa diambilnya jika pergi dari lokasinya sekarang.
“Hmm…yang mana enaknya ya?”
“Sistem, dimana pemain yang membawa kartu klondike? Berapa jarak pemain yang terdekat itu dari tempatku sekarang dan beritaukan informasinya padaku.”
[Mencari pemain terdekat. Pemain ditemukan]
[Code Name: Thumbelina]
[Kemampuan: Menjadi kecil dengan menyakiti dirinya sendiri. Level saat ini 0]
[Status: Hidup]
[Pemain Code Name: Thumbelina berada di jalan sebelah kiri. Lokasinya berjarak 5 meter dari tempat pemain Code Name: Alice Liddell berada]
[Kartu yang dikumpulkan Code Name: Thumbelina berjumlah 4 buah]
“Baiklah, kita pergi ke tempat nona Thumbelina itu.”
Dengan kecepatan lari yang berada di atas manusia normal, Tenn berlari menuju lokasi pemain bernama Thumbelina itu dan betapa mengejutkannya dia saat bertemu dengan seorang…anak kecil!
“Hah?! Bo–...uwaa!”
“Waaa!!!”
Tenn berhenti mendadak seperti kendaraan yang baru direm sebelum kecelakaan maut. Tentu saja tidak ada kecelakaan di sini.
Demon lord itu berhasil berhenti dan berada di jarak yang tidak jauh dari anak kecil itu.
“Kamu…anak-anak kan? Kenapa ada di sini? Dimana ibumu?”
Anak kecil dengan noda darah di pipi dan pakaiannya menangis.
“Hiks…mama! Mama dipukul orang jahat dan…meninggalkan ini untukku. Hiks…”
Tenn berlutut dan melihat empat kartu yang ada di tangan anak itu.
“Wow, bocah! Kamu memiliki kartu yang bagus!” ucapnya senang.
“Mama memberikan ini kepadaku. Katanya aku harus meminta bantuan pada orang lain.”
“Ibumu baik sekali.”
“Apa kakak akan membantuku? Aku ingin pulang.”
“Aku mengerti. Aku akan membantumu.” Tenn mengusap-usap rambut anak itu, sampai akhirnya tangannya berhenti bergerak dan memegang kepalanya. “Aku akan membantumu bertemu dengan ibumu lagi.”
“Tapi…ibu sudah–...”
-Craaaat
Kepala anak kecil itu hancur dan menyisakan leher hingga kaki. Tubuhnya langsung terjatuh dan Tenn berhasil mendapatkan kartunya.
“Akhirnya aku dapatkan juga.” Sebelum Tenn berdiri, dia melihat mayat anak kecil itu. “Aku harap kamu bisa senang bertemu ibumu di akhirat.”
Tenn berdiri dan bertanya pada sistem, “Sistem, ini konyol. Kenapa anak kecil juga bisa ada di dalam permainan ini? Memang seburuk apa selera Wonder itu?”
[Tidak ada kualifikasi khusus untuk menjadi pemain. Informasi dibatasi]
[Jika sudah terpilih, maka akan menjadi pemain di Murder Land]
“Iya tapi bukan anak kecil juga! Populasi Jepang bisa menurun lagi nanti!”
[Tidak ada hubungannya dengan populasi di Negara Jepang saat ini. Tidak ada kualifikasi khusus untuk menjadi pemain]
“Jangan berani membela diri ya. Kamu pikir aku senang membunuh anak kecil.”
[Terdeteksi. Code Name: Alice Liddell tidak merasa bersalah telah membunuh anak kecil]
[Detak jantung normal]
[Denyut nadi dan aliran darah normal]
[Kesimpulan: pemain Code Name: Alice Liddell tidak merasakan emosi berlebihan saat membunuh Code Name: Thumbelina]
Tenn menghujat dalam hati, “Sistem sial!”
Pada akhirnya, Tenn berhasil mengumpulkan 28 kartu klondike dan tersenyum dengan mata merah menyalanya.
“Tapi aku memang harus mengakui, tidak perlu rasa kasihan jika ingin menang. Selama bisa menang, semua pemain adalah musuh.”
“Termasuk anak kecil itu, aku rasa aku tidak masalah jika harus membunuh yang lain.”
Terdengar sebuah notifikasi dari langit untuk semua pemain tersisa.
[Perhatian! Batas waktu permainan dimulai]
[Saat ini, waktu yang tersisa tinggal 05:59:21]
[Jumlah pemain yang hidup: 20 orang]
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
emang apa ngaruhnya nilai dr kartu2 itu?
2024-11-20
1
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
data tidak bisa dibohongi
2024-11-20
1
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
tadi dibilang jenius... dasar labil 🙄🤣🤣🤣
2024-11-20
1