Hari ini Rania terpaksa tidak memakai seragam sekolahnya lagi. Lagi-lagi ia harus absen karena ada keperluan yang menurutnya lebih penting. Kali ini Rania harus berpenampilan rapi dan anggun. Seperti yang Tuan Bagas minta dalam tulisan di selembar uang itu. Rania juga tidak tahu kenapa dia memintanya untuk seperti itu. Selembar uang yang bertuliskan alamat masih ia genggam erat, ia berdiri di depan rumah mewah milik Tuan Bagas. Sebuah istana yang Rania impikan sejak kecil untuk menempati tempat seperti di hadapannya itu.
Kemudian Rania berjalan menuju pintu masuk rumah itu. Rania mengetuk pintunya.
Toktoktok
Bibi pengurus rumah membuka pintunya, kemudian Rania di persilahkan untuk masuk dan duduk di ruang tamu. Ternyata bukan hanya luarnya saja, isi rumahnya pun benar-benar meyakinkan bahwa yang sedang ia masukki adalah istana.
Terlihat seorang pria sedang turun menapaki anak tangga. Rania seketika berdiri ketika melihat pemilik rumah itu datang. Bagas menghentikan langkahnya ketika melihat penampilan Rania hari ini yang jauh lebih cantik daripada kemarin.
Bagas terus memandangi tubuh Rania dari ujung kaki sampai ujung rambut. Bagas sangat terpesona oleh gadis remaja itu. Seketika bagas tersadar, ia tidak boleh tertarik begitu saja oleh gadis miskin seperti Rania. Bagas melanjutkan langkahnya untuk turun.
Bagas mempersilahkan Rania duduk kembali. Tidak lama kemudian, masuk 2 orang pria. Mereka adalah sekertaris Frans dan Brahma ayah Bagas.
Brahma dan sekertaris Frans langsung duduk.
"Jadi ini." Ucap Brahma pada Bagas dengan menunjuk ke arah Rania yang tidak tahu apa-apa.
Bagas menganggukkan kepalanya. Kemudian sekertaris Frans meletakkan beberapa berkas beserta pulpen ke atas meja yang sedari tadi ia bawa. Bagas langsung menandatangani berkas itu. Rania semakin bingung, sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan.
"Kapan pernikahannya akan berlangsung?" Tanya Brahma menatap Bagas dan Rania secara bergantian. Rania di buat kaget dengan pertanyaan yang Brahma lontarkan barusan.
Pernikahan? Siapa yang mau menikah? Gumam Rania.
"Secepatnya." Jawab Bagas dengan cepat.
Rania yang sedari tadi diam mulai membuka suara.
"Maaf tuan, yang di maksud tuan siapa?" Tanya Rania pada Brahma.
"Kamu dan Bagas." Jawab Brahma.
"Saya?" Rania semakin di buat bingung.
"Saya kan sudah janji pada Bagas anak saya, jika dia segera mempunyai istri. Saya akan mewariskan seluruh harta saya kepada Bagas. Dan sekarang, Bagas sudah membawa kamu, calon istri Bagas." Jelas Brahma.
"Tapi.." Belum sempat Rania bicara, tapi Bagas sudah memotong pembicaraannya.
"Terimakasih Pah, Bagas janji akan secepatnya melangsungkan pernikahan ini." Ucap Bagas seraya memegangi tangan Brahma.
"Iya." Jawab Brahma menepuk pundak Bagas pelan.
Kemudian Brahma segera berdiri dari kursinya. Dan pamit untuk pergi karena ada meeting hari ini. Sekertaris Frans yang tadi menjemput Brahma ikut pergi, karena harus mengantarnya kembali.
Di ruang tamu, hanya ada Bagas dan Rania. Rania sudah tidak dapat menahan rasa penasaran atas apa yang mereka rencanakan yang melibatkan dirinya. Baru saja ia akan membuka mulutnya, tapi Bagas sudah terlebih dahulu melemparkan sebuah berkas yang sekertaris Frans berikan sebelum ia pergi. Berkas itu di lemparkan tepat mengenai wajah gadis yang berada di hadapannya.
"Cepat kamu tanda tangani." Suruh Bagas dengan nada tinggi.
"Tapi ini apa, tuan?" Tanya Rania yang memegang berkas itu.
"Tidak usah banyak tanya. Sekarang juga kamu tanda tangan." Suruhnya lagi.
Rania tidak bisa berontak, karena pria ini sudah memberinya pinjaman uang untuk keselamatan ibunya. Rani langsung mengambil pulpen bekas Bagas tadi yang masih tergeletak di atas meja. Tangannya gemetar ketika memegang pulpen. Rania masih ragu untuk menandatangani sebuah berkas yang ia tidak tahu apa isinya. Yang bisa Rania baca di sana hanyalah surat perjanjian.
"Cepat." Bentak pria sombong itu dan berdiri dari kursinya.
Akhirnya Rania menandatangani berkas itu. Bagas langsung merampas berkas itu dari tangan Rania dan tertawa terbahak-bahak.
"Terimakasih gadis bodoh. Sekarang hutangmu sudah lunas." Ucapnya setelah puas tertawa.
Lunas? Kenapa bisa lunas begitu saja? Apa aku baru saja melakukan sesuatu? Gumam Rania.
"Saya tidak mengerti dengan apa yang tuan katakan."
"Terimakasih. Karena kamu, seluruh harta ayah saya akhirnya jatuh ke tangan saya. Besok lusa, kamu akan menikah dengan saya."
"MENIKAH??" Tanya Rania sangat terkejut setelah mendengar ucapan Bagas barusan.
"Iya. Tapi, jangan mimpi kamu akan menjadi istri saya yang sebenarnya. Dengan kamu menanda tangani surat perjanjian itu. Kamu harus taat dengan peraturan yang sudah saya buat dalam surat perjanjian itu." Jelas Bagas pada Rania.
Rania langsung berlutut di kaki Bagas.
"Tuan, saya janji akan melunasi hutang saya. Saya hanya butuh waktu untuk melunasinya. Saya tidak mau jika saya harus menikah dengan tuan, saya masih harus melanjutkan sekolah saya yang tinggal beberapa bulan lagi. Sekolah yang saya pertahankan selama ini demi mendapatkan selembar kertas bertulisan LULUS. Karena itu satu-satunya cara yang menurut saya akan mengubah masa depan saya. Saya mohon tuan." Ucap Rania memeluk erat kaki pria sombong itu.
Bagas mendorong Rania dengan kakinya, membuat tubuh Rania terdorong keras. Pria ini bukan hanya sombong, tapi juga kejam. Rania mulai meneteskan air matanya, merasa dirinya sangat hina di depan pria kejam ini.
"Percuma wahai gadis bodoh. Keputusan saya tidak bisa di ganggu gugat. Sekalipun kamu menangis darah di hadapan saya, saya tidak akan pernah mengubah keputusan yang sudah saya buat." Jawab pria itu dengan egois.
"Kamu baru saja menandatangani surat perjanjiannya. Itu berarti, kamu menyetujui dengan keputusan saya." Lanjutnya.
Kemudian Rania berdiri menghadap pria kejam yang akan merampas hak asasinya.
"Baiklah. Semua itu akan saya lakukan demi ibu saya." Kata Rania pasrah.
"Bagus." Ucap Bagas, bibirnya menyeringai.
Tanpa pamit, Rania pergi meninggalkan pria sombong dan kejam ini. Air matanya menetes tiada henti. Tubuhnya gemetar, kedua tangannya ia kepalkan untuk menguatkan diri dan hatinya. Rasanya Rania ingin menarik ucapannya ketika berpikir bahwa pria ini benar-benar orang baik. Sekarang Rania tahu, sifat asli pria itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
nayla shaliha
ketika harta mulai berbicara
2024-06-07
0
Rafanda 2018
orang kaya memang sombong.semaunya
2024-02-11
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Yang kuat dan tabahnya Rania.. semangat, kau pasti bisa.. sabar dan belajar ikhlas menerima suratan takdir.. Susah susah dahulu baru kemudian memanen bahagia.. Hidup penuh warna warni ujian, masalah dan cobaan,.. sebagai tolak ukur iman kesabaran dan rasa syukur mahabah kita pada-Nya.. Seberapa dirimu kuat bertahan dari kerasnya kehidupan dunia ilusi ini..
Aku yakin pasti kelak kau dan Bagas akan bucin akut dan bisa bersatu langgeng..
bagas dan Rania pasangan yg punya kesamaan hidup yg hampir mirip dg cara yg beda.
2023-09-25
0