Wanita yang sedari tadi duduk di ruang tamu untuk menunggu tuan rumah selesai sarapan itu sudah tidak dapat menahan sabarnya lagi. Sudah 10 menit ia menunggu tapi tuan rumah belum juga selesai. Wanita itu langsung menerobos masuk meninggalkan ruang tamu, tujuannya mau menemui tuan rumah di ruang makan. Tapi hal itu segera di hentikkan oleh 2 pelayan yang kebetulan ada di sana sedang melaksanakan tugasnya masing-masing. Wanita itu di hadang oleh dua pelayan yang menghentikkan langkahnya. Karena ia sudah berani akan mengganggu sarapan tuan rumah.
"Minggir." wanita itu mendorong tubuh pelayan, sehingga keduanya terjatuh ke lantai.
Sementara salah seorang pelayan lain segera memberi tahu kepada tuan rumah, tentang kedatangan wanita itu. Semua pasang mata tertuju pada pelayan yang terlihat panik.
Pelayan itu membungkukan tubuhnya sebagai hormat, "Maaf, tuan. Ada seorang wanita di ruang tamu yang berusaha membuat keributan di rumah ini."
"Siapa dia?" tanya Bagas menatap pelayan itu.
"Saya tidak tahu, tuan."
"Berani sekali dia." ucap Brahma, "Bagas. Segera urus orang itu!" lanjutnya.
"Baik pah." jawab Bagas.
Wanita? Membuat keributan? Siapa dia? Kenapa dia berani sekali membuat keributan sepagi ini di rumah orang?
Rania mengikuti langkah Bagas yang pergi meninggalkan meja makan untuk menemui wanita pembuat keributan. Sampai di ruang tamu, wanita itu sedang di hadang oleh empat pelayan yang berusaha menghentikkan langkahnya.
"Minggir. Aku ingin bertemu dengan Bagas pacarku." bicara wanita itu dengan nada tinggi.
Wajahnya tidak kelihatan karena terhalang pelayan itu. Bagas berjalan mendekati wanita pembuat keributan itu.
"Ada perlu apa kau datang ke rumahku?" tanya Bagas datar ke wanita itu.
Ah, sial! Kenapa tuan Bagas menghalanginya. Aku ingin sekali melihat wajah orang itu.
"Bagas, aku ingin menikah denganmu. Tidak masalah sekarang kau sudah memiliki istri. Karena kau juga tidak mencintainya kan? Aku tahu kau tidak mudah di taklukan oleh wanita manapun."
Apa? Wanita itu mengajak tuan menikah tanpa memperdulikan statusnya sekarang? Dia sebenarnya siapa?
Rania hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.
"Apa kau sudah gila? Hah, kau memang gila." maki Bagas pada wanita itu.
Tapi wanita itu tidak memperdulikan Bagas, ia malah memeluk tubuh Bagas yang belum pernah di peluk oleh wanita manapun, termasuk Rania sebagai istrinya.
Kini Rania bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas.
Bukannya dia wanita yang datang ke acara pernikahan saat itu. Yang berani mengelus pipi Bagas tanpa seijin pemiliknya.
Mata Rania terbuka sempurna menyaksikan adegan yang ada di hadapannya. Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari belakang melantuntan lirik lagu.
"Ku menangissss.... Membayangkan.. Betapa kejamnya dirimu atas diriku. Hahaha."
Rania menoleh ke asal suara, ternyata dia kakak ipar yang kali ini berdiri sampingnya.
"Hey gadis miskin. Lihatlah! Bagas di peluk oleh wanita lain di hadapanmu. Itu sudah menjadi bukti bahwa Bagas memang tidak pernah menyukimu." Arsilla mengompori Rania. Dia pikir Rania akan terbakar api cemburu. Tapi tebakannya melesat. Setelah ia mendengar kalimat yang di ucapkan Rania.
"Kakak ipar yang cantik. Lihatlah!" Rania menunjuk ke arah Bagas, "Suamiku mendorong wanita itu sampai terjatuh di lantai." Bagas memang melakukannya.
"Itu berarti, suamiku tidak punya niat untuk menghianatiku. Wanita itu yang terobsesi dengan suamiku." ucap Rania dengan tenang, tidak lupa senyuman di berikan kepada kakak ipar.
Aku harus bersandiwara lagi, seolah-olah rumah tanggaku dengan Bagas berjalan dengan baik. Meyakinkan kakak ipar bahwa adiknya itu menyukai istrinya. Agar dia tidak semena-mena menghinaku.
Lagi-lagi Rania menang bicara dengan kakak iparnya. Arsilla semakin sebal dengan Rania, gadis miskin anggapannya. Rania pergi meninggalkan Arsilla karena melihat Bagas sudah pergi keluar juga meninggalkan wanita itu yang masih tergeletak di lantai.
Ketika melewati wanita itu. Rania mengulurkan tangannya, berniat membantu membangunkan. Tapi niat baik Rania di tolak mentah-mentah, tangannya di tepiskan oleh wanita itu.
Dasar wanita tidak tahu diri. Sudah mengganggu rumah tangga orang. Di bantu malah menyombongkan diri.
Rania melewati wanita itu begitu saja ketika niat baiknya malah di tolak. Melihat suaminya sudah akan memasuki mobil untuk berangkat bekerja. Rania berjalan setengah lari agar tidak. Terlambat, mobil yang di naiki suaminya sudah jalan di kemudi oleh sang sopir.
Rania berteriak, "HATI-HATI SUAMIKU." tangannya ia lambaikan. Tumitnya ia naikan.
Rania berdiri mematung di sana setelah itu. Melihat mobil itu sampai hilang dari pandangan. Rania menghela nafas panjang. Kemudian tersenyum.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
mang tri
sayang banget ya Rania hrs putus sekolah 😥
2022-09-14
0
Kanthi
Rania km ietri yg baik patuh sabar biarpun km di perlakukan TDK manusiawi ..tp siapa tau HTI orang
2022-01-30
1
Tutun Imam
pak bisma ama ga tau ya klo menantunya di jahatin
2021-12-15
1