Dasar jelek dan dekil!

“Tet ... tot ... waktumu habis!” ucap Arkan setelah menunggu setengah jam, tapi Rose tidak kunjung memberikan keputusan, kemudian ia menyambar surat kontrak yang di pegang oleh wanita tersebut.

“Kenapa kau tidak sabaran sekali sih!” kesal Rose seraya menyambar balik surat kontrak tersebut.

“Dasar otak udang! Kau diberikan kemudahan tapi masih kebanyakan mikir!” sahut Arkan dengan nada jengkel, lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa seraya melipat kedua tangannya di dada, menatap sebal wanita yang duduk di sampingnya itu.

“Mudah kau bilang? Bagiku ini merupakan musibah karena harus menjadi mommy-mommyan untuk anakmu, dan dobel sialnya harus bertemu dengan cowok jelek dan songong kayak kamu!” balas Rose dengan nada sengit lalu mengacungkan jari tengahnya pada Arkan.

“What?!” Arkan tentu saja tidak terima dengan ucapan Rose yang mengatakan kalau dirinya ini ‘jelek dan songong’, padahal di luaran sana banyak wanita yang memuja-muja ketampanan dan kekayaannya, tapi lihatlah wanita yang ada di sampingnya itu malah mencaci makinya, seolah dirinya ini tidak menarik sama sekali dipandangan Rose, atau mungkin mata Rose sudah katarak level akut jadinya tidak bisa membedakan mana tampan dan mana yang jelek!

“Apa, nggak terima? Nggak punya kaca ya di rumah?!” balas Rose ketika melihat respon Arkan yang terkejut dengan ucapannya.

“Cih! Kau sendiri jelek dan dekil, dasar nggak sadar diri!” sahut Arkan tidak terima, menatap tajam Rose yang juga tengah menatapnya.

“Oh ya? Benarkah aku jelek dan dekil?!” Rose menggeser duduknya, mendekati Arkan. “Coba perhatikan wajahku, apakah benar aku jelek?” Tantang Rose seraya memejamkan kedua mata menghadap pada Arkan, tidak lupa dia tersenyum muanis bahkan sangat manis membuat siapa pun akan menjadi diabetes saat melihat senyumannya.

Arkan terkejut sangat kesal dengan tindakan Rose yang begitu berani menantangnya, namun rasa terkejut dan kesalnya menguar begitu saja ketika melihat wajah cantik Rose yang membuat dadanya kembali berdebar-debar.

Arkan meraba dadanya dengan tangan kirinya, ketika dia memperhatikan wajah cantik itu semakin lekat. Wajah cantik Rose sama persis dengan wajah mendiang istrinya, mungkin karena itu dadanya kembali berdebar sebab dia teringat kembali pada mendiang istrinya yang sangat dia cintai. Arkan segera menepis segala perasaan yang hinggap di relung hatinya, dan meyakinkan diri kalau dia tidak mempunyai perasaan apa pun kepada wanita tersebut. Dia hanya mencintai dan menyayangi mendiang istrinya saja.

“Dasar centil!!!” Arkan mendorong kening Rose dengan jari telunjuknya. Lalu mengusapkan jari telunjuknya itu ke permukaan sofa, seolah jijik memegang kening Rose. “Menjauh dariku, dekil!” umpat Arkan menatap Rose penuh emosi.

“Ck! Dasar tukang gengsi! Bibirmu selalu mencaci makiku setiap hari, tapi matamu tidak bisa di bohongi!” balas Rose sambil mengerlingkan nakal pada Arkan.

“Astaga! Kau ini benar-benar centil!” cibir Arkan sangat kesal, sambil memalingkan wajah ke samping kiri, seraya meraba dadanya yang kembali berdetak sangat cepat.

“Jantungku berdetak sangat cepat bukan karena jatuh cinta padanya, tapi karena wajahnya mirip dengan mendiang istriku!” batin Arkan, selalu menepis perasaan yang kembali di relung hatinya.

“Wajar kalau aku centil karena aku wanita normal!” balas Rose seraya membuka surat kontrak yang ada di tangannya. “Setelah aku pikir-pikir, aku akan menandatangani surat kontrak ini, tapi aku tidak ingin berdekatan denganmu, jaga jarak 2 meter dariku! Dan aku akan tetap bekerja seperti biasa, untuk masalah Mika, aku bisa mengatur waktuku,” ucap Rose dengan tegas, melirik tajam Arkan yang duduk di sampingnya.

“Ha ha ha, aku juga nggak sudi berdekatan denganmu! Untuk masalah perkerjaanmu aku tidak peduli, yang terpenting kau akan selalu ada di saat Mika membutuhkanmu! Ingat dan tanamkan di otakmu, kalau kau melanggar kesepakatan kita, maka aku tidak akan segan-segan memenjarakanmu!” balas Arkan, angkuh.

“Hei! Aku adalah tipe orang yang konsisten, jadi kau tak perlu cemas! Dan bagus kalau kau sadar diri tidak mau berdekatan denganku, biasanya seorang duda itu paling nggak tahan kalau lihat perawan ting-ting, apalagi perawannya kayak aku yang cuantik dan sexoy,” balas Rose penuh percaya diri.