Tua-Tua Keladi

Selesai makan malam, Mika mengajak Rose tidur. Sus Riri yang berada di sana tentu saja sangat terkejut dengan Mika yang mendadak jadi gadis kalem, karena biasanya Mika tidak pernah mau menurut kepadanya, dan selalu membuat ulah sebelum tidur. Kehadiran Rose membawa perubahan besar pada Mika.

"Mau di peluk Mommy," rengek Mika pada Rose yang duduk di tepian tempat tidur.

Rose menghela nafas panjang, lalu menatap sus Riri seolah meminta pendapat, dia berharap sus Riri membelanya, tapi sayang wanita berpakaian babysitter itu malah mengagguk dan memintanya merebahkan diri di samping Mika.

"Oke ... Oke ...," dumel Rose di dalam hati, lalu merebahkan diri di samping Mika tepatnya di atas tempat tidur pasien yang super lebar itu.

"Senang sekali di peluk Mommy. Hangatnya." Mika berkata sambil memeluk Rose dengan sangat erat. Rose yang tadinya kesal kini menjadi melow ketika mendengar ucapan Mika yang terdengar menyedihkan.

Rose tidak bisa membayangkan jika berada di posisi Mika. Tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu dari sejak bayi. Meski gadis kecil itu dibesarkan di keluarga kaya raya, tapi tidak menjamin kebahagiaannya.

"Tidur yang nyenyak dan mimpi indahya, anak cantik," ucap Rose seraya mengusap pipi Mika dengan lembut, kemudian semakin mengeratkan pelukannya.

"Iya, Mommy," jawab Mika tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Rose yang sangat mirip dengan Mommy-nya. "Mommy sangat cantik, kalau Mika sudah besar pasti cantik banget kayak Mommy," ucap Mika lagi dengan tulus.

"Iya Mika, sekarang pejamkan mata, dan berdoa di dalam hati agar tidur Mika nyenyak dan nyaman." Rose menjawil hidung mancung Mika dengan gemas, lalu memejamkan mata agar Mika mengikutinya.

Ya Tuhan, terima kasih sudah menghadirkan Mommy untuk Mika. Jangan ambil Mommy-ku lagi Ya Tuhan soalnya Mika sudah berjanji akan menjadi anak yang baik dan tidak akan nakal lagi, amin.

Gadis kecil itu turut memejamkan mata dan berdoa di dalam hati dengan penuh ketulusan dan kepolosan, mungkin jika ada yang mendengar doanya akan menangis.

Sus Riri dari kejauhan terharu menatap Mika yang terlihat bahagia dengan kehadiran Rose. Maka dia pun ikut berdoa agar Rose selalu berada di samping Mika untuk selamanya.

Arkan sudah selesai mengerjakan pekerjaannya, pria tampan dan gagah itu keluar dari ruang kerjanya sambil memijat tengkuknya yang terads kaku. Meski dia mempunyai asisten yang meng-handel pekerjannya, tapi ada beberapa hal yang harus dia kerjakan sendiri.

Pria tersebut berjalan menuju kamarnya untuk bersiap ke rumah sakit. Tak berselang lama dia sudah selesai bersiap. Seperti biasa, Arkan sangat tampan, pria tersebut mengenakan pakaian santai yang membalut tubuh kekarnya.

"Arkan, kamu baru mau ke rumah sakit?! Lalu Mika kalau rewel bagaimana?!" omel Allegra pada putranya yang baru turun dari lantai atas.

"Tenang saja, Ma, di rumah sakit ada wanita itu," jawab Arkan sambil menghampiri ibunya yang duduk di ruang keluarga bersama ayahnya.

"Wanita itu? Siapa yang kamu maksud?" tanya Allegra dan Gerry bersamaan.

"Wanita yang mirip dengan mendiang istriku," jawab Arkan seraya menatap foto pernikahannya dengan mendiang istrinya yang terpajang di dinding ruang keluarga.

"Woah! Jadi kamu sudah menemukan wanita itu?" tanya Allegra lagi untuk memastikan.

"Demi Mika, aku mencarinya!" jelas Arkan agar ibunya tidak salah paham padanya.

"Uh, aku kira karena kamu menyukainya karena wajahnya sangat mirip dengan mendiang istrimu," goda Allegra pada putranya.

"Itu tidak akan pernah terjadi!" balas Arkan seraya berpamitan pada kedua orang tuanya, lalu berniat mencium punggung tangan ibunya, namun tangannya langsung di tepis oleh ayahnya.